BANJARMASINPOST.CO.ID - Kejadian viral di media sosial, kasus carok berlatar belakang Pilkada 2024 di Sampang baru-baru ini bikin geger.
Pada aksi carok itu, seorang relawan dan saksi salah satu paslon Pilkada Sampang, Madura menjadi korban pembacokan.
Korban dikeroyok oleh lima pria yang membawa celurit di halaman yang dikelilingi rumah.
Aksi pembacokan tersebut menjadi sorotan karena terjadi saat sedang menggelar hajat Pilkada menentukan pemimpin.
Berikut daftar fakta soal pembacokan relawan salah satu paslon Pilkada Sampang, Madura:
Sosok korban kasus pengeroyokan dan pembacokan menggunakan senjata tajam ini adalah Jimmy Sugito Putra.
Ia merupakan warga sekitar lokasi kejadian, Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura.
Jimmy adalah relawan dan saksi dari paslon Pilkada Kabupaten Sampang nomor 2, Slamet Junaidi-Ahmad Mahfudz (Jimad Sakteh).
Pembacokan terhadap Jimmy terjadi setelah kunjungan Cabup Slamet Junaidi ke salah satu kiai di Desa Ketapang Laok, Minggu (17/11/2024) sore.
Sikap Jimmy yang mendukung paslon JImad Sakteh bertentangan dengan mayoritas sikap politik warga di kampungnya yang mendukung paslon nomor 1, KH. Muhammad Bin Muafi Zaini dan H. Abdullah Hidayat.
Pada kunjungan Cabup Slamet ke Ketapang Laok, sempat terjadi cekcok hingga mendatangkan warga.
Sementara, di tengah suasana tidak kondusif, Slamet pergi meninggalkan lokasi.
Ketua DPD Partai Nasdem Sampang, Surya Noviantoro, mengatakan, awalnya rombongan Slamet sempat dicegat.
Namun setelah berunding, akhirnya Slamet bisa bebas pergi.
"Setelah ada negosiasi, akhirnya Pasangan Calon kami bisa diamankan dan keluar dari lokasi," ujar Surya dikutip dari TribunMadura.
Setelah itu, Jimmy menjadi sasaran warga yang mencegat Slamet.
Jimmy pun dikerubungi pria bercelurit seperti pada video yang viral di media sosial.
Jimmy yang tidak bersenjata dihajar celurit hingga tersungkur dan luka di sekujur tubuhnya.
Celurit para pelaku berdarah sambil sesekali diacungkan ke atas.
"Kericuhan itu akhirnya menimbulkan korban jiwa, korban merupakan pendukung Paslon Jimad Sakteh," terang Surya.
Surya sebagai Ketuad DPD NasDem Sampang dan Ketua Tim Pemenangan Jimad Sakteh, mengutuk keras penyerangan berujung pembunuhan tersebut.
Polisi diminta bertindak menangkap para pelaku, termasuk dalang di baliknya.
"Kami tim pemenangan Jimad Sakteh mendesak Kepolisian agar segera menindak tegas pelaku sekaligus otak kejadian tersebut," tegas Surya.
Kasi Humas Polres Sampang, Ipda Dedy Dely Rasidie, membenarkan peristiwa yang terjadi diwilayah hukumnya tersebut. Namun ia belum bisa menjelaskan secara detail.
Kabar terbaru, pada Senin (18/11/2024), pelaku belum ditangkap.
"Untuk pelaku masih belum diamankan," ujar Dedy.
Sebagai tindak lanjut, pihaknya juga telah membuat laporan polisi model A, dan akan melakukan otopsi terhadap korban. Sehingga untuk keterangan lainnya menunggu hasil pemeriksaan.
"Kami akan berupaya untuk melakukan pengungkapan pada peristiwa ," pungkasnya.
Di sisi lain, Kepala Humas RSD Ketapang, Sampang, Syafril Alfian Akbar mengatakan bahwa, pasca kejadian itu korban sempat dibawa ke RSD Ketapang pada 16.10 WIB, Minggu.
Saat itu kondisi korban masih sadar namun, berlumuran darah karena dalam pendarahan aktif.
Akan tetapi, berselang beberapa menit kondisinya terus menurun. Korban mengalami sejumlah akibat senjata tajam seperti, di bagian muka, punggung, dan tangan.
"Pada pukul 17.15 wib, korban akhirnya meninggal dunia dan korban sudah diantarkan ke rumah duka," kata Syafril kepada TribunMataraman.