Tikus Acak-acak Persemaian Padi Usia 10 hari Milik Petani di Desa Bungur Baru Tapin
Edi Nugroho December 28, 2024 11:31 AM

BANJARMASINPOST.CO.ID– Tak hanya mengganas di Gunungraja, Tanahlaut (Tala), hama tikus juga menjadi momok menakutkan bagi petani di Desa Bungur Baru, Kecamatan Bungur, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Namun berbeda dengan di Tala yang menyerang tanaman jagung, hama tikus di Tapin mengacak-acak persemaian padi yang berusia sekitar 10 hari.

Asikin, salah satu petani setempat, mengaku benih padinya yang sudah mulai memunculkan daun menjadi sasaran tikus. 

“Tikus menyerang persemaian padi di usia 10 hari. Biasanya, setelah 20 hari, benih itu dipindahkan ke lahan pertanian untuk ditanam,” ujarnya, Kamis (26/12).

Dia menambahkan, penggunaan ‘kandang’ plastik hitam sebagai pelindung sempat dicoba. Namun, tikus tetap mampu menembusnya dengan cara melubangi ‘kandang’.

Akhirnya, Asikin memilih metode lain dengan mencampur racun tikus merek Timex ke dalam belalang yang ditusuk menggunakan bilah lidi. “Lumayan berkurang tikusnya. Tapi tetap saja ada yang menyerang,” ungkap anggota Kelompok Tani (Poktan) Membangun Desa Bungur Baru ini.

Selain ancaman tikus, Asikin juga mengaku tanaman padi miliknya yang kini berusia sekitar 40 hari masih harus menghadapi serangan ulat dan wereng.

Belum lagi, saat mendekati musim panen sekitar Maret nanti, hama burung manyar juga diperkirakan bakal menjadi ancaman baru bagi tanaman padinya.

Sama halnya dengan Asikin, Hanafiah, petani lain di Desa Bungur Baru, juga mengeluhkan hal serupa. “Persemaian padi saya juga diacak-acak tikus. Pucuk-pucuk padi terpotong,” katanya.

Meski begitu, Hanafiah tetap optimistis sebagian besar benih padi yang rusak masih dapat diperbaiki atau ditanam ulang.

Menurutnya, ancaman hama tikus semakin terasa karena sebagian besar petani di desanya tidak menanam padi secara serentak.  “Ada yang baru tanam, ada juga yang sudah berusia 20 hari,” imbuhnya.

Di Desa Bungur Baru, petani menanam berbagai varietas padi, mulai dari benih lokal hingga benih unggul. Rencana  tanam padi di hamparan lahan sekitar 200 hektare.

Namun, gangguan hama yang datang silih berganti membuat mereka harus bekerja ekstra untuk menjaga hasil panen. (Banjarmasinpost.co,id./muktar wahid)

 

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.