TRIBUNJATENG.COM, MEDAN - Nasib pecatan TNI, Andreas Sianipar (44) tewas dibunuh anggota TNI aktif Serka Holmes Sitompul bersama tiga orang lainnya.
Mantan prajurit TNI tersebut tewas karena tidak mengembalikan mobil yang disewa.
Sehingga Serka Holmes Sitompul nekat menghabisi nyawa rekannya yang pernah berdinas di tempat yang sama.
"Untuk sementara, persoalan ini karena korban tidak mengembalikan mobil yang disewa dari salah satu pelaku (Holmes)," kata Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Jama Kita Purba dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com pada Minggu (22/12/2024).
Meski begitu, Polrestabes Medan dan Denpom 1/5 Medan masih berkoordinasi untuk terus mendalami perkara tersebut.
Di lain pihak, Anggito Sianipar selaku adik korban mengungkapkan hal serupa.
Dia menjelaskan, abangnya sempat dituduh menggelapkan mobil yang disewa dari Holmes.
"Lalu, suatu waktu ada orang yang mengaku pemilik mobil ini mendatangi abang saya dan mengambil mobil itu," ujar Anggito kepada Kompas.com melalui saluran telepon.
"Jadi diambil lah mobil itu. Terus, abang saya malah dituduh menggelapkan mobil itu," tambahnya.
Anggito mengaku sempat dipertemukan dengan Holmes di Denpom 1/5 Medan.
Di situ, Holmes mengklaim telah melaporkan abangnya ke Polsek Sunggal terkait penggelapan mobil tersebut.
"Terus saya cek ke sana. Tapi nyatanya tidak ada laporan itu. Makanya saya tidak tahu benar atau tidak. Terakhir baru terungkap semalam, abang dianiaya lalu dibunuh dengan sadis," ungkap Anggito.
Anggito menyampaikan, abangnya telah mengenal Holmes sejak lama.
Sebab, abangnya merupakan mantan TNI yang pernah bertugas di tempat yang sama dengan Holmes.
Sebelumnya diberitakan, Serka Holmes tidak beraksi sendirian saat membunuh Andreas.
Dia bersama tiga orang berinisial CJS (23), MFIH (25), dan FA (37) yang telah ditangkap polisi.
Para pelaku ini mulanya menculik Andreas di Desa Paya Geli, Deli Serdang pada 8 Desember sekitar pukul 01.00 WIB.
Setelah itu, Andreas dibawa ke rumah dinas Holmes yang berada di asrama TNI Abdul Hamid di Kecamatan Sunggal, Deli Serdang.
Di situ, Andreas dianiaya hingga dibawa ke kandang lembu yang berada di areal belakang rumah dinas Holmes.
Setelah itu, Holmes memasukkan Andreas ke dalam mobil dengan posisi tangan dan kaki terikat. Sejak saat itu, keberadaan Andreas tak diketahui.
Hingga akhirnya, jenazah Andreas ditemukan di Kabupaten Labura pada Sabtu (21/12/2024).
Diterima Penuh dalam Perbedaan Artikel Kompas.id Ia menuturkan, abangnya ditemukan tewas dengan tragis.
Sebab, mayat Andreas disembunyikan di dalam lubang berisi air.
Ada pun, mayat ini ditimpa oleh bebatuan dan tandan kelapa sawit agar tidak terlihat.
"Kaki dan tangannya diikat. Mata dan mulutnya dilakban," kata Anggito saat dihubungi Kompas.com melalui saluran telepon pada Minggu (22/12/2024). (*)