---
Intisari-online.com - Fajar menyingsing di ufuk timur, semburat jingga membelai lembut pulau-pulau zamrud khatulistiwa.
Namun, keindahan alam itu tak sebanding dengan nestapa yang dirasakan bumi pertiwi.
Tanah surga yang diberkahi kekayaan alam berlimpah, kini terbelenggu dalam cengkeraman kolonialisme.
Sistem tanam paksa, kerja rodi, dan berbagai bentuk eksploitasi lainnya telah merampas hak-hak dasar rakyat, merenggut martabat, dan membatasi ruang gerak mereka untuk berkembang.
Penderitaan yang mendalam ini, bagai bara api yang membakar semangat juang, perlahan namun pasti, membangkitkan kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan.
Di tengah kegelapan penjajahan, secercah harapan muncul dari kaum terpelajar.
Mereka yang telah mengecap pendidikan modern, baik di dalam maupun luar negeri, mulai menyadari betapa pentingnya persatuan dan kesatuan untuk melawan penjajah.
Nasionalisme, sebuah ideologi yang mengutamakan kesetiaan dan pengabdian kepada bangsa dan negara, tumbuh subur di hati mereka.
Nasionalisme inilah yang menjadi fondasi lahirnya organisasi-organisasi pergerakan nasional, seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam, yang kemudian menjadi alat perlawanan terhadap penjajah.
Budi Utomo, Sang Pelopor Kebangkitan Nasional
Pada tanggal 20 Mei 1908, di Stovia, sekolah kedokteran di Batavia, dr. Soetomo bersama rekan-rekannya mendirikan Budi Utomo, organisasi modern pertama di Indonesia.
Didorong oleh semangat dr. Wahidin Sudirohusodo yang gigih memperjuangkan pendidikan bagi kaum pribumi, Budi Utomo hadir sebagai wadah untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan.
Meskipun pada awalnya Budi Utomo lebih fokus pada isu pendidikan dan sosial, namun organisasi ini memiliki peran penting dalam membangkitkan kesadaran nasional.
Budi Utomo menjadi pelopor, menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mampu bersatu dan berorganisasi untuk mencapai tujuan bersama.
Sarekat Islam, Menggalang Persatuan Umat
Berbeda dengan Budi Utomo yang beranggotakan kaum terpelajar, Sarekat Islam (SI) lahir dari rahim kaum pedagang Muslim.
Berawal dari Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh Haji Samanhudi di Solo pada tahun 1911, SI berkembang menjadi organisasi massa yang bertujuan memajukan perdagangan dan kesejahteraan umat Islam.
Di bawah kepemimpinan HOS Tjokroaminoto, SI menjelma menjadi organisasi yang berpengaruh dan memiliki basis massa yang kuat.
SI berhasil menyatukan umat Islam dari berbagai latar belakang untuk berjuang melawan penjajahan dan ketidakadilan.
Nasionalisme sebagai Api Perjuangan
Nasionalisme adalah ruh yang menggerakkan organisasi-organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo dan SI.
Nasionalisme menanamkan rasa cinta tanah air, rasa senasib sepenanggungan, dan semangat persatuan dalam hati sanubari setiap anggota.
Bagaimana nasionalisme dapat melahirkan organisasi-organisasi pergerakan nasional?
Kesadaran akan Penindasan: Penjajahan yang menindas membuat bangsa Indonesia menyadari bahwa mereka senasib sepenanggungan.
Kesadaran ini menumbuhkan rasa solidaritas dan keinginan untuk bersatu melawan penjajah.
Pendidikan dan Pengetahuan: Kaum terpelajar yang mengecap pendidikan modern memahami pentingnya persatuan dan organisasi dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Mereka menjadi pelopor dan pemimpin dalam gerakan nasional.
Peran Tokoh-tokoh Karismatik: Kehadiran tokoh-tokoh karismatik seperti dr. Wahidin Sudirohusodo, dr. Soetomo, Haji Samanhudi, dan HOS Tjokroaminoto mampu membakar semangat rakyat dan menyatukan mereka dalam organisasi pergerakan nasional.
Faktor Eksternal: Perkembangan dunia internasional, seperti kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905, membangkitkan semangat bangsa-bangsa terjajah di Asia untuk memerdekakan diri.
Organisasi Pergerakan Nasional sebagai Alat Perlawanan
Organisasi-organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo dan SI menjadi alat perlawanan terhadap penjajah melalui berbagai cara:
Pendidikan dan Penyadaran: Budi Utomo fokus pada peningkatan pendidikan dan kesadaran nasional melalui pendirian sekolah, kursus, dan penerbitan surat kabar.
SI juga aktif dalam bidang pendidikan dengan mendirikan sekolah-sekolah dan madrasah.
Pergerakan Politik: SI lebih aktif dalam pergerakan politik dengan mengadakan kongres, demonstrasi, dan menyampaikan tuntutan kepada pemerintah kolonial.
Pengembangan Ekonomi: SI juga berusaha memajukan ekonomi umat Islam dengan mendirikan koperasi dan mendukung pengusaha pribumi.
Persatuan dan Kesatuan: Organisasi-organisasi pergerakan nasional berhasil menyatukan berbagai golongan masyarakat dalam perjuangan melawan penjajah.
Nasionalisme adalah kekuatan dahsyat yang mampu membangkitkan semangat juang suatu bangsa.
Di Indonesia, nasionalisme telah melahirkan organisasi-organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo dan SI yang menjadi alat perlawanan terhadap penjajah.
Melalui pendidikan, pergerakan politik, pengembangan ekonomi, dan persatuan, organisasi-organisasi ini berhasil meletakkan fondasi bagi tercapainya kemerdekaan Indonesia.
*
---