Bocah SD yang Lehernya Digembok Sang Ayah Kelaparan Akhirnya Keluar Rumah Cari Makan
Hasanudin Aco November 17, 2024 10:32 AM

TRIBUNNEWS.COM, MAJALENGKA - Dua bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar SD di Majalengka, Jawa Barat, lehernya dirantai oleh ayahnya sendiri.

Tak Hanya itu, rantai tersebut juga dipasangi gembok besar alias digembok.

Aksi kejam sang ayah tersebut viral di media sosial.

Kedua bocah dengan rantai digembok di leher mereka membuat sejumlah warga di Desa Jatiwangi, Kecamatan Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat terkejut.

Warga mempertanyakan alasan kedua anak itu dipasangi rantai yang ternyata dilakukan oleh sang ayah.

Berdasarkan keterangan kakak beradik ini, penyebabnya adalah keduanya mencuri uang ayahnya sebesar Rp50 ribu untuk jajan.

Sebelumnya, mereka juga dilaporkan kepada ayah mereka karena mencuri uang tetangga.

Polres Majalengka, Jawa Barat, tidak ada pemeriksaan lebih lanjut terkait persoalan ini karena sudah diselesaikan melalui kepala desa.

Polisi pun mengimbau agar orang tua dapat menjaga anaknya masing-masing dan berharap kejadian tersebut tidak terulang.

Duduk Perkara Kasus

Kepala Desa Jatiwangi, Yuda Hendra Saputra, mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (12/11/2024) lalu di wilayah desa yang dipimpinnya.

Menurutnya sang ayah nekat mengikat rantai di leher dua anaknya untuk memberikan efek jera, karena keduanya kerap mencuri uangnya untuk jajan.

"Awalnya, mereka sekeluarga berada di rumahnya, ada ayah, ibu, dan dua anaknya, tetapi ibunya pergi ke rumah neneknya di blok sebelah," ujar Yuda Hendra Saputra saat ditemui di Balai Desa Jatiwangi, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Kamis (14/11/2024).

Ia mengatakan, pada siang hari sang ayah pun berangkat bekerja menjadi sopir odong-odong meninggalkan kedua anaknya di rumahnya.

Namun, sorenya kedua bocah tersebut keluar rumah dalam kondisi leher dirantai dan dipasangi gembok cukup besar, sehingga menarik perhatian warga sekitar.

Rupanya, kedua bocah itu hendak menyusul ibunya ke rumah neneknya, bahkan warga pun terus berkumpul di sepanjang perjalanan hingga tiba di rumah neneknya.

"Kedua anak tersebut kemungkinan merasa lapar karena ayahnya berangkat dari siang dan baru ke rumah neneknya pada sore harinya," kata Yuda Hendra Saputra.

Video berdurasi kira-kira tiga detik mengenai peristiwa itu pun viral di media sosial, dan beredar di aplikasi pesan instan, WhatsApp.

Di video itu, rantai yang menjerat leher dua bocah yang masih duduk di bangku kelas dua dan satu sekolah dasar (SD) tersebut terlihat harus dibuka secara paksa menggunakan tang.

Bahkan, beberapa warga tampak bergantian dan berupaya cukup keras untuk memotong rantai yang diketahui dipasang sendiri oleh ayah kedua bocah tersebut.

Pihaknya yang mendatangi rumah nenek dari dua bocah itu pun langsung membubarkan kerumunan warga setelah melepas rantai menggunakan tang.

Bahkan, ia meminta RT, RW, hingga kepala dusun setempat tidak perlu menyusul ayah kedua bocah tersebut untuk menanyakan tindakannya.

Pasalnya, Hendra mengaku khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sehingga membubarkan warga dan menunggu ayah dua bocah itu hingga pulang bekerja.

"Setelah ayahnya pulang, kami menanyakan baik-baik mengenai alasannya hingga tega merantai anaknya sendiri," ujar Yuda Hendra Saputra.

