Strategi Inovatif Menuju PISA 2025
suhendri December 26, 2024 04:30 PM

Oleh: Adi Kusumardi, S.T., M.Pd. - Guru SMKN 1 Muntok

SANGAT menarik, pada 4 Oktober 2024, seluruh murid sekolah menengah melaksanakan uji PISA. Program Penilaian Murid Internasional (PISA) dapat memberikan gambaran tentang kemampuan murid dalam literasi, numerasi, dan sains, yang merupakan ukuran internasional. Semoga hasilnya membantu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

Literasi dan numerasi sangat penting dalam proses pembelajaran. Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) menjadi standar dalam mengukur kemampuan murid Indonesia dalam hal literasi dan numerasi. Meskipun ada kemajuan dalam beberapa tahun terakhir, hasil PISA tetap menunjukkan bahwa kedua kompetensi ini membutuhkan perbaikan besar. Berdasarkan data Rapor Pendidikan PISA 2022 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kemampuan literasi dan numerasi di beberapa satuan pendidikan berada pada kategori baik. Ini menunjukkan bahwa masih ada celah yang perlu diperbaiki, terutama dalam hal numerasi.

Programme for International Student Assessment dilakukan setiap tiga tahun oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) untuk mengevaluasi kemampuan murid berusia 15 tahun dalam tiga bidang, yakni literasi membaca, matematika, dan sains. Tujuan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui seberapa siap murid menghadapi tantangan dunia nyata, baik dalam akademik maupun dalam kehidupan sehari-hari pada tahun 2025.

Tantangan kompetensi sains PISA 2025 untuk murid sekolah menengah kejuruan (SMK) tidak hanya menilai pengetahuan yang dimiliki murid, tetapi juga kemampuan menggunakan pengetahuan ilmiah dalam memecahkan masalah, membuat keputusan berdasarkan bukti, dan memahami teknologi serta fenomena. Pada  kompetensi sains PISA 2025, murid SMK menghadapi beberapa tantangan, seperti: 

1) Kemampuan pemecahan masalah kontekstual 
Programme for International Student Assessment menginginkan murid memahami konsep ilmiah dan menggunakannya dalam dunia nyata. Murid SMK terbiasa dengan praktik teknis, tetapi menghadapi masalah saat harus memecahkan permasalahan yang lebih abstrak dan mengintegrasikan teori sains ke dalam kehidupan sehari-hari.

2) Penguasaan literasi ilmiah 
Kemampuan murid SMK untuk membaca dan memahami informasi ilmiah, baik dalam teks, grafik, maupun tabel, sangat penting karena banyak tugas yang melibatkan pemahaman materi ilmiah dan data visual.

3) Kemampuan berpikir kritis dan kreatif 
Murid SMK biasanya berkonsentrasi pada keterampilan praktis dan teknis, tetapi belum terbiasa dengan proses berpikir kritis yang abstrak. Ini menjadi tantangan tersendiri, karena PISA menghendaki kemampuan berpikir kritis dan kreatif saat mereka menggali informasi, menganalisis data, dan membuat solusi inovatif.

Untuk mencapai PISA 2025, perlu tindakan strategis yang lebih terencana, terutama dalam hal pendidikan. Strategi untuk menyambut tantangan PISA 2025 dalam meningkatkan kompetensi sains yaitu menggunakan pendekatan penulisan karya ilmiah.

Salah satu output yang sangat penting dari pendidikan adalah karya ilmiah, dengan pendekatan ini akan membantu murid meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analitis. Karya ilmiah juga memungkinkan penggunaan metode ilmiah untuk menjawab masalah dunia nyata oleh murid. Karya ilmiah lebih dari sekadar laporan tertulis, tetapi dengan proses sistematis yang membutuhkan sikap ilmiah, keterampilan kognitif, dan keterampilan eksperimen. 

Oleh karena itu, kompetensi sains termasuk memahami konsep ilmiah, berpikir kritis, memecahkan masalah, dan menggunakan metode ilmiah. Memiliki kompetensi sains yang kuat merupakan dasar yang sangat penting bagi murid untuk membuat karya ilmiah yang baik dan relevan.

