Diakui UNESCO, Ratusan Seniman Gelar Pertunjukan Reog Ponorogo di Tugu Pahlawan Surabaya
Eko Darmoko December 22, 2024 07:30 PM

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Sekitar 500 seniman reog dari 40 kelompok seni Reog Ponorogo di Surabaya ambil bagian dalam Gelaran Reog serentak di seluruh dunia, Minggu (22/12/2024).

Berlangsung di Halaman Tugu Pahlawan, Surabaya, acara ini menjadi perayaan pasca Reog Ponorogo resmi menjadi bagian dari Warisan Budaya tak Benda (WBTb) UNESCO.

Merupakan kerjasama antara Paguyuban Uni-unit Reog Surabaya (Purbaya) bersama Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya, acara ini melibatkan sekitar 28 dadak merak yang diperagakan secara kolosal.

Silih berganti, masing-masing kelompok mempertunjukkan pakem tarian warok, jathil, bujang ganong, hingga Klono Sewandono dalam iringan gamelan yang rancak. Semakin meriah ketika 28 topeng dadak merak sebagai perwujudan singo barong dikenakan bersama-sama dan memenuhi halaman Tugu Pahlawan.

"Dari sekitar 100 reog yang ada di Surabaya, sekitar 28 dadak tampil hari ini. Sebenarnya ingin kami datangkan semua, namun kami khawatir lokasi acara akan penuh," kata Ketua Panitia ICH UNESCO Gelar Reog Serentak se-Dunia, Ervan Azhari.

Tak hanya di Surabaya, acara gelaran ini juga berlangsung di beberapa kota di belahan dunia lain. Termasuk, yang ada di Ponorogo.

Menurut Ervan, Surabaya menjadi salah satu habitat subur untuk tumbuhnya kesenian reog Ponorogo di dunia. Hingga saat ini, Kota Pahlawan telah memiliki sekitar 40 kelompok yang mewadahi ribuan seniman.

Tak hanya didominasi para seniman senior, di tingkat kelompok mula pun dengan cekatan memeragakan berbagai gerakan khas kesenian tradisional asal Kabupaten Ponorogo tersebut. Mereka berkolaborasi melahirkan sebuah tampilan klasik dengan sentuhan irama musik dan gerakan yang kekinian.

Menurut Plt Ketua Purbaya, Budi Sutrisno, kabar masuknya Reog Ponorogo dalam daftar Warisan Budaya tak Benda (WBTb) UNESCO menjadi angin segar baginya. "Kami di sini mengucapkan puja syukur kehadirat Allah. Akhirnya, Reog Ponorogo mendapatkan pengakuan dunia," kata Budi dikonfirmasi di sela acara.

"Selanjutnya, kami optimis bahwa reog yang ada di Ponorogo, termasuk yang ada di kota-kota seluruh dunia bisa maju terus," katanya.

Bagi para seniman, Reog Ponorogo telah menjadi bagian tak terpisahkan warga Surabaya.  Tak sekadar kesenian, ada berbagai falsafah nasehat kehidupan yang terkandung dalam kesenian reog seperti prinsip Ketuhanan, cinta tanah air, ketekunan, ketangguhan, kepekaan, kepemimpinan, tanggung jawab, kebijaksanaan, gotong royong, dan keberanian.

"Semoga kesenian reog semakin maju, silaturahmi antar anggota semakin baik, kesenian semakin lestari, dan Pemkot Surabaya bisa ikut memperhatikan kesenian reog, khususnya pekerja seni reog di Surabaya," tandasnya.

Kepala Disbudporapar Surabaya, Hidayat Syah menjelaskan, sebagai rumah untuk seluruh komunitas, Surabaya ikut ambil bagian dalam merayakan sukses Reog terdaftar dalam UNESCO. Reog Ponorogo telah berkembang lama seperti halnya kesenian lainnya di Surabaya.

"Acara ini merupakan sebuah perayaan setelah Reog Ponorogo diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh ICH UNESCO. Selain itu, acara ini juga untuk menyambut libur sekolah," tandas Hidayat dikonfirmasi terpisah.

Untuk diketahui, Reog Ponorogo telah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda (WBTb) UNESCO. Hal ini diputuskan melalui Sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paraguay, Selasa (3/12/2024) waktu setempat.

Pengakuan dunia ini merupakan usulan Pemerintah Indonesia, Pemkab Ponorogo, berserta stakeholder terkait. Saat ini, Reog Ponorogo merupakan satu-satunya yang diusung Pemerintah Indonesia dengan kategori Urgent Safeguarding List (USL).

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.