Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-online.com - Fajar menyingsing di ufuk timur, menandai awal babak baru bagi Indonesia.
Di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, Indonesia mulai menata kembali puing-puing masa lalu, merajut mimpi untuk membangun bangsa yang lebih maju dan sejahtera.
Seperti seorang arsitek yang merancang bangunan megah, pemerintah Orde Baru merumuskan sebuah cetak biru pembangunan yang kokoh, yang kemudian dikenal sebagai Trilogi Pembangunan.
Tiga pilar utama menjadi tumpuannya: stabilitas nasional yang dinamis, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
Trilogi ini bagaikan tiga serangkai yang saling terkait, membentuk sinergi untuk mencapai tujuan mulia: mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Stabilitas Nasional yang Dinamis: Pondasi Kokoh untuk Pertumbuhan
Ibarat kapal yang mengarungi samudra luas, stabilitas menjadi kunci untuk mencapai tujuan.
Tanpa stabilitas, kapal akan mudah oleng diterjang badai dan gelombang. Begitu pula dengan pembangunan suatu bangsa.
Stabilitas nasional yang dinamis menjadi pondasi yang kokoh bagi Indonesia untuk melaju di tengah arus global yang penuh tantangan.
Pemerintah Orde Baru menyadari betul pentingnya stabilitas.
Berbagai upaya dilakukan untuk menciptakan keamanan dan ketertiban, baik di bidang politik, sosial, maupun ekonomi.
Dwifungsi ABRI, yang menempatkan militer sebagai kekuatan pertahanan sekaligus kekuatan sosial politik, menjadi salah satu instrumen penting dalam menjaga stabilitas nasional.
---