SURYA.CO.ID, KEDIRI - Calon Bupati (cabup) Kediri, Deny Widyanarko, mengungkapkan komitmennya untuk memajukan Kabupaten Kediri melalui program pembangunan yang berfokus pada pemberdayaan dusun-dusun.
Pernyataan ini disampaikannya dalam acara silaturahmi dan sarasehan bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat di Kecamatan Kepung, Sabtu (16/11/2024) malam.
Di pilkada Kediri 2024 ini, ada dua pasangan calon yang berkontestasi yaitu nomor urut 1 Deny Widyanarko-Mudawamah dan paslon nomor urut 2 Hanindhito Himawan Pramana-Dewi Mariya Ulfa yang merupakan petahana.
Deny menegaskan akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 300-500 juta per dusun setiap tahun, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kediri yang mencapai Rp 3,6 triliun per tahun.
"Ini adalah komitmen saya untuk membangun Kabupaten Kediri yang lebih maju dan sejahtera. Saya ingin pembangunan yang merata, yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat di tingkat bawah," ujarnya.
Salah satu program yang sejalan dengan visi ini adalah Prodamas (Program Pemberdayaan Masyarakat) yang telah sukses diterapkan di Kota Kediri.
Deny melihat program tersebut sebagai contoh yang bisa diadaptasi di Kabupaten Kediri, di mana masyarakat diberdayakan untuk terlibat langsung dalam pembangunan yang mendukung kebutuhan mereka.
"Kita bisa lihat keberhasilan Prodamas di Kota Kediri melibatkan masyarakat secara aktif. Ini yang ingin saya terapkan di Kabupaten Kediri, agar pembangunan bisa lebih dirasakan manfaatnya oleh warga di tingkat desa dan dusun," tambahnya.
Deny juga menyampaikan kritik terhadap beberapa program pembangunan petahana yang dinilai kurang efektif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satunya adalah pembangunan sentra pedagang kaki lima (PKL) di area simpang lima gumul (SLG) yang hingga kini terbengkalai.
Ia menegaskan, sentra PKL yang dibangun dengan anggaran belasan miliar itu tidak berjalan sesuai harapan.
"Lapaknya sempit, lokasinya kurang strategis, dan jaraknya lumayan jauh dari pusat keramaian di SLG. Program seperti ini perlu dipikirkan lebih matang sebelum dilaksanakan agar anggaran tidak terbuang sia-sia," kritik Deny.
Menurutnya, anggaran yang semestinya digunakan untuk program-program yang bermanfaat bagi masyarakat, seharusnya dialihkan untuk pembangunan yang lebih prioritas, seperti program pemberdayaan dusun-dusun.
"Lebih baik anggaran digunakan untuk program yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat, daripada dipakai untuk proyek yang manfaatnya belum jelas," jelasnya.
Deny juga mengkritisi pembangunan stadion di Barat Sungai Brantas dengan anggaran yang sangat besar, yang dinilai tidak begitu mendesak.
"Stadion yang dibangun dengan anggaran ratusan miliar itu, kemarin saya tanyakan urgensinya apa saat debat, dan dijawab untuk penanganan wabah atau bencana alam, seperti letusan Gunung Kelud," ungkapnya.
"Padahal hal itu belum pasti. Kalau daerah kita rawan bencana, masyarakat justru membutuhkan program mitigasi bencana yang lebih terencana, terutama di wilayah lereng Gunung Kelud," ia menambahkan.
Dalam kesempatan tersebut, Deny berkomitmen untuk memastikan program pembangunan dusun terlaksana dalam dua tahun pertama jika ia sebagai bupati.
"Saya berani berjanji, jika program ini tidak berjalan sesuai rencana dalam dua tahun pertama, saya siap mundur. Saya telah melakukan kontrak politik dengan masyarakat di setiap dusun yang saya kunjungi," tegasnya.
Program pembangunan yang dirancang oleh Deny mendapat dukungan penuh dari masyarakat Kecamatan Kepung, yang mayoritas berprofesi sebagai petani.
Suwarno Joyo Tarsono, salah seorang tokoh masyarakat di Dusun Kepung Tengah, Desa Kepung mengungkapkan bahwa wilayahnya adalah daerah agraris, sehingga program pemberdayaan dusun ini sangat relevan dengan kebutuhan mereka.
"Kami membutuhkan fasilitas pertanian yang memadai dan dukungan berupa alat-alat yang dapat meningkatkan hasil pertanian. Dengan begitu, perekonomian masyarakat bisa tumbuh dan berkembang," kata Suwarno.
Dengan visi dan komitmennya untuk membangun dari bawah, Deny berharap dapat membawa perubahan nyata bagi masyarakat Kabupaten Kediri, serta mewujudkan kesejahteraan yang lebih merata dan berkelanjutan. ****