Pihak keluarga buka suara terkait kejadian yang disebut bentrokan warga dengan pekerja proyek di Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang menewaskan AS (41). Keluarga menyebutkan kejadian maut itu bukan bentrokan, melainkan pengeroyokan terhadap AS.
"Usia almarhum kakak saya 41. Itu bukan bentrokan, tapi penyerangan yang mengatasnamakan warga, mereka oknum yang minta jatah," kata adik ipar AS, Halimatussadiyah atau Imah (34), kepada wartawan, Minggu (22/12/2024).
Imah menerangkan, saat itu AS dihubungi oleh temannya untuk diminta mencarikan orang yang bisa membersihkan lahan kosong di daerah Kebon Kacang, Tanah Abang. Singkat cerita, pada 5 Desember 2024, pekerja proyek itu sudah bekerja di lahan tersebut dan AS, disebut Imah, hanya mengawasi.
"Awalnya kakak saya dihubungi oleh teman hajinya kalau butuh orang untuk membersihkan lahan kosong di daerah Kebon Kacang Tanah Abang karena temannya itu tahu kalau kakak saya Ustad Madura yang punya banyak kenalan dan dikenalkan ke salah satu pemborong," kata Imah.
"Pada 5 Desember 2024, mulailah dia bekerja, dan si pemborong selalu mengajak kakak saya ke lokasi dan diminta bantuan untuk terus ikut mengawasi. Waktu kerja dimulai dari jam 08.00 WIB dan berakhir di jam 17.00 WIB sore," sambungnya.
Imah mengatakan pekerjaan yang dilakukan para pekerja proyek itu berupa pembersihan lahan, termasuk pemotongan pohon dan pembuangan sampah. Dia mengatakan sampah di lahan tersebut sudah menggunung dan pembersihannya menggunakan ekskavator yang masuk pada malam hari.
"Pekerjaan pembersihan lahan itu termasuk pemotongan pohon dan pembuangan sampah. Lahan itu sudah lama kosong, sampah menggunung karena dijadikan tempat pembuangan sampah oleh masyarakat sehingga pembersihan harus menggunakan ekskavator," kata Imah.
"Tapi agar tidak mengganggu ekskavator baru masuk ke lahan di malam hari, tanggal 10 Desember 2024, dan tidak pernah keluar dari lokasi lahan kosong tersebut," tambahnya.
Imah menambahkan, pembuangan sampah akhirnya dilakukan pada malam hari dengan menggunakan truk sebanyak 9 sampai 10. Tak lama setelah itu, Imah menyebutkan, ada pihak yang mengatasnamakan warga datang ke lokasi karena merasa terganggu oleh kegiatan tersebut.
"Karena sampah sudah menumpuk, akhirnya akan dilakukan pembuangan dan menggunakan truk sebanyak kurang lebih 9/10 dan dilakukan pada malam hari. Tapi kemudian ada pihak yang mengatasnamakan warga datang ke lokasi karena merasa terganggu dengan kegiatan tersebut. Mereka ditemui oleh pemborong dan almarhum kakak saya," kata Imah.
Menurut Imah, saat itu AS dan pemboronglah yang menemui pihak-pihak yang mengatasnamakan warga tersebut. Pihak yang mengatasnamakan warga itu, katanya, akhirnya diberi uang keamanan oleh AS.
"Mereka diberi uang keamanan namun tidak banyak karena almarhum itu hanya bekerja dan sudah dijelaskan juga kalau itu sampah dari masyarakat sana dan perizinan semua dari PT dan akan ditemui oleh pihak PT," ujar Imah.
"Sehari sebelum kejadian sudah ditemui oleh pihak PT dan sudah ditentukan kata damai dan akan dibuat pertemuan kembali," imbuhnya.
Kemudian, pada 17 Desember 2024, tepatnya Selasa, Imah menyebutkan datang segerombolan dengan muka menggunakan buff langsung menyerang di lokasi lahan tersebut. Dia mengatakan segerombolan itu membawa senjata tajam dan menyerang orang yang ada di lahan hingga mengakibatkan kakak iparnya tewas.
