WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Rekayasa lalu lintas berupa contraflow atau mengubah sebagian arus lalu lintas di beberapa ruas jalan tol masih jadi skema yang diandalkan.
Contraflow adalah salah satu cara untuk mengurai kepadatan selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama operator tol telah memetakan ruas jalan tol yang hendak diberlakukan contraflow, yaitu Tol Jakarta-Cikampek dan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi).
"Saat libur Nataru ada pengaturan lalu lintas meliputi sistem satu arah (one way) dan sistem lajur pasang surut atau tidak flow (contraflow)," kata Plt Direktur Jenderal Hubdat Ahmad Yani dikutip dari laman Ditjen Hubdat belum lama ini.
Sejumlah petugas gabungan Astra Tol Cipali dan Kepolisian melakukan uji coba sistem contraflow di Kilometer 153-157 Jumat (29/3/2024) siang.
Uji coba kontraflow dilakukan untuk mematangkan kesiapan arus mudik 2024.
Sehubungan dengan itu, pengemudi patut memahami dan mengerti budaya berkendara di ruas contraflow agar menghindari insiden kecelakaan, khususnya saat mobil mengalami kendala seperti mogok.
Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Aan Suhanan dalam keterangannya menyampaikan, apabila mobil mogok usahakan tetap tenang, jangan masuk ke lajur lawan arah karena berisiko kena tabrak.
"Lalu nyalakan lampu hazard dan pasang segitiga tanda bahaya 20 meter di belakang mobil," katanya dikutip Minggu (22/12/2024).
Mengutip laman instagram @korlantaspolri, semua penumpang wajib turun dan berdiri di depan mobil yang mogok setidaknya sejauh 10 meter.
Hal itu dilakukan untuk mencegah bahaya kalau sampai mobil kena tabrak kendaraan lain yang tidak waspada.
Sementara itu, Budiyanto, pemerhati masalah transportasi dan angkutan jalan, mengatakan, ruang pada lajur contraflow terbatas dan hanya dibatasi sarana keselamatan yang minim yaitu safety cone.
Sedangkan sampingnya untuk mobil yang berlawanan.
"Ruang untuk manuver relatif tidak ada karena di sebelah kiri kemungkinan ada median pembatas dari besi dan lajur sebelah kanan untuk arus berlawanan," kata Budiyanto.
"Mengambil lajur sebelah kanan akan sangat beresiko karena ada arus yang berlawanan," lanjutnya.
"Sebelah kiri ada pembatas atau median dari besi, pilihan terbaik dari aspek keselamatan adalah mengurangi kecepatan dan berusaha berhenti pelan-pelan sambil menepi," ujar Budiyanto.
Tidak lupa juga untuk segera melakukan panggilan bantuan darurat untuk perbaikan atau memindahkan mobil.