TRIBUNSUMSEL.COM - Oma Metia (82), anak Jenderal Polri era kepemimpinan Hoegeng Iman Santoso yang hidup sebatangkara di rumah terbengkalai kini mendapatkan bantuan.
Diketahui, Oma Metia ditemani sepi hidup di rumah tuanya di Kawasan Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang sudah usang tak terawat.
Kisahnya yang viral di media sosial mengundang perhatian dan empati dari banyak orang, terutama tetangga sekitar yang berharap agar pemerintah segera turun tangan membantu meringankan beban hidupnya.
Sebelumnya, warga sempat membantu membangun sebuah rumah berukuran kecil di pekarangan rumah Oma Meti.
Hal itu bertujuan agar Oma Metia bisa tinggal layak ketimbang tidur di rumah tua itu.
Namun, Oma Meti meminta pembangunan rumah itu dihentikan meski sudah setengah jadi.
"Udah setengah jalan, tapi susah orangnya. Kalau yang itu rumah induk (rumah tua) kita enggak mungkin lah renovasi pasti ratusan juta itu lah," kata Yanto, tetangga Oma Metia.
Pembangunan rumah awalnya berasal dari sepupu Oma Metia yang dititipkan melalui tetangga Oma Metia, Yanto.
Yanto pun diminta mengawasi pembangunan rumah itu.
Kini para konten kreator bekerjasama dengan RT setempat untuk melakukan pembersihan di kediaman oma Metia.
Ketua RT hingga tetangga berusaha untuk membujuk oma Metia agar menerima tawaran bantuan.
"Kok sampai panggil pak RT," kata Oma Metia saat didatangi Teten, ketua RT, dilansir dari Youtube Bang Boy TV pada Sabtu, (16/11/2024).
"Mudah-mudahan bu Meti mau dan terbukalah untuk menerima bantuan dari teman-teman," ujar pak RT.
"Kalau itu (rumah dibangun warga) gak usah lah kan gak dipakai," ujar Oma Metia.
Ternyata bukan tanpa alasan, Oma Metia menolak dibantu untuk dibuatkan pembangunan rumah kecil di sebelah rumah tuanya.
Oma Metia mengingat bahwa umurnya sudah tak lama lagi.
"Saya pikir gini, saya kan sudah tua sebentar lagi mati, jadi ngapain gitu," ujar Oma Metia sambil tertawa.
"Kan sayang uangnya," sambungnya.
Lansia lulusan UI ini berdalih takut jika pindah ke rumah lain, sehingga kekeh tak mau dibantu.
"Enggak, saya tuh takut tinggal di luar, rasanya takut ah," ungkap Oma Metia.
Oma menyarankan agar rumah tuanya diperbaiki bagian genteng saja, mengingat atapnya bocor setiap hujan turun.
"Mending gentengnya aja yang diperbaiki, kalo disana takut pak," katanya.
Meski belum mendapatkan lampu hijau, ketua RT bersama RW dan para konten kreator lainnya akan tetap membersihkan rumah tersebut.
"Kita bersihkan kalau bisa, Alhamdulilah temen-temen bantu kerja sama," kata Teten.
"Semoga semuanya lancar ya pak berjalan bisa rapi dan kita berharapnya bisa pindah nih," ungkap Bang Boy.
Adapun rumah di kawasan Cipete Utara itu penuh dikelilingi tanaman hingga akar pohon yang menjulang tinggi.
Jika dilihat dari luar pintu gerbang rumahnya yang tua dan berkarat, rumahnya terlihat besar tetapi terbengkalai.
Bisa terbayang, rumah itu dahulu salah satu yang terbilang bagus di komplek perumahan itu.
Di dalamnya, ada beberapa ember diletakkan di ruang tamu yang bertujuan menampung air hujan karena atapnya sudah bocor.
Perabotan rumah pun tak lagi ditata dengan rapi.
Ketika menengok isi dalam kulkas yang mati, banyak makanan yang sudah busuk di dalamnya.
Ternyata terdapat satu kamar yang tak pernah di buka oleh Oma Metia selama 25 tahun.
Ketika dibuka, kamar tersebut penuh berisi kenangan masa lalu keluarga oma Metia.
Terdapat foto-foto album, kursi roda hingga barang-barang peninggalan lainnya.
"Ya Tuhan, itu ada kursi roda. Banyak banget barang-barang yang enggak terpakai ini. Astagfirullah," ujar Bang Brew.
Ia melihat banyak tumpukan buku-buku yang berdebu.
Buku-buku tersebut diduga merupakan buku milik Oma semasa menjadi mahasiswa di Universitas Indonesia.
"Mungkin buku-buku itu saat Oma mengenyam pendidikan dari Universitas Indonesia. Mudah-mudahan teman beliau melihat ini. Jadi ternyata buku-buku ini yang disebut rahasia kali ya," tambahnya.
Sehari-hari Oma Metia hanya ditemani sepi bersama seekor kucing kesayangannya yang diberi nama Cicil dan Mona.
Dulu Berpendidikan
Wanita paruh baya yang disapa Oma Metia ini ternyata memiliki latar belakang dari kalangan berada dan berpendidikan.
Oma Metia merupakan anak dari seorang Jenderal Polri era kepemimpinan Hoegeng Iman Santoso.
Hal itu diungkap oleh Yanto, tetangga sekitar rumahnya di kawasan Cipete Utara, Jakarta Selatan saat didatangi
Sepengetahuan Yanto, Oma Metia pernah bekerja di sebuah yayasan.
Oma Metia juga merupakan alumni SMAN 6 Jakarta Selatan dan lulusan Universitas Indonesia di Fakultas Ekonomi tahun 1959.
"Dia orang berada lah, bapaknya polisi Jenderal, keluarganya dari pegawai negeri, tante Meti sendiri pernah kerjanya di Yayasan, jadi tahu sendiri duitnya," ungkap Yanto, dilansir dari Youtube Bang brew Tv.
Oma Metia sendiri mengaku mengenal Dora Marie Siregar, ibunda dari Presiden Prabowo.
"Ibunya dulu kan guru bahasa Inggris di UI, ibunya Prabowo namaya siapa ya lupa," beber Oma Metia.
Dalam kesehariannya, lansia itu hanya berteman sepi dengan seekor kucing di sebuah rumah tua yang terbengkalai.
Oma Metia telah menempati rumah itu lama sekali, puluhan tahun.
Oma Metia ialah anak kedua dari tiga bersaudara.
Namun, kehidupannya berubah hingga rumah tersebut tak terawat setelah adiknya meninggal dunia.
"Persisnya sih gaktahu, tapi kayaknya pas adiknya meninggal, sudah gak ada yang bantuin bersih-bersih," ujar Yanto.
Kini, Ia mengandalkan kiriman bulanan dari sepupunya.
Tetangga sekitar juga rutin memerhatikan dan memberikan bantuan kepada Oma.
"Kita juga sering tiap minggu kirim sayur, buah, sering juga istri saya beliin daster," katanya.
Akan tetapi, Oma Metia tak pernah mau mengenakan daster baru.
Ia selalu mengenakan daster lama yang dimilikinya di rumah.
(*)
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com