Kisah Oma Metia, Alumni UI Anak Jenderal Polri era Hoegeng, Kini Hidup Sendirian di Rumah Tua Jaksel
Satrio Sarwo Trengginas November 17, 2024 02:30 PM

TRIBUNJAKARTA.COM - Di masa senjanya, Oma Metia (82) hidup sebatang kara.

Dalam kesehariannya, lansia itu hanya berteman sepi di sebuah rumah tua yang terbengkalai di kawasan Cipete Utara, Jakarta Selatan.

Tak ada keluarga atau sanak saudara yang menemani Oma Metia di rumah itu.

Kisahnya pun viral dan menjadi perbincangan masyarakat. 

Tetangga dekat, Yanto, bercerita Oma Metia telah menempati rumah itu lama sekali, puluhan tahun.

Namun, ia tak mengingat persis kapan Oma tinggal di sana. 

Rumah tua yang terlihat terbengkalai itu merupakan peninggalan dari kedua orang tuanya.

Latar belakang Oma Metia pun sebenarnya berasal dari kalangan berada dan berpendidikan.

Ayahnya, kata Yanto, ialah seorang Jenderal Polri era kepemimpinan Hoegeng Iman Santoso.  

Oma Metia sendiri merupakan alumni SMAN 6 Jakarta Selatan dan lulusan Universitas Indonesia di Fakultas Ekonomi tahun 1959.

Oma Metia ialah anak kedua dari tiga bersaudara. 

"Kakaknya menikah tapi sudah meninggal, tante Meti dan adiknya yang bernama Om Ade tidak menikah. Tapi, sekarang Om Ade juga sudah meninggal," ujar Yanto seperti dikutip dari Youtube @Wandawijaya TV yang tayang pada Selasa (12/11/2024) silam. 

Sepengetahuan Yanto, Oma Metia pernah bekerja di sebuah yayasan. 

Namun, di penghujung usianya, Oma Metia tak lagi memiliki penghasilan. 

Ia mengandalkan kiriman bulanan dari sepupunya. 

Tetangga sekitar juga rutin memerhatikan dan memberikan bantuan kepada Oma.

"Kita juga sering tiap minggu kirim sayur, buah, sering juga istri saya beliin daster," katanya. 

Akan tetapi, Oma Metia tak pernah mau mengenakan daster baru. 

Ia selalu mengenakan daster lama yang dimilikinya di rumah. 

Hidup di rumah tua

Oma Metia hidup di rumah yang tak lagi terawat. 

Jika dilihat dari luar pintu gerbang rumahnya yang tua dan berkarat, rumahnya terlihat besar tetapi terbengkalai. 

Bisa terbayang, rumah itu dahulu salah satu yang terbilang bagus di komplek perumahan itu. 

Meski pekarangan rumahnya cukup luas, tetapi semakbelukar banyak tumbuh di depan rumahnya.

Dedaunan kering berserakan di atap dan halaman.

Rumah itu sudah tak layak ditinggali. 

Selain rumahnya yang sudah tua dan tak pernah direnovasi, bagian dalamnya pun sudah acak mawut alias berantakan bak kapal pecah. 

Oma Metia sempat berbicara dengan tim Wanda Wijaya TV. 

Dari dekat Oma Metia terlihat ringkih, tubuhnya kurus.

Ketika berjalan pun terlihat harus hati-hati. Selain itu saat berbicara mata kirinya sulit untuk terbuka. 

Di lain kesempatan, Oma Metia kemudian mengajak tim untuk melihat kondisi di dalam rumahnya. 

Plafon rumahnya tampak banyak yang sudah hilang. 

Beberapa ember diletakkan di ruang tamu yang bertujuan menampung air hujan karena atapnya sudah bocor.

Perabotan rumah pun tak lagi ditata dengan rapi.

Ketika menengok isi dalam kulkas yang mati, banyak makanan yang sudah busuk di dalamnya. 

Dinding rumahnya juga sudah banyak yang retak.

Lantai rumahnya pun kusam berselimut debu.

Kamar mandinya sudah tak jelas wujudnya. 

Agak membingungkan, di mana Oma Meti akan buang air kecil atau besar dengan kondisi seperti itu. 

Yanto pun sempat membantu membangun sebuah rumah berukuran kecil di pekarangan rumah Oma Meti.

Hal itu bertujuan agar Oma Meti bisa tinggal layak ketimbang tidur di rumah tua itu.

Namun, Oma Meti meminta pembangunan rumah itu dihentikan meski sudah setengah jadi. 

"Udah setengah jalan, tapi susah orangnya. Kalau yang itu rumah induk (rumah tua) kita enggak mungkin lah renovasi pasti ratusan juta itu lah," kata Yanto. 

Oma Meti pun akhirnya mengizinkan tim Wanda Wijaya TV untuk masuk ke dalam melihat kondisi rumahnya yang gelap. 

Tim Wanda Wijaya TV pun berniat kerja bakti untuk membersihkan rumah Oma Meti agar bisa tinggal layak di penghujung usianya. 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

 

 

 

 

 

 

 

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.