Pantas Publik Murka, Kata Pengamat Soal Kasus Ivan Sugianto: Amarah Setara dengan Penderitaan
Azis Husein Hasibuan November 18, 2024 04:30 AM

TRIBUN-MEDAN.com - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel turut menyoroti kasus Ivan Sugianto pengusaha Surabaya viral paksa siswa sujud dan menggonggong.

Reza menilai wajar jika publik marah setelah menyaksikan cuplikan video yang beredar di media sosial.

"Kok sampai hati orang dewasa bapak-bapak yang marah ke anak sedemikian rupa anak orang lain pula yang tidak pantas," kata Reza dikutip dari akun Youtube Diskursus Net.

Namun, Reza menilai ada penyebab Ivan Sugianto murka. Kecuali, pengusaha tersebut pengidap gangguan jiwa atau dipengaruhi narkoba sehingga perilakunya tidak bisa diduga.

"Kalau kita asumsikan laki-laki ini orang normal tidka punya gangguan jiwa tidak mabuk, saya tidak percaya sekonyong-konyong tak ada angin dan hujan langsung murka," kata Reza.

Reza mendapatkan informasi peristiwa itu berawal adanya saling ledek. Anak Ivan Sugianto diledek oleh anak lain yang akhirnya disuruh sujud dan menggonggong.

"Saya bayangkan ada tidaknya kemungkinan amarah sedemikian hebat justru sebagai respon reaksi pasca-anaknya mungkin perlakuan amat sangat tidak menyenangkan," kata Reza.

BENARKAH Ivan Sugianto Pakai Pemeran Pengganti Saat Ditangkap? Wajahnya Beda, Tampak Lebih Kurus
BENARKAH Ivan Sugianto Pakai Pemeran Pengganti Saat Ditangkap? Wajahnya Beda, Tampak Lebih Kurus (KOLASE/TRIBUN MEDAN)

"Amarah itu mungkin setara dengan penderitaan dengan kesedihan, dengan ketakutan, dengan kesengsaraan yang dialami anaknya jadi setara," ujarnya.

Ia pun menduga anak pengusaha tersebut menjadi korban perundungan yang sangat menyakitkan sehingga orangtua korban murka luar biasa.

"Kalau amarah si bapak ini berawal dari peristiwa bullying, kurang proporsional bapak ini jadi satu-satunya pihak kita hujat ,kejam dan maki habis-habisan mungkin ini tanda petik reaksi peristiwa pendahuluan," katanya.

Menurut Reza, kasus tersebut sudah melebar dan mirip dengan kasus guru Supriyani di Konawe Selatan.

Reza mengatakan suatu kasus yang tidak ditangani dengan benar sejak awal maka menjadi atensi publik.

Kondisi Ivan Sugianto

Polrestabes Surabaya memastikan kondisi Ivan Sugianto, pengusaha Surabaya yang ditangkap polisi usai viral memaksa siswa SMA Gloria 2 sujud dan menggonggong, tak berbeda dengan tahanan lain. 

Ivan Sugianto akan menghuni ruang tahanan Polrestabes Surabaya tanpa fasilitas istimewa. 

Hal ini ditegaskan Kasubag Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanty Nainggolan menanggapi tudingan dari netizen yang menyebut Ivan bakal tetap hidup enak di penjara, karena kenal banyak pejabat di kepolisian.

Rina memastikan Ivan akan tidur di ruang tahanan tanpa kasur, dan tidak terpasang AC.

"Fasilitasnya cuma makan dua kali sehari. Bisa ditanyakan orang yang pernah masuk penjara," ucapnya.

Rina juga menanggapi kabar yang viral di media sosial X (Twitter) yang meragukan apakah sosok yang ditangkap itu benar-benar Ivan.

Keraguan ini muncul karena beredarnya foto-foto Ivan sebelum terlibat masalah dengan sejumlah pejabat kepolisian.

Bahkan, ada netizen yang berlagak seperti ahli cocoklogi, mencocokkan ciri-ciri Ivan dari foto-foto lamanya dengan penampilan saat ditangkap.

"Tugas polisi adalah melakukan penindakan hukum. Mau netizen bilang kami bagaimana, itu urusan netizen. Mau kami klarifikasi kayak gimana, tetap nanti blunder sama netizen," kata Rina.

Rina lantas menegaskan proses kedatangan Ivan hingga ditahan di Polrestabes Surabaya bisa disaksikan banyak awak media.

Semua Wartawan diperbolehkan mengambil foto dan video Mulai turun dari mobil lalu masuk diperiksa di kantor Reskrim unit  Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), hingga dikeler masuk tahanan.

"Soal katanya itu pakai stuntman, itu pakai orang-orangan, atau apa, silahkan. Yang pasti kami sudah laksanakan tugas, dia (Ivan Sugianto) sudah ditahan di Polrestabes Surabaya," ujarnya.

Di bagian lain, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto memastikan tersangka kasus ini hanya Ivan seorang.

"Saat ini ya," ucapnya.

Namun, tak menutup kemungkinan jumlah tersangka akan bertambah. Mengingat Ivan saat bersikap arogan di Sekolah Kristen Gloria 2 mengajak teman-temannya.

Dirmanto meminta masyarakat belajar dari kasus Ivan Sugianto.

Sebagai orang tua harus bijak. Jika anak sedang konflik dengan teman sebaya tidak perlu ikut membuat situasi menjadi makin keruh.

"Kami mengimbau kepada masyarakat apabila anaknya bersiteru anak atau kasus anak dengan anak, Monggo diselesaikan dengan kepala dingin. Kalau antar sekolah Monggo diselesaikan dengan kepala dingin. baik itu sekolahnya, orang tuanya. Tidak perlu dan tidak perlu menambahi panas suasana," ucapnya.

Kasus ini bermula dari Ivan bersama sejumlah temannya mendatangi SMA Kristen Gloria 2 untuk melabrak seorang siswa berinisial EH.

Peristiwa itu terjadi pada 21 Oktober 2024 di depan gerbang sekolah.

Ivan marah karena merasa anaknya di SMA Cita Hati dihina sejumlah siswa SMA Kristen Gloria 2, terutama korban berinisial EH.

Ivan menyebut EH mengolok-olok anaknya mirip pudel atau anjing. Ivan memaksa siswa tersebut berlutut, meminta maaf, dan menggonggong.

Keributan itu disaksikan orang tua EH. Ibu EH sampai tak pingsan. Pihak sekolah kemudian mengajak Ivan dan korban untuk mediasi.

Ivan saat mediasi meminta EH untuk kembali berlutut, minta maaf, dan menggonggong seperti anjing.

Berdasarkan itu SMA Kristen Gloria 2 membuat laporan pengaduan masyarakat ke Polrestabes Surabaya.

Ternyata Ivan saat menyuruh EH bersujud, meminta, dan menggonggong di depan gerbang sekolah ada yang merekam.

Rekaman itu tersebar viral di media sosial hingga ada desakan untuk mengusut tuntas kasus ini. 

Ivan akhirnya ditangkap dan ditetapkan tersangka. 

(*/ Tribun-medan.com)

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.