Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto 

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Di tengah hiruk-pikuk Stasiun Kejaksan Cirebon, sosok Wajari (59), salah seorang porter, membagikan cerita tentang suka duka pekerjaannya.

Wajari telah menjadi porter sejak 2010, setelah sebelumnya bekerja sebagai pedagang asongan di area stasiun.

"Dulu kan pedagang asongan masih dibolehkan jualan di area stasiun, di dalam kereta."

"Nah, semenjak kebijakannya berubah, saya pindah profesi jadi porter," ujar Wajari saat berbincang dengan media, Senin (23/12/2024).

Pendapatan yang diperoleh Wajari sebagai porter sangat bervariasi.

Ia mengaku, dalam sehari, pendapatannya bisa sangat kecil, terutama di hari-hari biasa.

"Sukanya kalau pendapatannya dapat banyak. Dukanya kemarin hari Minggu seharian cuma dapat Rp 15 ribu," ucapnya.

Wajari menjelaskan, sistem tarif porter sebenarnya sudah ditetapkan melalui aplikasi ePorter sebesar Rp 38 ribu sekali angkut.

Namun, sebagian besar penumpang masih memberikan tarif secara manual. 

"Kadang dikasih Rp 15 ribu, Rp 20 ribu, sampai Rp 30 ribu," jelas dia.

Meski demikian, Wajari merasa terbantu di musim liburan seperti saat ini, ketika jumlah penumpang meningkat.

"Kalau musim liburan kaya gini memang ada peningkatan angkutan."

"Saya bisa 5-7 kali angkutan dalam waktu jam kerja tadi, ya Rp 100 ribu mah dapat lah, minimal," katanya.

Menurut Wajari, waktu paling ramai bagi para porter adalah pagi dan siang hari, terutama saat banyak penumpang yang bepergian ke Jakarta atau Jawa.

Sementara itu, Manager Humas Daop 3 Cirebon, Rokhmad Makin Zainul, menjelaskan bahwa porter di Stasiun Kejaksan Cirebon jumlahnya cukup banyak dan dibagi dalam sistem kerja tiga shift.

"Jumlahnya yang tercatat ada 104 orang. Para petugas dibagi menjadi 3 shift kerja," ujar Zainul.

Keberadaan porter seperti Wajari menjadi bagian tak terpisahkan dari pelayanan di stasiun, khususnya dalam membantu penumpang membawa barang bawaan mereka.

Namun, mereka tetap berharap agar sistem tarif ePorter lebih banyak digunakan penumpang demi kestabilan pendapatan porter.