TIMESINDONESIA, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut, wacana pengembalian ujian nasional (UN) akan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat. Sebab, menurutnya siswa akan memiliki daya saing untuk bisa masuk ke sekolah yang diinginkan. 

“Sehingga salah satu faktor ketika dia mendapatkan nilai, ada penghargaan yang siswa dapatkan, apakah bisa bersaing masuk ke sekolah yang diinginkan. Dan itu salah satu faktor yang mungkin bisa digunakan untuk menjadi salah satu bagian dari zonasi,” ujar Eri dikutip, Senin (6/1/2025). 

Dengan adanya penerapan UN, ia berharap, siswa akan lebih rajin untuk belajar. Namun, kalau menggunakan zonasi, menurutnya siswa akan sedikit malas untuk belajar. Sebab, sistem zonasi tidak perlu nilai bagus untuk bisa masuk ke sekolah favorit. 

“Dengan UN ini saya berharap anak-anak semakin giat belajar. Tapi, kalau dulu UN tidak ada dan pokoknya sekolahnya dekat rumah, belajarnya jadi agak malas sedikit, tapi kalau dengan begini kan mereka ada rasa ingin belajar,” harapnya. 

Wali Kota Eri menambahkan, dirinya setuju jika pemerintah pusat menerapkan UN sebagai sistem evaluasi pendidikan. Asalkan, hal tersebut bisa membangkitkan semangat belajar para siswa-siswi di Kota Surabaya ke depannya. 

“Apapun itu asalkan bisa bangkitkan semangat belajar, dan tidak meremehkan. Meskipun UN nantinya dihitung berapa persen (sebagai syarat kelulusan) tapi anak akan ada keinginan belajar," katanya. 

"Kalau sekarang kan enggak, asalkan dekat dengan rumah bisa masuk ke sekolah, nah ini harus dihilangkan. Bagaimana (siswa) belajarnya juga bisa bermanfaat untuk mendapatkan nilai yang baik,” sambung Eri. 

Diketahui, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Republik Indonesia (RI), Abdul Mu’ti berencana mengembalikan ujian nasional (UN) sebagai sistem evaluasi pendidikan tahun 2025. Namun, sampai saat ini masih belum ada kepastian kapan sistem evaluasi pendidikan tersebut diterapkan. (*)