GridHEALTH.id – Asam urat adalah kondisi kesehatan yang sering terjadi akibat penumpukan kristal asam urat di persendian, menyebabkan nyeri, bengkak, dan peradangan.
Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, tetapi pria memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan wanita.
Mengapa demikian?
Berikut ini penjelasan selengkapnya.
Wanita memiliki hormon estrogen yang membantu menjaga kadar asam urat dalam tubuh tetap stabil.
Estrogen membantu ginjal membuang asam urat lebih efektif, sehingga kadar asam urat pada wanita cenderung lebih rendah dibandingkan pria.
Pada pria, hormon yang mendominasi adalah testosteron, yang tidak memiliki efek serupa dalam membantu pembuangan asam urat, sehingga pria lebih berisiko mengalami penumpukan asam urat.
Konsumsi alkohol, makanan tinggi purin (seperti daging merah, jeroan, dan makanan laut), serta minuman manis dengan fruktosa tinggi lebih umum ditemukan pada pria.
Semua faktor ini dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
Terlebih lagi, kebiasaan merokok yang lebih umum pada pria turut memperburuk kesehatan ginjal, sehingga proses pembuangan asam urat menjadi kurang optimal.
Pria yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat asam urat cenderung lebih berisiko mengalaminya dibandingkan mereka yang tidak memiliki riwayat keluarga.
Dalam beberapa kasus, faktor genetik ini membuat tubuh lebih sulit mengeluarkan asam urat, sehingga lebih mudah menumpuk di dalam tubuh.
Setelah usia 40 tahun, banyak pria mulai mengalami penurunan fungsi ginjal, yang dapat mempengaruhi kemampuan tubuh dalam membuang asam urat.
Wanita biasanya mengalami kenaikan risiko asam urat setelah menopause, ketika kadar estrogen menurun, tetapi pria memiliki risiko lebih awal.
Asam urat lebih sering terjadi pada laki-laki karena perbedaan hormonal, gaya hidup yang berisiko, faktor genetik, dan risiko yang meningkat seiring usia.
Untuk mengurangi risiko, penting bagi pria untuk menjaga pola makan yang sehat, mengurangi konsumsi alkohol, dan rutin memeriksakan kadar asam urat.
Dengan begitu, risiko asam urat dapat diminimalisir, dan kesehatan sendi dapat terjaga lebih baik.