Dokter Koas Terduga Penganiaya Penjual Roti di Medan Dikembalikan ke Kampus, Tak Akur Dengan Teman
Adi Suhendi December 26, 2024 11:32 PM

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Dokter koas Fladiniyah Puluhulawa menjadi sorotan karena diduga menganiaya seorang tukang roti bakar Fitra Samosir di Jalan Perintis, Kota Medan, Sumatera Utara.

Fladiniyah pun dilaporkan ke Polrestabes Medan Kamis, 19 Desember 2024.

Laporan tertuang dalam surat nomor STTLP/B/3609/XII/2024/SPKT Polrestabes Medan/Polda Sumut.

Kabar terbaru, ternyata Fladiniyah Puluhulawa sudah tidak lagi menjadi dokter koas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pirngadi Medan.

Kepala Humas RS Pirngadi Medan Gibson Girsan menjelaskan dokter koas Fladiniyah sudah dikembalikan ke kampusnya.

Dijelaskan Gibson, hal itu dikarenakan  dokter koas Fladiniyah itu  kerap tak akur dengan rekan-rekannya saat bertugas.

“Sejak bulan Juli kemarin sudah dikembalikan ke kampusnya untuk pembinaan kembali,” kata Gibson kepada Tribun Medan, Kamis (26/12/2024).

Meski begitu, Gibson tidak merinci masalah apa yang membuat dokter Fladiniyah tidak harmonis dengan rekan kerjanya.

“Karena kemarin kurang harmonis dengan teman-teman lainnya,"jelasnya.

Sebelumnya, beredar di media sosial seorang dokter muda bernama Fladiniyah Puluhulawa menganiaya pekerja kios makanan roti bakar di Jalan Perintis Kemerdekaan Medan.

Aksinya pun terekam kamera Closed Cirkuit Television (CCTV) dan viral di media sosial.

Dalam video, dokter muda yang sempat viral ngamuk-ngamuk di parkiran RSUD Pirngadi Medan beberapa waktu lalu datang ke lokasi dan diduga melempar kotak makanan.

Kemudian, ia menganiaya seorang pekerja perempuan diduga mencakar dan menendangnya.

Saat diwawancarai, Fitra Samosir, pekerja yang dianiaya dokter muda tersebut mengatakan kejadian berlangsung pada Kamis 19 Desember lalu, sekira pukul 19:00 WIB. 

Sebelum datang, sore harinya pelaku sudah datang membeli roti bakar.

Pelaku membawa dua potong sisa roti bakar yang sudah dibelinya sejak sore tanpa basa-basi melemparkan ke arah korban.

Kemudian, pelaku mencakar, menjambak rambutnya dan menendangnya.

"Setelah itu, dia tidak ada ngomong, komplain saya langsung mencabik saya, mencakar saya dan menendang. Saya tanya kenapa kak, masalah apa dan kesalahan apa biar baik-baik,"kata Fitra, Senin (23/12/2024).

Fitra melanjutkan, setelah menganiaya dirinya, pelaku langsung pergi masuk ke dalam mobilnya.

Saat Fitra mengejar dan menanyakan apa kesalahannya supaya menunggu bosnya jika ada kesalahan, pelaku langsung menolak.

Namun sebelum pergi, dia diduga sempat berkata alasannya ngamuk karena toping roti bakar Bandung yang dibelinya terlalu sedikit.

"Sebelumnya dia memesan roti bakar bandung rasa cokelat keju. Alasan dia topingnya kurang banyak," ujarnya.

Akibat dianiaya, Fitra mengalami luka di tangan dan kening akibat dicakar.

Korban pun, setelah kejadian langsung melapor ke Polrestabes Medan supaya pelaku bisa diproses.

Ia baru mengetahui pelaku adalah dokter yang sempat viral setelah diberitahu pembeli lainnya.

Sepengetahuan korban, pelaku baru membeli makanan di tempatnya bekerja sebanyak 3-4 kali.

"Setelah kejadian itu, banyak yang bilang kalau dia itu dokter yang pernah ngamuk di RS Pirngadi. Saya mengalami luka di tangan dan kening kena cakar juga," ucapnya.

Diketahui, Dokter koas Fladiniyah ini sebelumnya juga sempat viral pada April 2023 lalu lantaran cekcok dengan pengunjung di parkiran RS Pirngadi Medan. Namun, kasus tersebut berakhir damai.

Kombes Gidion Memberikan Semangat

Terpisah, Kapolrestabes Medan Kombes Gidion pun menemui bertemu Fitra Samosir, Kamis (26/12/2024). 

Kapolres berbincang santai, menanyakan keadaannya setelah dianiaya Fladiniyah.

Kapolres sempat menikmati roti bakar Fitra Samosir. 

"Sudah sehat, coba lihat yang luka," kata Kombes Gidion. 

Duduk satu meja, Gidion memastikan bagaimana keadaan Fitra Samosir. 

"Apalagi yang ingin kamu sampaikan?" tanya Kombes Gidion. 

Fitra Samosir merasa sangat bersyukur, kasus yang menimpa dirinya mendapat perhatian langsung Kapolrestabes. Dia berharap pelaku ditindak seadil-adilnya. 

"Terima kasih banyak, Bapak. Sudah datang dan memberi perhatian. Semoga kasus ini ditindaklanjuti," katanya. 

"Oke selamat bekerja kembali, sehat-sehat selalu, tetap semangat. Hidup roti bakery Fitra. Saya pamit ya," kata Gidion menimpali. 

Saat temu pers, Gidion mengatakan secara normatif korban sudah membuat laporan polisi dan ada Kanit PPA sudah menindaklanjuti. 

"Kedatangan saya ke sini saya berempati, memastikan kondisi fisik dan psikologi korban yang membaik. Melaksanakan kegiatan sehari-hari, dan jangan ada rasa takut. Kasus ini kami pastikan akan selesai dengan baik," katanya. 

Pastikan Diproses dan Bukti Sudah Dikantongi Polisi

Diketahui Laporan tersebut telah dicatat Polrestabes Medan dengan nomor STTLP/B/3609/XII/2024/SPKT/Polrestabes Medan/Polda Sumatera Utara.

Namun terlapor belum ditahan, meski sudah cukup bukti. 

"Hari senin dipanggil terlapor, dan kita akan melakukan pendamping psikologis kepada yang bersangkutan (dokter koas Fladiniyah), karena sudah berulang, meskipun tidak ada korelasi antara pendamping psikologi dan proses hukumnya," kata Kapolrestabes Medan. 

"Terkait latar belakangnya belum ada, itu nanti jadi pengayaan kita dalam proses hukumnya. Bukti sudah ada keterangan korban, CCTV, itu sudah cukup melakukan konfirmasi. Soal RJ  (Restrotif Justice) itu tergantung Fitra (korban), tapi kami tetap normatif jalankan prosedur. Laporannya penganiayaan. Jadi unsur konstruksi pidananya menyebabkan korban terhambat kerja sehari-hari (2 hari) itu cukup untuk memberatkan," kata Kapolrestabes Medan. 

Penulis: Anisa Rahmadani

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.