Profil Toshiyuki Mimaki, Sosok yang Selamat dari Bom Atom Ketika Masih Berusia 3 Tahun
TOKYO - Toshiyuki Mimaki mewakili organisasi penyintas bom atom bernama Nihon Hidankyo berhasil memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian.
Meski begitu dirinya justru menyoroti masyarakat di Gaza yang seharusnya memenangkan hadiah tersebut.
Dalam wawancara dengan Al Jazeera di dalam tempat penghargaan, Toshiyuki Mimaki, 82, ketua bersama Nihon Hidankyo, mengatakan dia terkejut mengetahui kelompok tersebut telah memenangkan penghargaan tahun ini.
Mimaki mengatakan hadiah itu akan memberikan dorongan besar bagi upaya kelompoknya untuk menunjukkan adalah mungkin untuk menghapuskan senjata nuklir.
Dia mengakui banyak negara tampaknya tidak tertarik melihat dunia tanpa senjata nuklir.
Profil Toshiyuki Mimaki
Dilansir dari laman Asahi, Toshiyuki Mimaki lahir di Shimura-cho, Itabashi-ku, Tokyo pada bulan Maret 1942. Tepat tiga tahun sebelum tragedi bom atom meluluhlantakkan Jepang pada 1945.
Ayah Toshiyuki Mimaki adalah seorang bekerja di depot mesin untuk cabang Hiroshima dari Kereta Api Nasional, sementara ibunya adalah ibu rumah tangga.
Ketika bom Atom 'Little Boy' dijatuhkan pada awal Agustus 1945, pemandangan itu bagi Toshiyuki Mimaki terlihat seperti kilatan tiba-tiba di langit.
Pada saat itu juga mulai banyak kerumunan orang berjalan di jalan melewati rumah, bergerak dari Nuno menuju Kake.
Dua hari setelah pengeboman di Hiroshima, keluarga Toshiyuki mengalami dehidrasi berat di tempat pengungsian, namun pada akhirnya mereka dapat terselamatkan setelah pindah ke rumah neneknya di Kumagaya, Prefektur Saitama.
Seiring berjalannya waktu setelah pengeboman, kehidupan keluarga Toshiyuki mulai membaik meski tidak dapat dikategorikan sebagai keluarga yang mapan di era masa lalu.
Namun ketika masih kecil, Toshiyuki acap kali terserang demam yang membuat banyak orang beranggapan jika dirinya telah terkena radiasi nuklir.
Hingga ada seorang dokter pada saat itu yang mampu menyelamatkan nyawanya. Meski begitu keluarga Mimaki harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk pengobatan.
Toshiyuki lantas menjalani kehidupan sekolahnya seperti anak-anak normal pada umumnya. Hingga pada akhirnya dia lulus dari sekolah menengah paruh waktu dan memutuskan untuk bekerja sebagai operator mesin.
Tidak hanya itu, Toshiyuki juga kerap membantu orang tuanya di pertanian setiap akhir pekan. Hingga pada akhirnya keluarga tersebut dan Jepang mampu bangkit dari masa lalu dan mulai menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Beberapa kali dirinya dan keluarga sempat diwawancarai di stasiun televisi nasional sebagai penyintas bom Atom. Hingga saat ini ia dan komunitasnya berhasil memenangkan hadiah Nobel Perdamaian.