TIMESINDONESIA, NGANJUK – Konferensi Cabang ke XX Gerakan Pemuda Ansor (Konfercab XX GP Ansor) Kabupaten Nganjuk, yang diadakan di Pondok Pesantren Bahrul Hasan, Grompol, Prambon, Senin (23/12/2024), menuai kritik dari banyak kader.
Pasalnya, sidang yang dipimpin oleh HM. Hasan Bisri, Ketua Koordinator Wilayah IX Jawa Timur, serta M. Harun Prastyo, Perwakilan PW GP Ansor Jawa Timur, terpaksa dihentikan tanpa menghasilkan keputusan apapun.
Guntur Halilintar, Ketua PAC Patianrowo, mengungkapkan bahwa penonaktifan PAC Patianrowo dan beberapa PAC lainnya secara sepihak merupakan pelanggaran berat terhadap PD/PRT organisasi.
Menurut Guntur, kepengurusan PC GP Ansor Nganjuk yang dipimpin oleh M. Rifa’i tidak menjalankan mekanisme organisasi dengan benar.
"Banyak PAC yang dikartel tanpa alasan jelas, termasuk PAC Patianrowo yang saya pimpin. Selain itu, hasil akreditasi PAC dan ranting pun disembunyikan. Konfercab ini terkesan mendukung calon tertentu untuk menjadi ketua dengan cara melanggar aturan," katanya.
Menurut Guntur, keputusan sepihak ini tidak hanya mengabaikan mekanisme tabayun yang semestinya dilakukan sebelum mengambil keputusan, tetapi juga terindikasi adanya kepentingan pribadi di baliknya.
"PAC yang tidak mau mengikuti kehendak pengurus pusat, seperti PAC Patianrowo, telah dinonaktifkan. Ini jelas pelanggaran terhadap aturan organisasi yang mengatur bagaimana seharusnya pengambilan keputusan dilakukan," ungkapnya.
Guntur menegaskan, meski konferensi tersebut gagal tanpa hasil, ia bersama para kader yang merasa dikhianati akan terus berjuang untuk menjaga marwah GP Ansor Nganjuk.
"Kami akan terus bergerak untuk memastikan bahwa Ansor Nganjuk tetap bermartabat dan sesuai dengan semangat organisasi yang benar," tambah Guntur.
Hingga saat ini, belum ada klarifikasi resmi dari PC GP Ansor Nganjuk terkait pelaksanaan Konfercab XX, dan ketidakpuasan peserta yang merasa terabaikan terus mengemuka.
Sebagai informasi, pada Konfercab XX GP Ansor Kabupaten Nganjuk, terdapat tiga calon yang secara sah ditetapkan untuk berkompetisi dalam pemilihan ketua, yakni Mohamad Bagus Wahyudi, Muhammad Nasih, dan Hamid Muzakki. (*)