Penyakit Misterius Muncul di Uganda, Orang yang Terjangkit Demam dan Menari-nari Tanpa Henti
AbdiTumanggor December 21, 2024 11:30 PM

TRIBUN-MEDAN.COM - Penyakit misterius Dinga Dinga muncul di Distrik Bundibugyo, Uganda.

Orang yang terjangkit merasakan demam dan menari-nari tanpa henti.

Republik Uganda adalah sebuah negara di Afrika Timur. 

Negara ini mendapat julukan "Mutiara Afrika" oleh Winston Churchill.

Negara ini berbatasan dengan Kenya di sebelah timur, Sudan di utara, Republik Demokratik Kongo di barat, Rwanda di barat daya, dan Tanzania serta Danau Victoria di selatan. 

Penyakit misterius ini menyerang manusia terutama wanita dan anak perempuan, dan ditandai dengan gejala gemetar tubuh tak terkendali, demam dan kelemahan ekstrem, dan imobilitas mirip kelumpuhan, penderita sulit melakukan gerakan dasar seperti berjalan. 

Dilansir Times of India, Sabtu (21/12/2024), hingga kini, sekitar 300 kasus telah dilaporkan di Bundibugyo. Namun, belum ada laporan kematian.

Sebagian besar pasien pulih dalam waktu seminggu dengan perawatan yang tepat.

Petugas kesehatan sedang menyelidiki penyebab penyakit ini.

Sampel dari individu yang terinfeksi telah dikirim ke Kementerian Kesehatan Uganda untuk analisis.

Sementara itu, terapi antibiotik yang digunakan dalam perawatan pasien dan menunjukkan hasil yang menjanjikan.

Dr. Kiyita Christopher, Pejabat Kesehatan Distrik, menyarankan penduduk untuk mencari perawatan di fasilitas kesehatan resmi daripada mengandalkan pengobatan herbal yang tidak terverifikasi.

“Tidak ada bukti ilmiah bahwa obat herbal dapat menyembuhkan penyakit ini. Kami menggunakan pengobatan khusus, dan pasien biasanya sembuh dalam waktu seminggu,"ujarnya.

"Saya menghimbau masyarakat setempat untuk mencari pengobatan di fasilitas kesehatan yang ada di dalam distrik," tegas Christopher. 

Penyebab pasti Dinga Dinga belum diketahui.

Spekulasi berkisar dari infeksi virus hingga faktor lingkungan lainnya, namun belum ada kepastian.

Kondisi ini hampir sama dengan "Wabah Menari" tahun 1518 di Strasbourg, Perancis, di mana orang menari tanpa henti selama berhari-hari tanpa alasan yang jelas.

Masyarakat diimbau untuk mewaspadai gejala awal, seperti demam, dan tubuh gemetaran, serta segera mencari bantuan medis.

Ratusan Orang Menari-nari Tanpa Henti

Ratusan orang di Distrik Bundibugyo, Uganda bergoyang tak terkendali akibat penyakit Dinga Dinga.

Dikutip dari CNBCTV18, Sabtu (21/12/2024), penyakit Dinga Dinga ini muncul pertama kali pada awal 2023 dan kini masih diawasi secara ketat oleh otoritas kesehatan setempat.

Sejak awal kemunculannya, dilaporkan sudah ada 300 kasus orang terkena penyakit ini, dengan sebagian besarnya adalah perempuan dewasa dan anak-anak.

Lantas, apa itu penyakit Dinga Dinga? Dan apa penyebabnya? 

Secara lokal, istilah Dinga Dinga sendiri mempunyai arti “gemetar seperti menari”.

Sesuai namanya, penyakit Dinga Dinga ditandai dengan tubuh gemetar hebat, bergoyang, dan berguncang tak terkendali.

Hal tersebut membuat penderita Dinga Dinga tidak bisa beraktivitas dengan normal.

Bahkan untuk berjalan pun, mereka memerlukan bantuan orang lain.

Selain itu, mereka yang terkena penyakit ini bakal mengalami demam tinggi, tubuh lemah secara ekstrem, hingga kelumpuhan.

Beberapa gejala fisik lain dari penyakit Dinga Dinga adalah sakit kepala, batuk, hingga hidung yang berair. 

Penyebab pasti dari penyakit ini masih misterius alias belum diketahui, sehingga masih diteliti lebih lanjut oleh Kementerian Kesehatan Uganda.

Meski demikian, tidak ada kasus kematian akibat penyakit itu sejauh ini. Hingga kini, juga belum ada kasus yang dilaporkan terjadi di luar Distrik Bundibugyo. 

Dilansir dari Business Today, Sabtu (21/12/2024), pihak berwenang secara aktif menyelidiki apakah patogen pernapasan seperti influenza, Covid-19, malaria, atau campak mungkin bertanggung jawab atas penyakit ini.

Namun, kondisi ini masih belum teridentifikasi karena masih menunggu hasil laboratorium.

Seorang pasien berusia 18 tahun mengatakan, dia merasa lemah dan lumpuh dengan tubuhnya bergetar tak terkendali setiap kali dia mencoba berjalan.

“Itu sangat mengganggu. Saya dibawa ke Rumah Sakit Bundibugyo untuk mendapatkan perawatan, dan puji Tuhan, saya sekarang baik-baik saja,” ucapnya.

Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, otoritas kesehatan setempat merekomendasikan untuk menjaga kebersihan dengan baik.

Selain itu, mereka juga menyarankan kepada masyarakat agar menghindari kontak dengan individu yang tertular dan segera melaporkannya kepada tim kesehatan terdekat jika merasakan gejala.

(*/tribun-medan.com/Kompas.com)

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.