SajianSedap.com-Anda tentu sudah akrab dengan jahe bukan?
Kombinasi rasanya yang unik antara pedas, hangat, dan sedikit manis paling terasa ketika dimasukkan dalam hidangan.
Ketika dikonsumsi, rasa pedasnya memberikan sensasi hangat di mulut, sementara nuansa manisnya memberikan sedikit kelembutan pada rasa pedasnya.
Namun selain untuk kuliner, ini juga populer dalam hal pengobatan karena kandungannya.
Itu termasuk seperti karbohidrat, serat, protein, mineral seperti zat besi dan potasium, serta vitamin seperti vitamin C yang sangat baik untuk tubuh.
Sehingga ahli sangat menyarankan rajin mengonsumsinya, seperti yang populer adalah berupa air jahe.
Air jahe adalah minuman herbal sederhana yang banyak orang suka menyesapnya hangat-hangat.
Tapi tahukah Anda bahwa tak semua orang dapat dengan tenang mengonsumsi air jahe.
Ini karena jahe justru bisa membahayakan orang-orang dengan kondisi kesehatan seperti berikut ini. Yuk simak!
Berikut sejumlah kondisi yang tak dianjurkan untuk makan atau minum jahe:
Namun, penderita diabetes perlu memantau kadar gula darahnya dengan cermat jika mengonsumsi jahe dalam jumlah besar.
Mereka yang rutin minum obat diabetes, seperti insulin atau obat antidiabetes oral, pun wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum mulai mengonsumsi jahe.
Konsultasi bertujuan untuk mengetahui dosis obat dan jahe yang perlu diminum agar gula darah tetap stabil dan tidak anjlok.
Penyakit asam lambung adalah kondisi saat cairan asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan.
Dipicu pola makan tak teratur dan stres, penderita umumnya akan merasakan gejala seperti nyeri panas di dada atau heartburn setelah makan dan memburuk ketika berbaring.
Dikutip dari Medical News Today, asupan jahe berlebihan dapat memperburuk gejala asam lambung.
Bukan karena jahe meningkatkan tekanan darah, melainkan efeknya yang dinilai cukup efektif dalam mengontrol tensi.
Faktanya, beberapa penelitian, seperti penelitian pada 2019 yang diterbit dalam Phytotherapy Research menunjukkan, jahe dapat menurunkan tekanan darah pada orang dengan hipertensi.
Namun, orang yang rutin minum obat untuk mengendalikan tekanan darah tinggi dan mengonsumsinya bersama jahe, justru berisiko membuat tensi anjlok.
Oleh karena itu, perlu konsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk menyesuaikan dosis obat maupun jahe yang akan dikonsumsi.
Hemofilia adalah kondisi medis saat darah sulit membeku. Gangguan ini ditandai dengan kemunculan banyak memar, nyeri dan pembengkakan sendi, serta darah yang tak berhenti mengalir saat terluka.
Jahe memiliki sifat antikoagulan atau pengencer darah yang ringan, sehingga dapat meningkatkan risiko pendarahan pada orang dengan hemofilia.
Sebab, rutin mengonsumsi jahe bersamaan dengan obat-obatan tersebut berpotensi memperkuat efek pengencer darah.
Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat memperburuk pendarahan atau memar yang berlebihan pada tubuh.
Warfarin atau aspirin sendiri biasanya dikonsumsi oleh orang dengan penyakit jantung koroner, gangguan irama jantung, serta pasca-operasi penggantian katup jantung, untuk mencegah pembekuan darah.