"Namun pada hari Selasa saat sedang berada di lokasi dan bekerja tiba tiba datang sekelompok orang dengan muka menggunakan buff/masker muka dan membawa senjata tajam menyerang ke lokasi. Saat itu di lokasi hanya ada 6 orang yang sedang bekerja. Mereka diserang sampai menyebabkan kematian kakak saya," katanya.
Imah mengatakan kakak iparnya ini adalah korban salah sasaran. Dia meminta keadilan atas kasus ini.
"Almarhum kakak saya ini korban salah sasaran. Dia punya 4 anak yang masih kecil-kecil. Bahkan yang terakhir berusia 4 tahun tidak mau makan tidak mau tidur. Istri almarhum hanya ibu rumah tangga. Kami hanya minta keadilan dan tidak dibuat berita yang tidak benar agar anak-anak saat dewasa tidak merasa dendam dan almarhum juga bisa tenang," ungkapnya.
Baca halaman selanjutnya.
Polsek Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat, berhasil meringkus tiga orang tersangka berinisial AC (36), HT (41), dan ZH (41) dalam kasus ini. Tiga tersangka ini kini berbaju tahanan.
Pantauan detikcom di Polsek Metro Tanah Abang, Jumat (20/12), ketiga tersangka ditampilkan dalam kegiatan konferensi pers. Tangan dari ketiga tersangka pun tampak diborgol.
Ketiga tersangka tampak mengenakan celana pendek. Ketiganya juga terlihat hanya mengenakan sendal saat memasuki ruang konferensi pers. "Iya betul (tiga orang pelaku sudah diamankan)," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan, Jumat (20/12).
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Muhammad Firdaus mengatakan ketiga pelaku yang diamankan berasal dari kelompok warga. Saat ini para pelaku masih menjalani pemeriksaan.
"Sudah 3 pelaku diamankan. Pelakunya dari warga," ujarnya.
Polisi menyebutkan masih ada dua tersangka lain yang belum ditangkap. Polisi kini memburu dua pelaku.
"Kemudian yang sedang dalam pengejaran kami ada dua orang yaitu saudara ER, kemudian yang kelima adalah saudara IP, ini dua orang ini yang kami sedang melakukan pengejaran," ungkap Kapolsek Metro Tanah Abang AKBP Aditya Simanggara.
Polisi mengatakan bentrokan ini diawali keluhan warga terhadap pekerja proyek yang kerja hingga larut. Hal ini dirasa mengganggu.
Kapolsek Metro Tanah Abang AKBP Aditya Simanggara menjelaskan, mulanya salah seorang warga, AH menemui pihak penjaga lahan proyek pada Minggu (15/12) dini hari, pukul 01.30 WIB. Dia mengatakan saat itu AH berniat menyampaikan keluhan warga tersebut.
"Kedatangan saudara AH ini adalah menyampaikan keluhan keluhan warga sekitar terkait dengan pekerjaan yang sedang dilakukan salah satunya adalah bekerja sampai larut malam," kata AKBP Aditya dalam konferensi pers di Mapolsek Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (20/12).
Keluhan warga kembali disampaikan AH di hari yang sama kepada pihak pekerja proyek. Namun kedatangan AH untuk kedua kalinya ini mendapat penolakan hingga ancaman dari pihak pekerja.
AH pun menemui Ketua RW 01 untuk mengadukan hal yang dialaminya. Hingga akhirnya, para Ketua RW dekat wilayah proyek tersebut sepakat untuk mendatangi para pekerja proyek tersebut guna bermusyawarah.
Musyawarah dilakukan pada Senin (16/12), pukul 09.00 WIB. Hasilnya, kedua belah pihak menemui kesepakatan sehingga persoalan ini dianggap selesai.
Namun beberapa warga masih ada yang belum bisa menerima hasil dari musyawarah yang dilakukan sehingga merencanakan untuk melakukan penyerangan terhadap para pekerja proyek. Aksi penyerangan ini pun dilakukan pada Selasa (17/12), pukul 17.00 WIB.