Apa Itu Brain Rot dan Benarkah Karena Kebanyakan Nonton Konten Receh? Simak Penjelasannya
Array A Argus December 27, 2024 08:30 AM

TRIBUN-MEDAN.COM,- Pernah kah kalian mendengar istilah barin rot?

Atau kalian tahu apa itu brain rot?

Akhir-akhir ini, media sosial ramai membahas isu brain rot ini.

Brain rot merupakan istilah yang menggambarkan kondisi penurunan otak akibat terlalu sering menyaksikan tayangan receh di media sosial.

Seseorang yang keseringan menonton tayangan receh dapat mengalami 'pembusukan otak'.

Kemampuan berpikirnya akan jauh menurun dibanding sebelumnya.

Ilmuwan Neurosains dan Perilaku dan CEO Sekolah Otak Indonesia Taufiq Pasiak menegaskan, bahwa brain rot memang dapat dibuktikan secara ilmiah. 

"Kondisi ini betul-betul terjadi dan bisa diamati di otak dengan penggunaan alat-alat canggih, atau dengan melihat gejala dan keluhannya," katanya, dikutip dari Kompas.com. 

Terlalu Banyak Menonton Konten 'Receh'

Menurut Taufiq, brain rot mengacu pada kelebihan beban kognitif otak yang disebabkan oleh aktivitas digital berlebihan tetapi tidak bermakna, seperti scrolling media sosial tanpa tujuan, binge-watching, atau penggunaan teknologi secara berlebihan.

Aktivitas semacam ini melibatkan konsumsi konten berkualitas rendah, yang dikenal sebagai konten receh.  

Di otak terdapat sistem pengimbalan (reward system) yang dirancang untuk memberikan rasa puas atau bahagia, sebagai imbalan atas tindakan yang menyenangkan. 

"Menonton atau melihat media receh yang sifatnya instan itu bisa memicu kerja sistem pengimbalan ini," ungkap Taufiq

Saat kita menonton atau mengonsumsi konten receh yang sifatnya instan, sistem ini bekerja aktif, melepaskan zat kimia otak bernama dopamin.

Selanjutnya dopamin akan memberikan rasa kenikmatan instan.

Namun, efek negatifnya adalah otak menjadi terbiasa mencari hiburan instan dan menghindari aktivitas yang membutuhkan usaha, konsentrasi, atau kerja keras. 

"Otak cenderung menghindari tugas atau pekerjaan yang butuh energi dan kerja keras, atau yang beban kognitifnya berat," tutur Taufiq. 

Akibatnya, kapasitas kognitif otak menurun, yang ditandai dengan kesulitan fokus, kurangnya daya analisis, dan penurunan kemampuan mengambil keputusan.  

Kriteria Konten Receh

Lalu, tontonan seperti apa yang tergolong ke dalam konten receh? 

Menurut Taufiq, tidak semua konten berdurasi pendek dianggap receh. Adapun, beberapa ciri konten receh adalah: 

  • Hiburan ringan: Meme, video lucu, atau potongan video pendek yang tidak memiliki kedalaman cerita.  
  • Informasi tidak mendidik: Konten yang tidak menambah nilai atau wawasan baru.  
  • Interaksi cepat dan dangkal: Video pendek di TikTok, Instagram Reels, atau Snapchat yang hanya bertujuan untuk hiburan instan tanpa elaborasi mendalam.  

Tidak semua konten receh berbahaya, tapi konsumsi berlebihan terhadap konten semacam ini dapat memberikan dampak negatif pada otak.  (tribun-medan.com)

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.