Kualitas Udara Jakarta Bersih Usai Ditinggal Banyak Kendaraan saat Natal
GH News December 27, 2024 03:05 PM

Selama libur Natal dan tahun baru, Jakarta ditinggal banyak kendaraan yang 'hijrah' ke luar kota. Bahkan, hingga hari ini, Jumat (27/12), jalan raya setempat masih cenderung sepi. Imbasnya, kualitas udara Jakarta membaik!

Menurut pantauan detikOto di kawasan Kuningan, Tebet dan Senayan, Jakarta Selatan, lalu lintasnya terbilang sepi kendaraan. Padahal, pantauan tersebut dilakukan sekira pukul 07.00 hingga 08.30 WIB ketika aktivitas warga sedang tinggi-tingginya.

Biasanya, kawasan-kawasan setempat selalu 'diserbu' kendaraan bermotor hingga memicu kemacetan. Bahkan, di sejumlah titik sepanjang Bassura hingga Kota Casablanca, antrean mobil dan motor kerap kali tertahan.

Kualitas udara di kota Jakarta.

Disitat dari CNN Indonesia, ada 391 ribu kendaraan yang meninggalkan Jakarta selama libur Natal, tepatnya 21-25 Desember 2024. Laporan tersebut diumumkan tepat saat hari H Natal. Sehingga, bukan mustahil, ada penambahan angka menjelang tahun baru.

Dilihat dari laman IQ Air, kualitas udara di Jakarta membaik selama sepekan terakhir. Bahkan, selama periode 25-26 Desember, angkanya sempat turun ke level 44 atau 'sehat'. Keterangan tersebut ditandai dengan warna hijau.

Hari ini, kualitas udara di Jakarta masih terbilang baik. Meski keterangannya bukan hijau, melainkan kuning, namun angkanya berada di level 61 atau 'moderate'. Menariknya, Jakarta tak masuk dalam daftar '50 kota terpolutif di dunia' sepanjang hari ini.

Padahal, biasanya, kualitas udara di Jakarta berada di atas 150 dengan keterangan 'unhealthy'. Bahkan, tak jarang, kawasan tersebut menempati urutan pertama sebagai kota terpolutif di dunia.

Sebagai catatan, menurut hasil studi komprehensif source apportionment yang dikerjakan Kemenko Marves bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) dan sejumlah pakar terkait, kendaraan bermotor masih menjadi penyumbang terbesar polusi udara di Jakarta.

Emisi kendaraan bermotor menyumbang 32-41 persen terhadap polusi udara Jakarta saat musim hujan. Bahkan, angkanya meroket menjadi 42-57 persen ketika musim kemarau.

Sementara pembakaran batu bara untuk industri dan pembangkit listrik hanya menyumbang 14 persen. Data tersebut merupakan hasil pengumpulan sampel di tiga titik kota Jakarta.




© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.