NEW YORK - Pemerintah
Rusia menilai
Ukraina telah menjadi peluang yang menguntungkan bagi produsen senjata Barat, yang mendapat untung dari pasokan senjata yang memperpanjang konflik.
Penilaian itu disampaikan Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia. Berbicara dalam pengarahan Dewan Keamanan PBB, Nebenzia menuduh negara-negara anggota NATO mengeksploitasi konflik di Ukraina untuk memperkaya industri pertahanan mereka.
”Sudah diketahui umum bahwa Ukraina telah menjadi tambang emas sejati bagi kompleks industri militer [AS dan Inggris] dan sekutu-sekutunya. Namun, perusahaan-perusahaan Amerika-lah yang paling banyak mendapat untung dari konflik tersebut,” tegasnya, yang dilansir
Russia Today, Minggu (22/12/2024).
Diplomat Rusia itu menuduh negara-negara Barat lebih mengutamakan keuntungan ekonomi daripada perdamaian.
“Menurut data terbaru, setengah dari total penjualan senjata pada tahun 2023 diproses oleh 41 perusahaan AS dari 100 perusahaan teratas. Mereka menerima USD317 miliar, atau 50% dari pendapatan penjualan senjata global,” kata Nebenzia.
Perwakilan Rusia di PBB mengutip laporan terbaru dari Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), yang mencatat bahwa pendapatan gabungan dari 100 produsen senjata terbesar di dunia pada tahun 2023 mencapai USD632 miliar.
“Akan sangat naif untuk berharap bahwa para pedagang yang tidak bermoral ini, yang telah merasakan nikmatnya uang, akan menyerah menaiki kereta gravy ini demi orang-orang Ukraina yang malang itu,” katanya.
Nebenzia melanjutkan dengan menyatakan bahwa perusahaan militer Barat sering bertindak dalam persekongkolan dengan rezim Kyiv, dengan mengutip contoh 25 firma lobi dan konsultan asing yang mulai mewakili kepentingan Ukraina tanpa biaya setelah konflik dimulai.
Dia secara khusus menyebutkan BGR Government Affairs, yang pimpinannya secara terbuka mengadvokasi peningkatan bantuan militer ke Kyiv dan yang juga mewakili Raytheon Company, pemasok senjata utama AS.
Nebenzia juga menuduh bahwa kompleks industri militer AS mendanai lembaga
think tank, yang kesimpulannya kemudian dikutip oleh media.
Pada hari Rabu, Kementerian Pertahanan di Moskow melaporkan bahwa Ukraina menembakkan enam rudal ATACMS sumbangan AS dan empat rudal jelajah Storm Shadow buatan Inggris, ke pabrik kimia Kamensky di Wilayah Rostov di Rusia selatan.
Pada hari Jumat, sebagai balasan atas serangan itu, militer Rusia menegklaim telah menyerang pusat komando Ukraina dan menargetkan instalasi sistem rudal antipesawat Patriot yang dipasok AS.
Rusia secara konsisten menyatakan bahwa bantuan Barat tidak dapat mencegah pasukan Moskow mencapai tujuan operasi militer mereka atau mengubah hasil akhir konflik. Moskow berpendapat bahwa dengan mendukung Kyiv, Barat hanya memperpanjang konflik.