Mengapa harus karya ilmiah? Skill dalam menyusun karya ilmiah akan membantu murid untuk:                     

1) Mengidentifikasi masalah secara ilmiah 
Murid memahami fenomena di lingkungan masyarakat, dapat menentukan masalah yang dapat diteliti. Dalam masyarakat, fenomena sosiokultural adalah peristiwa atau kejadian yang dipengaruhi oleh interaksi sosial dan budaya. Fenomena ini mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti perubahan nilai-nilai budaya, dinamika sosial, hubungan antarindividu atau kelompok, dan dampak teknologi dan globalisasi pada kehidupan sosial dan budaya masyarakat. 

Fenomena sosiokultural biasanya melibatkan perubahan yang kompleks dalam norma, perilaku, dan kepercayaan. Fenomena sosiokultural menunjukkan perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebagai akibat dari interaksi faktor sosial dan budaya. Sering kali, satu komponen sosial atau budaya mengalami perubahan yang berdampak pada komponen lain, menghasilkan rangkaian kompleks yang membentuk kehidupan masyarakat. Fenomena ini mencakup berbagai masalah dan prospek, mulai dari homogenisasi budaya yang disebabkan oleh globalisasi hingga revitalisasi budaya lokal. 

Untuk memahami bagaimana perubahan sosial dan budaya dapat memengaruhi individu dan masyarakat, penting untuk memahami fenomena sosiokultural. Kemampuan literasi dapat membantu murid mengembangkan pemikiran kritis terhadap realitas sosial yang dihadapi sehari-hari.

2) Mengumpulkan dan menganalisis data 
Murid mampu mengumpulkan data yang akurat dan mengolahnya dengan metode yang tepat sebagai kompetensi sains. Ini sangat penting selama proses pembuatan karya ilmiah karena keputusan dan solusi yang dibuat harus berdasarkan pada fakta ilmiah. Setiap argumen, kesimpulan yang dibuat diiringi dengan bukti yang kuat, dan kegiatan ilmiah bergantung pada kemampuan pengumpulan serta proses analisis data. 

Kemampuan menggunakan matematika dan angka, sangat penting pada proses tersebut, terutama dalam analisis data. Numerasi mencakup kemampuan memahami, menginterpretasikan, dan mengomunikasikan data dalam bentuk numerik serta melakukan perhitungan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang data. Data tersebut berupa kualitatif (persepsi, deskripsi, atau opini) atau data kuantitatif (berupa angka dan statistik).

Mengumpulkan dan menganalisis data dengan pendekatan numerasi adalah keterampilan penting dalam penelitian dan pendidikan. Dengan menggunakan pendekatan numerasi, peneliti dapat memproses, memahami, dan menyajikan data secara visual dengan perhitungan statistik. Pengembangan keterampilan numerasi murid sangat penting dalam dunia pendidikan untuk mempersiapkan mereka menghadapi banyak masalah di masa depan.

Kemampuan berkomunikasi yang baik, didukung oleh literasi dan numerasi, memastikan bahwa proses pengumpulan dan pengelolaan data observasi dilakukan secara efektif, akurat, dan relevan untuk mencapai tujuan penelitian. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan informan sangat penting untuk pengumpulan data observasi dalam penelitian. Efektivitas komunikasi memengaruhi kualitas data yang diperoleh karena literasi dan numerasi membantu orang memahami, menganalisis, dan menyajikan informasi secara akurat. Menerapkan keterampilan komunikasi dengan literasi dan numerasi tidak hanya meningkatkan validitas data yang diperoleh, tetapi juga memastikan bahwa penelitian dilakukan secara profesional dan relevan.

3) Membuat hipotesis dan melakukan eksperimen 
Kompetensi sains membantu murid memahami cara melakukan eksperimen yang terkontrol untuk menguji hipotesis. Murid membuat pernyataan yang dapat diuji yang didasarkan pada pengamatan atau pengetahuan awal. Selama mereka membuat hipotesis yang dapat diuji melalui eksperimen, ini membantu mereka berpikir secara logis dan kritis. 

Eksperimen terkontrol di mana satu variabel bebas diubah dan variabel lainnya dipertahankan konstan diajarkan kepada murid melalui kompetensi sains. Ini penting untuk interpretasi yang jelas dan objektif dari hasil eksperimen.

Selama eksperimen, murid menemukan cara untuk menggunakan alat dan teknik yang tepat serta mengumpulkan data secara sistematis. Selain itu, kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menganalisis data menggunakan teknik statistik atau grafik untuk menemukan pola atau hubungan. Setelah data dianalisis, murid dapat menilai apakah hasil eksperimen mendukung hipotesis atau tidak. Mereka diberi instruksi untuk menarik kesimpulan yang masuk akal dan berdasarkan bukti.

