TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengeklaim, kurangnya isi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan faktor kelalaian atau human error dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur untuk program tersebut.
Hal tersebut merespons adanya ketidaksesuaian satu kotak menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Cilangkap 5 Depok Jawa Barat.
"Saya pastikan ini hanya masalah lupa nanti jadi perbaiki. Human error saja, karena satu SPPG itu menyiapkan untuk kurang lebih 4.000-5.000 pemanfaat. Dan mungkin kasus seperti itu hanya sangat kecil. Satu-dua saja," kata Meutya saat meninjau SDN Cilangkap 5 Depok Jawa Barat, Senin (6/1/2025).
Meutya berdalih bahwa ketidaksesuaian menu itu wajar saja terjadi lantaran hari ini merupakan hari pertama program MBG diluncurkan secara serentak di seluruh Indonesia.
Kendati demikian, Meutya bilang bahwa pemerintah akan mengevaluasi hal tersebut. Dia menegaskan bahwa kejadian kurangnya menu makanan dalam program MBG itu murni masalah teknis, bukan kekurangan daripada bahan baku.
"Tentu ini hari pertama. Jadi kami pemerintah sangat terbuka kepada masukkan karena memang kita sedang, hari pertama ini kita akan lihat evaluasinya. Kalau ada yang terlupa-terlupa, nanti kita ingatkan SPPG-nya," jelasnya.
"Tapi ini hanya masalah teknis lupa saja. Bukan karena ketidakcukupan bahan baku dan lain-lain," imbuhnya menegaskan.
Dalam kesempatan yang sama, Dandim 0508/Depok Kolonel Inf Iman Widhiarto menyatakan, penyajian menu program MBG ini dimulai sejak 03.00 WIB pagi. Dia pun mengakui bahwa adanya kelalaian faktor human error bisa saja terjadi.
Terlebih menurutnya, pengemasan menu MBG ini dilakukan secara berantai dari pos nasi, lauk, hingga sayur dan buah.
"Dan kalaupun tadi ada yang terlewat ya penyampaiannya ya. Jadi sangat memungkinkan," ucap dia.
"Sehingga kalau misalkan ada yang terlewat. Itu kemungkinan akan diingatkan oleh pos berikutnya. Jadi sudah berlapis-lapis. Tapi kalau memang masih ada, saya pastikan itu human error," sambungnya.