TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Di musim penghujan saat ini, para petani di Kabupaten Cilacap sedang mengawali masa tanam padi.
Di musim tanam ini, para petani pun diminta mewaspadai potensi serangan hama dan berbagai penyakit pada tanaman.
Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Karangpucung, M Harun mengungkapkan, antisipasi terhadap potensi serangan hama dan penyakit tanaman padi menjadi penting dilakukan para petani.
Pasalnya, di tengah musim penghujan ini, intensitas curah hujan di Kabupaten Cilacap cukup tinggi.
Curah hujan atau intensitas hujan yang cukup tinggi itu rentan terhadap kemunculan hama dan penyakit tanaman padi.
"Curah hujan tinggi di satu sisi menunjang ketersediaan air, tapi rentan juga terhadap kemunculan hama dan penyakit tanaman," katanya kepada Tribunjateng.com, Senin (23/12/2024)
Dikatakan Harun, potensi kemunculan hama dan penyakit tanaman padi menjadi penting untuk diwaspadai petani.
Karena hal tersebut juga sebagaimana imbauan dari Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap.
Untuk itu Harun pun mengajak kepada petani untuk aktif melakukan pengamatan area persemaian, hingga tanaman padi secara berkala.
"Langkah itu penting dilakukan, supaya bila muncul serangan hama atau penyakit tanaman padi bisa segera ditindaklanjuti," kata dia.
Sementara itu mengacu pada data kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Karangpucung, tanam padi sudah mencapai 50 persen dari total sawah 1.737 hektare.
Untuk benih padi yang ditanam umumnya varietas Inpari 33 dan Inpari 32.
Diketahui sejumlah petani juga ada yang menanam padi dengan varietas lain, seperti IR64 dan Mekongga.
Perkembangan serupa juga terpantau di wilayah Cilacap lainnya, seperti Kecamatan Gandrungmangu.
Eli Solikhatin Yuliana Kusumadewi, Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Gandrungmangu mengatakan bahwa petani di wilayah kerjanya sudah mulai menanam padi.
Sebagian besar petani sudah menuntaskan proses pengolahan lahan dalam mengawali masa tanam padi musim ini.
"Sebagian petani sudah mulai tanam padi," kata dia.
Petani di Desa Muktisari, Kecamatan Gandrungmangu, Karto mengungkapkan bahwa guyuran hujan akhir-akhir ini telah menunjang ketersediaan air untuk kebutuhan pengairan di sawah.
Oleh karenanya, dia dan petani lainnya pun bergegas untuk segera memproses pengolahan lahan dan penanaman padi.
Termasuk membuat areal persemaian benih, sehingga ketika lahan sudah siap ditanam mereka pun bisa langsung menanam bibit hasil semaian.
"Saat dilakukan pengolahan lahan di sawah, dibarengi dengan membuat persemaian benih, jadi ketika lahan sudah siap jadi bisa langsung tanam padi," katanya. (*)