Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, PAMIJAHAN - Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Centre (DMC) melakukan simuliasi kebencanaan di kawasan Gunung Bunder, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, pada Minggu (22/12/2024) dini hari atau sekitar pukul 02.00 WIB.
Simulasi kebencanaan ini diikuti oleh peserta yang merupakan relawan Dompet Dhuafa, dan anggota cabang Dompet Dhuafa dari seluruh Indonesia.
Simulasi bencana ini dimulai dari membangunan semua peserta yang tidur di dalam tenda masing-masing.
Panitia membangunkan peserta dengan cara membakar petasan asap.
Asap tebal pun sekitar menyelimuti tenda peserta.
Peserta yang bangun pun langsung diarahkan ke lapangan utama simulasi.
Lapangan simulasi ini diberi nama Pos Induk kebencanaan.
Disini, DMC memberikan arahan kepada peserta bahwa telah terjadi gempa bumi berkekuatan 8,9 SR dengan korban jiwa mencapai 4.000 orang.
Tidak hanya itu, akibat gempa ini beberapa ruas jalan terputus, fasilitas pendidikan, hingga kesehatan mengalami kerusakan berat.
Peserta pun langsung dibagi kedalam tiga tim yakni yang bertugas di wilayah Utara, Barat, dan Selatan.
Mereka langsung berkelompok.
Ada yang melakukan pertolongan di daerah terisolir dengan menggunakan teknik vertical rescue atau menggantung, berjaga di posko kesehatan, posko logistik, sampai posko pengungsian.
Peserta yang bertugas di kawasan terisolir mereka menyelamatkan enam orang korban.
Satu diantaranya meninggal dunia.
Di sini mereka bergerak cepat untuk mengevakuasi para korban.
“Pak tolong pak, kami korban. Cepat pak kesini,” teriak seolah warga yang terkena bencana saat simulasi.
Mereka pun diangkut dan langsung dibawa ke posko kesehatan langsung.
Di posko kesehatan panitia membuat suasana crowdead.
Seolah mirip bencana asli, disini ada warga yang panik mencari anggota keluarganya, dan beberapa orang warga yang seolah menjadi korban terus diperiksa oleh petugas kesehatan.
Korban pun ada yang mengalami luka dibeberapa bagian tubuhnya.
“Pak dimana keluarga saya. Jangan kebanyak teori. Cepat tolongin keluarga saya. Saya gamau kehilangan keluarga saya,” teriak korban di posko pengungsian.
Beberapa warga yang selamat akibat bencana, langsung diarahkan ke posko pengungsian.
Namun, warga di posko pengungsian yang panik terus bolak balik mencari anggota keluarganya di posko kesehatan.
Tim posko logistik pun terus bolak balik ke poski kesehatan dan posko pengungsian.
Mereka memastikan korban bencana ini mendapat makanan.
Kepala DMC Dompet Dhuafa, Shofa Qudus mengatakan, simulasi ini untuk meningkatkan kewaspadaan dari teman-teman relawan ketika menghadapi kebencanaan.
“Kita mencoba membuat kejadian semirip mungkin atau sepersis mungkin. Kita tidak bisa menerka kejadian bencana waktunya kapan kan. Itu bisa terjadi saat kita tidur ataupun saat apapun,” kata Shofa kepada TribunnewsBogor.com di lokasi.
Semua peserta yang dibagi kedalam beberapa klaster ini menjalankan tugasnya dengan baik.
Mereka mengikuti prosedur kebencanaan yang memang kerap dilakukan di lokasi bencana.
“Alhamdulillah simulasi berjalan lancar,” tambahnya.
Ia pun berharap, para relawan ini bisa menjalankan tugasnya ketika ada bencana dengan baik.
“Harapannya bagi DMC Dompet Dhuafa yang tergabung, agar bisa meningkatkan kapasitas dalam menangani kebencanaan,” ungkapnya.