TIMESINDONESIA, BANDA ACEH – Duta Budaya Aceh 2024 Mira Atzani (21) mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk lebih mengenal dan mengunjungi lokasi bersejarah serta warisan budaya yang ada di tanah Aceh.
Sebagai seorang Duta Budaya, mahasiswi Prodi Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Aceh memiliki tanggung jawab besar dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya Aceh, baik di tingkat nasional maupun internasional.
"Dunia yang semakin modern ini, peran seorang duta budaya sangat penting sebagai penghubung antara tradisi masa lalu dan kehidupan sekarang yang terus berkembang, namun tetap harus sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku, khususnya dalam konteks agama Islam di Aceh," katanya kepada TIMES Indonesia, Rabu (1/1/2025).
Dalam menjalankan peran ini, Mira merasa mendapat banyak manfaat, baik secara pribadi maupun profesional. Sebagai seorang Putri Budaya Aceh, ia belajar mengasah keterampilan berbicara di depan umum (public speaking), yang sangat berguna dalam karirnya sebagai Master of Ceremony (MC) dan dalam kehidupan pribadinya.
"Selain itu melalui posisinya ini, saya juga berkesempatan untuk memperluas jaringan sosial dan bertemu dengan berbagai tokoh budaya serta seniman, yang memberikan peluang untuk turut serta dalam berbagai acara budaya, seperti Temu Karya Taman Budaya Indonesia, Aceh Perkusi, dan pekan Tari Gunongan 2024," ujarnya.
Salah satu fokus advokasi yang dijalankan Mira adalah Berdaya (Berwisata Berbudaya), yang merupakan konsep promosi pariwisata berbasis budaya. Melalui media sosial, ia aktif mempromosikan berbagai destinasi wisata budaya di Aceh, seperti acara Aceh Perkusi, pekan Tari Gunongan, serta kegiatan pertemuan kerja taman budaya.
"Tujuan utamanya adalah untuk mengenalkan dan merayakan budaya Aceh kepada masyarakat, sehingga orang-orang, terutama generasi muda, dapat lebih sadar akan pentingnya melestarikan budaya yang telah diwariskan oleh leluhur," ungkapnya.
Melalui konten-konten yang dibagikan di media sosial, anak semata wayang dari pasangan (Alm) Ishak dan Cut Azmi Umi Kalsum mengajak masyarakat Aceh untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan warisan budaya yang ada di provinsi ini, seperti wisata unggulan Mesjid Raya Baiturrahman dan Museum Aceh dan Tsunami. Lalu Gunongan, Taman Putroe Phang, dan banyak lagi.
"Dengan berkunjung ke lokasi-lokasi ini, masyarakat dapat lebih memahami dan menghargai betapa kaya dan beragamnya budaya Aceh, sekaligus memberikan dukungan terhadap upaya pelestarian budaya tersebut," imbuh pemilik akun media sosial Instagram @miraatzani
Selain itu, Mira berharap agar pemerintah Aceh dapat berperan lebih aktif dalam meningkatkan pendidikan budaya kepada generasi muda, terutama pelajar, dengan memasukkan materi tentang budaya Aceh dalam kurikulum pendidikan formal maupun non-formal.
"Dengan begitu, nilai-nilai tradisional seperti tari Saman, seni rencong, dan bahasa Aceh dapat dipelajari sejak dini. Hal ini akan membantu generasi muda untuk merasa bangga terhadap budaya mereka dan berperan serta dalam menjaga dan melestarikan budaya Aceh," tuturnya.
Lebih jauh dirinya yakin dan percaya bahwa melestarikan budaya bukanlah pekerjaan satu orang saja, melainkan tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk bergandengan tangan dalam menjaga dan merawat warisan budaya Aceh.
"Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengunjungi situs-situs bersejarah dan tempat-tempat budaya di Aceh saat berlibur. Dengan demikian, kita semua dapat berperan aktif dalam memajukan pariwisata budaya dan memastikan bahwa kekayaan budaya Aceh tetap terjaga untuk generasi mendatang," jelasnya. (*)