TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Pemerintah Kabupaten Kendal melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) melakukan Pelatihan Singkat Bahasa Isyarat bagi Petugas Pelayanan Publik.
Program pelatihan dilakukan sebagai bentuk peningkatan kemampuan kualitas metode pelayanan inklusif.
Pelatihan ini juga telah terintegrasi dengan program sekolah inklusif yang dicanangkan Pemkab Kendal pada tahun 2022.
Adapun sesi pelatihan difokuskan pada materi pembekalan pengetahuan, dan keterampilan dasar bahasa isyarat bagi petugas di bagian pelayanan publik.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kendal Ardhi Prasetiyo menyampaikan, bahwa kegiatan ini sebagai upaya nyata pemberian pelayanan kepada masyarakat yang memiliki kebutuhan khusus seperti dalam bahasa isyarat.
"Tentu ini menjadi bukti bahwa pemerintah memberikan perhatian besar kepada masyarakat, dalam hal pelayanan publik juga memberikan yang terbaik kepada masyarakat terutama berkebutuhan khusus di bidang komunikasi,"
"Semoga langkah ini menjadi awal baik dalam memberikan pelayanan publik kepada seluruh masyarakat," ujar Ardhi Prasetiyo, Minggu (17/11/2024).
Pihaknya berharap dengan adanya pelatihan secara singkat ini, dapat memberikan pengalaman baru dan menambah pengetahuan di bidang komunikasi terutama bahasa isyarat.
"Semoga apa yang nantinya dibagikan oleh narasumber, dapat menjadi bermanfaat dan sebagai pelayan publik mulai bisa memberikan pelayanan kepada saudara kita yang berkebutuhan khusus di bidang komunikasi," imbuhnya.
Mentor pelatihan, Rahmayna Kentiasih memberikan tips dan trik saat berkomunikasi dengan orang berkebutuhan khusus.
Menurutnya, diperlukan keahlian agar apa yang diinginkan orang tersebut bisa dipahami dengan mudah. Sehingga tidak terjadi salah tangkap informasi di antara kedua belah pihak.
"Ada cara khusus bagaimana ungkapan suasana hati mereka. Termasuk bagaimana kita belajar penyampaian angka dan alfabet," sambungnya.
Kasi Pelayanan Umum Kecamatan Rowosari, Siti Mukayanah pun merasa terbantu atas pelatihan ini.
Ia yang tak pandai berkomunikasi dengan orang berkebutuhan khusus, kini mendapat secercah ilmu untuk diaplikasikan.
"Saya baru pertama kali ikut. Ini sangat membantu bagi kami yang bekerja di bidang pelayanan publik mendapat ilmu baru dan nantinya dapat digunakan dalam melayani masyarakat atau pemohon yang disabilitas," jelas Siti Mukayanah. (ags)