Nasib David Beckham benar-benar malang setelah Piala Dunia 1998 bahkan mendapat ancaman pembunuhan. Padahal sebelumnya, dia adalah pujaan. Lalu bagaimana dia mengatasinya?
Artikel ini digubah dari "David Beckham Korban Kemarahan Rakyat Inggris" yang ditulis oleh Yunus di Majalah HAI edisi September 1998
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Anjing menggonggong, kafilah berlalu, begitu kata pepatah. Itulah yang ditunjukkan oleh David Beckham ketika menghadapi hujatan--bahkan ancaman pembunuhan--publik Inggris setelah Piala Dunia 1998 di Prancis. Ketika itu, masyarakat Inggris memang benar-benar kecewa.
Ketika itu Inggris kalah adu penalti dari Argentina. Meski hegitu, Beckham dianggap sebagai biang kerok kekalahannya. Penyebabnya, pria kelahiran London Timur 2 Mei 1975 itu melakukanpelanggaran bodoh terhadap Simeone.
Kartu merah yang dicabut wasit itu diduga menjadi awal petaka buat Inggris yang kehilangan salah satu pilarnya di lini tengah. Memangnya apa jadinya bila Beckham tidak dikartu merah dan bermain sampai akhir?
Inggris akhirnya kalah dan Beckham tidak bisa lari dari tuduhanberbuat tindakan bodoh yang menyebabkan kekalahan timnya.
Mimpi gelandang muda itu hancur berkeping-keping. Yang tersisa hanyalah gugatan dan hujatan publik Inggris yang meminta pertanggungjawaban Beckham. Tapi, setiap kali ditanya wartawan, Beckham yang ketika itu masih 23 tahun selalu bersikap absolutely no comment!.
Sehari setelah Inggris kalah, Beckham malah pergi berlibur ke Amrik bareng Victoria Adams, yang ketika itu masih pacarnya, yang anggota Spice Girls itu. Publik Inggris semakin muntab dibuatnya.
Imbasnya, hujatan semakin deras. Bahkan ada juga yangmengancam membunuhnya segala. Wajar kalau Beckham uring-uringan, kehidupannya jadi tidak tentram. Terlebih ada isu rumahnya akan dijadikan pelampiasan kemarahan hooligan Inggris.
Tebus kekalahan
Tapi tidak semua membenci Beckham, Glenn Hoddle, pelatih Inggris saat itu, salah satunya. Dia mengimbau kepada publik agar tidak hanyamenyalahkan Beckham atas kegagalan itu. Pele, legenda Brasil, dan Alex Ferguson, pelatih Manchester United klub di mana Beckham bermain, juga membela idola remaja itu mati-matian.
Dan tentu saja sang orangtua, Ted. Dia bahkan sampai tidak relamembiarkan anaknya jadi bulan-bulanan, "Dia itu mencintai sepakbola. Setelah kejadian itu, dia tetap ingin kembali berlatih. Makanya, apa pun yang dia lakukan, saya tetap mendukung dia," kata Ted.
Ujungnya, Beckham pun meminta maaf kepada publik, meskipun kekalahan Inggris tak bisa sepenuhnya dibebankan kepadanya. Diamengaku salah mengganjal Simeone. Dan untuk menebusnya, dia berjanji bermain sebaik mungkin di musim selanjutnya.
Omongan itu benar-benar Beckham buktikan. Pada pertandinganperdana Manchester United, di mana ketika itu MU tertinggal 1-2 dari Leicester, Beckham mencetak gol. MU pun terhindar dari kekalahan memalukan di awal musim.
Tak hanya mencetak gol penyelamat, pada pertandingan itu Beckham disebut-sebut sebagai pemain terbaiknya. Sehingga banyak yang kaget dengan penampilan Becks, panggilannya, malam itu.
Teror mental dari pendukung lawan ternyata tidak membuat Beckham down.Justru sebaliknya, Beckham tetap tampil tenang dan konsisten. Bahkan pemain tengah Leicester, Robbie Savage, mengaku kesulitan mengimbangi pemain andalan MU itu.
"Sejak awal, saya memangmeminta mereka untuk memberikan yang terbaik buat tim," ujar Sir Alex.
Masih belum cukup
Tapi penampilan menawan di pertandingan perdana MU belum cukup untuk membungkam para pembencinya. Bagi mereka, kesalahan Beckham tidak termaafkan, membekas dalam menorehkan dendam berlebihan. Apalagi lawannya adalah Argentina.
Beberapa kelompok masih terus meneror pemain yang juga bintang iklan produk perawatan rambut itu. Setiap kali Beckham menyentuh bola, cemoohan seketika membahana memenuhi stadion.
Pertandingan selanjutnya melawan West Ham di Upton Park pada 22 Agustus 1998 diprediksi akan menjadi puncak kebencian para penghujat Beckham. Mereka bahkan disebut sudah menyebarkan pamflet yang isinya menghabisi Beckham pada hari itu.
"Beckham: August 22 - Hell".
Beckham kecut, keluarganya pun kalang kabut. Tapi untung saja Sir Alex Ferguson tak tinggal diam. Dia tentu tak ingin anak asuhnya kenapa-napa. Dia berjanjibakal memberikan pengamanan khusus buat Beckham saat pertandingan berlangsung.
"Saya akan mengirim pasukan untuk mengamankan Beckham," timpal Alex serius ketika itu.
Pihak West Ham, sebagai tuan rumah pertandingan sendiri tidak mau disalahkan jika terjadi apa-apa pada diri pemain yang paling dibenci di seluruh Inggris itu. Jauh-jauh hari, Ian Wright, striker West Ham, menjamin kalau penggemarnya tidak akan mengganggu konsentrasi Beckham saat pertandingan berlangsung.
"Mengkhianati lawan bukan jadi tujuan kami, tapi kami akan buat kejutan untuk Beckham," kata Wright. Yang jelas bukan teror!
Begitulah, hari-hari penuh hujatan pun berlalu. Dan Beckham tetap kokoh berdiri dan memberikan yang terbaik bagi Manchester United. Puncaknya adalahtreble winner bagi MU pada ujung musim 1998/199: Piala FA, tropi Liga Inggris, dan tropi Liga Champions.