TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dalam upaya mengenalkan budaya Indonesia kepada dunia, mahasiswa Negeri Katulistiwa membawa budaya Indonesia ke Sekolah Dasar Taiwan. Kegiatan ini diikuti oleh Achmad Roghib Mabrur, salah satu amghota PPI Dunia.
Mabrur menunjukkan peran aktif mereka melalui program Hands Together. Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa internasional untuk mengajar Bahasa Inggris di sekolah-sekolah dasar Taiwan, termasuk di Yong Long Elementary School, Taichung.
Achmad Roghib Mabrur sendiri merupakan mahasiswa program Master of Agricultural Economic and Marketing di National Chung Hsing University (NCHU) sekaligus putra daerah Banyuwangi. Dirinya memperkenalkan berbagai kekayaan budaya kota dengan julukan Republik Kopi tersebut bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Banyuwangi yang ke-253 .
Beberapa budaya mulai makanan hingga tarian khas khas kota yang dijuluki sebgai Republlik Kopi tersebut diperkenalkan. Sebut saja Pecel Pitik, Kopi Osing, Durian Merah, Tari Gandrung, Barong Kemiren, hingga alat musik Angklung.
"What is Pecel Pitik Teacher," tanya seorang pelajar.
"Pecel pitik adalah makanan yang terbuat dari ayam di panggang dengan beberapa bumbu khas masyarakat suku Osing Banyuwangi yaitu dicampur secara menyeluruh sehingga menjadi makanan yang begitu nikmat dan lezat," jelas Mabrur dengan semangat.
Dirinya menyampaikan presentasi melalui gambar. Ia bahkan membawa Udeng (ikat kepala khas suku Osing) dan batik Banyuwangi ke dalam kelas sebagai bagian dari materi pembelajaran.
Mabrur, menampilkan beberapa video menarik, seperti proses membatik, Tari Gandrung Sewu, Barong Kemiren, dan pembuatan Kopi Luwak.
Melalui kegiatan ini, Mabrur tidak hanya memperkenalkan tradisi, kuliner, dan seni Indonesia, tetapi juga menjadi duta budaya yang menjembatani hubungan antara kedua negara.
“Ini pengalaman pertama saya mengajar Bahasa Inggris di sekolah dasar Taiwan. Selain menyenangkan, saya juga mendapatkan wawasan baru tentang sistem pendidikan di sini yang sangat fokus pada pengembangan siswa,” ujar Mabrur (18/12/2024).
Kegiatan ini sendiri merupakan bagian dari kerja sama antara Office of International Affairs (OIA) NCHU dan Yong Long Elementary School. Para relawan yang berasal dari berbagai negara, termasuk Taiwan, Indonesia, Slovakia, Jerman, dan Prancis, diberi waktu 45 menit setiap sesi untuk mengajar sambil memperkenalkan budaya masing-masing.
Kegiatan OIA NCHU diharapakan dapat menginspirasi siswa-siswi Indonesia yang tergabung dalam PPI Dunia untuk semakin terbuka terhadap keberagaman budaya dunia. Diharapkan hal tersebut dapat memotivasi rekan-rekan mahasiswa Indonesia lainnya untuk terus aktif memperkenalkan budaya Nusantara di wilayah internasional. (*)