SURYA.co.id, PONOROGO - Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq, menyebut bahwa penggundulan hutan adalah salah satu penyebab banjir Ponorogo.
Hanif yang juga Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) itu mencontohkan penggundulan itu salah satunya terjadi di hutan yang berada di kawasan waduk Bendo, Ponorogo.
“Ya pengundulan tadi. Karena sedimentasinya terjadi lumayan lama, dan lahan pertaniannya seperti ini,” ungkap Hanif Faisol Nurofiq saat mengunjungi Kabupaten Ponorogo, Sabtu (21/12/2024).
Dia menjelaskan bahwa informasi yang dia terima bahwa saat ini yang menjadi Heliped di Desa Ngindeng Kecamatan Sawoo Ponorogo adalah hutan lebat, kemudian digunakan untuk pembangunan sehingga dilakukan cutting.
“Tapi harus dikembalikan fungsi hutannya, karena pinjam pakai lahan ini atas nama Bupati, atas nama pemkab (Pemerintah Kabupaten) Ponorogo,” sambungnya.
Dia berharap Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko bisa memimpin pengembalian catchment area di kawasan hutan itu. Hanif mengaku ada tolok ukurnya.
“Tolok ukurnya, ketika hujan deras mengguyur wilayah setempat, tidak akan terjadi banjir,” tambahnya.
Padahal, jelas dia, data yang ada pada Minggu (15/12/2024) malam dan Senin (16/12/2024) hujan di Ponorogo tidak terlalu besar, hanya 5 sampai 9 ml per jam.
“Yang terjadi di daerah ini tidak sanggup menahan air. Jadi ada catchmen yang perlu perhatian serius.Ini nggak luas ya, jadi ketika catchment ini dikembalikan ya langsung kelihatan. Tandanya, hujan seberapa pun itu tidak akan banjir," terangnya.
Hanif memperkirakan pengembalian daerah tangkapan air itu bisa dilakukan kurun waktu lima tahun. Itu sesuai masa jabatan kepala daerah.
"Paling lima tahun saja ini bisa selesai lah, masa jabatan bupati kan lima tahun. Kita harus sama-sama kerja keras," ungkapnya.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko pun siap atas tugas yang diberikan menteri.
“Siap secepatnya bisa dikembalikan,” pungkas Sugiri Sancoko.