SURYA.CO.ID – Agam Muhammad, anak bos rental mobil yang tewas ditembak pelaku penggelapan mobil mengungkap saat terakhir ia bersama ayahnya.
Kasus penembakan di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak ini mengeggerkan publik. Ilyas Abdurrahman (48) tertembak.
Saat meregang nyawa Ilyas masih berusaha menenangkan sang putra, padahal peluru panas menembus dadanya.
Ia sempat mengucapkan beberapa kata terakhir sebelum meninggal dunia.
Kata-kata terakhir tersebut disampaikan Ilyas kepada putranya.
Dilansir Kompas.com, Agam menceritakan detik-detik saat ayahnya terluka akibat tembakan di dada.
Meski dalam kondisi lemah, Ilyas rupanya masih sempat menenangkan anaknya.
“Ayah bilang, ‘Ayah enggak apa-apa,’ sambil memegang luka tembak di dadanya," ungkap Agam sedih.
Agam menceritakan bagaimana sang ayah menunjukkan dirinya kuat, sebagaimana kesan yang selama ini diketahui keluarga.
Ilyas selalu menunjukkan kekuatannya. Dalam kesehariannya ia jarang minta tolong.
"Ayah itu orang yang kuat, enggak pernah minta tolong,”
Setelah insiden tersebut, Ilyas dilarikan ke RSUD Balaraja bersama Ramli, anggota tim rental yang juga terkena tembakan.
Namun, sayangnya, nyawa Ilyas tidak dapat diselamatkan.
Bagi Agam, sosok ayahnya adalah kepala keluarga yang tegar dan pekerja keras.
Kehilangan ini terasa sangat menyakitkan karena kedekatan yang mereka miliki.
“Saya sangat dekat sekali dengan ayah saya. Apa-apa selalu sama Ayah. Teman ngobrol saya, teman bisnis saya, semuanya bareng Ayah,” kata dia.
Agam berharap agar almarhum ayahnya mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.
“Selagi Ayah masih ada, saya enggak pernah terpikir akan kehilangan beliau. Tapi sekarang, semuanya sudah berlalu. Ini sangat menyakitkan untuk saya,” tutup Agam dengan suara bergetar.
Niat Ilyas Beribadah Haji Tak Kesampaian
Ilyas sebelumnya telah berbicara dengan anaknya tentang rencananya untuk menunaikan ibadah haji.
Percakapan tersebut terjadi beberapa jam sebelum insiden tragis yang merenggut nyawanya.
“Sorenya, sebelum kejadian, Ayah dari kamar nyamperin saya yang lagi duduk di ruang tamu. Dia bilang, ‘Abang, Ayah mau pergi haji. Doain bisa tahun depan atau tahun depannya lagi,’” ungkap Agam.
Ilyas, dengan kesadaran akan panjangnya proses antrean haji, juga meminta Agam untuk mempersiapkan keberangkatannya.
“Kan haji lama bisa sampai 20 tahun. Kamu persiapkan ya, Bang,” ujar Ilyas, seperti ditirukan Agam.
Agam pun memberikan dukungan kepada ayahnya.
“Saya bilang, ‘Iya, Ayah. Nanti Agam persiapkan. Kalau gitu, Ayah duluan aja yang berangkat, Agam mah nanti,'” kenang Agam sambil menahan air mata.
Namun, rencana mulia tersebut harus terhenti akibat insiden penembakan yang terjadi hanya beberapa jam setelah percakapan itu.