Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Ahya Nurdin
TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Kisruh 24 Siswa SMAN 1 Jalancagak Subang yang tak masuk Data Pokok Pendidikan (Dapodik) mulai disoroti oleh Komisi V DPRD Jabar, yang akan segera memanggil Dinas Pendidikan Jawa Barat dan KCD Purwasuka.
Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi V DPRD Jabar, Zaini Shofari.
"Kami dari Komisi V DPRD Jabar aka segera memanggil Kadisdik Jabar beserta KCD Purwasuka untuk mengetahui akar permasalahan 24 siswa Ciater yang sekolah di SMAN 1 Jalancagak tak masuk Dapodik," ujar Zaini Kepada Tribunjabar, Senin(18/11/2024)
Menurut Zaini, permasalahan ini tidak boleh dibiarkan begitu saja dan harus secepatnya diselesaikan karena hal tersebut menyangkut masa depan pendidikan ke 24 anak tersebut.
"Kita belum mengetahui pasti mengapa ha tersebut terjadi. Namun menurut KCD hal tersebut terjadi akibat kelalaian orangtua siswa yang mendaftar siswanya lewat jalur offline bukan online," katanya
"Namun apapun permasalahanya, kita akan coba selesaikan dan akan secepatnya memanggil pihak terkait,"ucapnya
Permasalah ini sebenarnya tak perlu terjadi, kata Zaini, jika pihak sekolah selektif dalam program PPDB, karena sudah sesuai kuota.
"Permasalah ini kemungkinan pihak sekolah menerima murid melebihi kuota rombongan belajar atau kelas yang terdata dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik)," katanya
Ia mengatakan, jika sekolah menerima siswa lebih dari kelas yang terdata dalam Dapodik justru membuat masalah pada sekolah bersangkutan.
"Jika terjadi kelebihan siswa di luar kelas Dapodik maka nama siswa tersebut tidak terdaftar secara nasional. Dengan demikian, sekolah bisa mendapat nilai merah dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah," katanya.
Ia mengimbau seluruh sekolah di Jabar untuk melakukan PPDB sesuai kuota yang sudah ditetapkan meski harus diakui ada sekolah favorit yang membuat pendaftar di sekolah itu membludak.
"Berhubung PPDB menggunakan sistem zonasi maka pemerintah juga harus menyesuaikan pembangunan infrastruktur sekolah," ungkapnya
Ia juga mengimbau orang tua murid agar mendaftarkan anaknya di sekolah sesuai sistem zonasi. Menurut dia, saat ini tidak ada lagi sekolah favorit dan tidak favorit karena semua kualitas sekolah sama.
"Zaman sekarang mau sekolah negeri atau swasta sama-sama baik. Tergantung anaknya mau belajar atau tidak, itu yang harus dipahami oleh orang tua," pungkasnya(