Hendra menyampaikan, dari pengakuannya sang ayah merantai kedua anaknya untuk memberikan efek jera akibat mencuri uangnya beberapa kali.

Pemerintah Desa Jatiwangi pun mengundang orang tua berikut dua bocah tersebut ke balai desa untuk dimediasi agar peristiwa semacam itu tidak terulang kembali.

"Kami juga memberikan pendampingan di internal keluarganya, dan memanggil mereka untuk saling memaafkan serta ayahnya membuat surat pernyataan tidak mengulangi lagi perbuatan itu," kata Yuda Hendra Saputra.

Kejadian Serupa Terjadi di Batam

AF (13) seorang anak perempuan di Kota Batam Kepulauan Riau juga mengalami hal serupa.

Peristiwa ini terjadi pada Senin, 11 November 2024, sekitar pukul 08.30 WIB.

Leher AF dirantai dengan posisi duduk di sebelah pintu sebuah rumah kontrakan.

Remaja itu terlihat lemas saat ditanya seorang wanita yang disebut sebagai pemilik kontrakan.

Sambil merekam kondisi AF dengan ponselnya, wanita itu tak berhenti menyebut nama anak kandung wanita berinisial JBD (37).

"Diapain kamu sama mama mu?" ujar wanita tersebut.

(Kiri) JBD (37), ibu yang tega siksa anaknya di Batam saat diamankan pihak kepolisian dan (Kanan) Penampakan rantai yang digunakan oleh pelaku.
(Kiri) JBD (37), ibu yang tega siksa anaknya di Batam saat diamankan pihak kepolisian dan (Kanan) Penampakan rantai yang digunakan oleh pelaku. (Kolase Tribunnews.com)

Beredar narasi, tindakan kekerasan tersebut dipicu oleh ketidakjujuran AF mengenai handphone miliknya yang disembunyikan.

Kemarahan JBD memuncak ketika ia menanyakan keberadaan handphone tersebut.

Dalam keadaan emosi, ia memukul AF menggunakan sapu dan rantai besi, serta melilit leher anaknya dengan rantai sebanyak dua kali.

Akibat penganiayaan ini, AF mengalami sejumlah luka, termasuk kepala bocor di sebelah kiri, luka lecet di pelipis kanan, serta lebam di mata kiri.

Selain itu, terdapat luka lecet di tangan kanan dan leher, serta rasa sakit di jari tangan kanan dan kiri.

Kejadian ini terungkap setelah warga setempat melaporkan tindakan kekerasan yang dilakukan JBD kepada anaknya.

Menurut laporan, ini bukanlah pertama kalinya JBD berbuat demikian.

Warga sekitar merasa resah dengan perlakuan JBD terhadap AF, sehingga mereka memutuskan untuk melaporkannya ke pihak berwajib.

Meskipun dikenal sebagai ibu yang sering mentraktir makanan kepada tetangga, sikap JBD kepada anaknya sangat berbeda.

"Biasanya kita nongkrong di warung ini, dan bisa dibilang setelah selesai mengantar anak sekolah, sambil menunggu pulang kita nongkrong di warung," kata seorang tetangga, Kamis (14/11/2024).

"Kadang jajan kita saja bisa sampai Rp300 ribu. JBD ini yang bayarkan. Dia ini orangnya sangat baiklah," sambungnya.

Sumber menceritakan, dari segi ekonomi meski JBD masih ngontrak rumah, namun dia tak kekurangan. 

''Dia inikan sering juga keluar masuk Singapura. Selain itu, suami sirinya juga kerja pelayaran," kata sumber.

Namun, di balik sikap baiknya, beberapa tetangga mengungkapkan, JBD sering marah kepada AF, terutama saat suaminya tidak ada di rumah.

"Kalau suaminya ada, jaranglah kita dengar JBD ini marah. Kalau pun marah, biasalah anak nakal."

"Cuma sejak suaminya berangkat kerja ke luar, di situlah kadang JBD suka marah sampai keterlaluan," bebernya.

Sumber: Tribun Batam/SerambiNews

 

 

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.