4) Mengevaluasi dan menyimpulkan hasil penelitian 
Kemampuan murid untuk menarik kesimpulan dari data menunjukkan pemahaman tentang prinsip-prinsip sains. Kesimpulan yang dibuat harus dapat menjawab latar belakang masalah dan didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Evaluasi data yang cermat memungkinkan peneliti untuk menarik kesimpulan yang relevan, bermanfaat, yang pada gilirannya dapat memandu praktik pendidikan dan pengembangan kebijakan. Dengan memahami dan memanfaatkan hubungan ini, kita dapat meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi murid secara lebih efektif.

Pembelajaran berdiferensiasi pada Kurikulum Merdeka memungkinkan murid dengan kebutuhan, gaya belajar, kemampuan, dan minat yang berbeda untuk mencapai tujuan pendidikan yang sama dengan cara yang berbeda. Pembelajaran berdiferensiasi sangat penting dalam konteks kompetensi sains dan penyusunan karya ilmiah untuk memastikan bahwa setiap murid dapat berpartisipasi sepenuhnya dan mengembangkan potensinya.

Dunia sains dan karya ilmiah menuntut keterampilan berpikir kritis, analitis, dan kreatif, serta keterampilan dalam metode ilmiah. Namun, beberapa murid memiliki gaya dan kemampuan belajar yang berbeda dalam memahami konsep ilmiah atau menyusun karya ilmiah. Oleh karena itu, guru harus menggunakan strategi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing murid agar setiap murid dapat berpartisipasi dalam proses sains dan memperoleh keterampilan yang diperlukan.

Murid SMK perlu dilatih dalam membaca dan memahami berbagai jenis informasi ilmiah dari berbagai literatur, seperti jurnal, artikel, makalah, handbook. Kemampuan literasi dan numerasi sangat penting untuk PISA, hal ini akan ditingkatkan dengan materi pembelajaran yang melibatkan grafik, tabel, dan statistik. Pembelajaran kontekstual, kerja sama dengan industri salah satu kekuatan utama SMK yang hubungan langsung dengan dunia bisnis.

Mengintegrasikan elemen sains ke dalam konteks industri, seperti bagaimana ide-ide diterapkan dalam berbagai industri dapat membantu murid memahami relevansi sains dengan pekerjaan mereka di lingkungan masyarakat kelak. Ini juga dapat membantu mereka dalam menyelesaikan soal PISA yang berbasis konteks.

Korelasi antara karya ilmiah kemampuan sains, literasi, dan numerasi

Karya ilmiah adalah proses penelitian yang mencakup pencarian informasi, evaluasi sumber, dan penulisan laporan yang baik dan benar. Selama proses ini, murid harus memahami teks ilmiah, menyusunnya dengan benar, dan memberikan penjelasan yang jelas tentang hasil penelitian yang dilakukan. Kegiatan ini akan mengembangkan dan meningkatkan  kemampuan murid dalam literasi, baik dalam hal membaca dan menulis teks akademik, serta kemampuan berpikir kritis tentang sumber referensi yang digunakan.

Karya ilmiah mendorong murid untuk menerapkan kompetensi sains yang dimiliki secara langsung dengan melakukan penelitian, eksperimen, dan analisis data. Oleh karena itu, murid harus memahami konsep-konsep ilmiah yang mendasari penelitian dan berusaha menemukan jawaban atas hipotesis atau pertanyaan ilmiah. 
Kompetensi sain dan karya ilmiah saling mendukung untuk membentuk murid yang berpikir kritis, inovatif, dan siap menghadapi tantangan di seluruh dunia. Murid SMK melihat karya ilmiah bukan hanya sebagai tugas akademik, tetapi juga sebagai media untuk mengembangkan keterampilan ilmiah yang relevan dengan dunia kerja.

Murid dapat terus meningkatkan kemampuan sains mereka dengan Kurikulum Merdeka dan pendekatan pembelajaran yang tepat. Kemampuan sain akan menghasilkan karya ilmiah yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Kemampuan sains membentuk literasi dan numerasi.

Karya ilmiah membantu murid belajar banyak hal, termasuk bagaimana menulis, membaca, dan berhitung dalam situasi dunia nyata. Ini menggambarkan hubungkan keduanya berkorelasi dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan pemecahan masalah, yang semuanya penting untuk literasi dan numerasi. (*)

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.