Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Lapas Kelas IIB Majalengka siap mewujudkan program rehabilitasi nakrotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza) secara berkelanjutan, khususnya bagi warga binaan.
Kepala Lapas Kelas IIB Majalengka, Febie Dwi Hartanto, memastikan komitmen jajarannya mendukung program rehabilitasi napza untuk mewujudkan lingkungan pemasyarakatan yang sehat dan bebas dari penyalahgunaan narkoba.
Nantinya, petugas menggunakan metode Alcohol, Smoking, and Substance Involvement Screening Test (ASSIST) untuk mengevaluasi tingkat keterlibatan dalam penyalahgunaan alkohol, rokok, dan zat lainnya.
"Metode ASSIST ini dirancang WHO untuk menyaring apakah seseorang memiliki riwayat penggunaan zat, risikonya, dan indikasi ketergantungannya," ujar Febie Dwi Hartanto saat ditemui di Lapas Kelas IIB Majalengka, Jalan KH Abdul Halim, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Sabtu (4/1/2025).
Ia mengatakan, instrumennya relatif sederhana dan singkat, bahkan dalam aplikasinya hanya membutuhkan waktu kira-kira lima menit hingga 15 menit.
Selain itu, metode skrining ASSIST mencakup kemungkinan penggunaan zat dari mulai tembakau, alkohol, kanabis, kokain, stimulansia amfetamin, sedatif-hipnotik, halusinogen, inhalansia, opioid dan lainnya.
Pihaknya mengakui, melalui metode ASSIST juga dapat lebih memahami kebutuhan rehabilitasi, dan memetakan langkah-langkah pemulihan yang sesuai bagi warga binaan.
"Kami berkomitmen mendukung program rehabilitasi yang terintegrasi dan berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan lapas yang lebih sehat serta bebas dari penyalahgunaan napza," kata Febie Dwi Hartanto.
Febie berharap, petugas Lapas Kelas IIB Majalengka dapat menjalankan metode ASSIST tersebut untuk memaksimalkan program rehabilitasi napza kepada para warga binaan.
Ia menyampaikan, hasil skrining itu pun dapat digunakan untuk merencanakan langkah-langkah rehabilitasi yang tepat dan efektif bagi warga binaan Lapas Kelas IIB Majalengka.
"Semoga petugas Lapas Kelas IIB Majalengka dapat melaksanakan skrining napza secara lebih efektif dan profesional untuk mendukung keberhasilan program rehabilitasinya," ujar Febie Dwi Hartanto.