Sudah Keluar RS, Annar Sampetoding Otak Kasus Uang Palsu UIN Alauddin Dijebloskan ke Rutan Makassar
Suci BangunDS January 08, 2025 06:31 AM

TRIBUNNEWS.COM - Pengusaha sekaligus otak dalam kasus produksi uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Annar Salahuddin Sampetoding, sudah keluar dari Rumah Sakit (RS) Bhayangkara per Selasa (7/1/2025).

Diketahui, Annar dinyatakan sakit pada Sabtu (28/12/2024) setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.

Adapun dirinya memiliki riwayat penyakit jantung dan prostat.

Setelah keluar, Annar langsung dijebloskan ke Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Makassar. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Rutan Makassar, Jayadikusumah.

Dia mengungkapkan, Annar ditempatkan di Blok B Mapenaling yang biasanya diperuntukkan untuk tahanan baru.

"Tahanan baru ditempatkan di Mapenaling selama satu hingga dua minggu untuk beradaptasi," jelas Jayadi, dikutip dari Tribun Timur.

Sebelumnya, menurut informasi yang dihimpun Tribun Timur, nama Annar sudah tidak ada dalam daftar pasien di RS Bhayangkara Makassar per Senin (6/1/2025).

Dia disebut dirawat di ruang VVIP lantai empat RS Bhayangkara Makassar.

Menurut salah satu sumber kepada Tribun Timur, kesehatan Annar sebenarnya sudah membaik sejak beberapa waktu lalu.

Hanya saja, saat dokter maupun perawat mengizinkan untuk menjalani rawat jalan, Annar selalu mengaku mengeluh sakit kembali.

Pada hari yang sama, Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak sempat berkoordinasi dengan pihak rumah sakit terkait kondisi Annar.

Namun, dia menegaskan Annar masih dirawat di RS Bhayangkara Makassar.

"Masih dirawat di rumah sakit, koordinasi sama pihak kedokteran apa sudah bisa dihentikan pengobatannya, kita jemput atau bagaimana," ujarnya, Senin kemarin.

Peran Annar: Otak dan Pemodal Produksi Uang Palsu

Sebelumnya, peran Annar dalam kasus ini diungkap oleh Dirkrimsus Polda Sulsel, Kombes Pol Dedi Supriyadi.

Sebagai informasi, publik sempat mengira bahwa sosok penting dalam kasus peredaran uang palsu yang diproduksi di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), adalah Andi Ibrahim.

Andi Ibrahim menjabat sebagai Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar sebelum dipecat oleh rektor, Hamdan Juhannis.

Nyatanya, sosok penting tersebut bukanlah Andi, melainkan adalah Annar.

Dedi menyebut, Annar merupakan sosok yang merancang segala alur produksi hingga peredaran uang palsu.

Dia mengungkapkan, Annar adalah pemberi ide hingga pemberi perintah kepada Andi Ibrahim dan pelaku lainnya.

Tak cuma itu, Annar juga merupakan investor utama yang membiayai kegiatan tersebut.

Bahkan, mesin cetak yang dibeli dari China seharga Rp600 juta juga dimodali oleh Annar.

"Saya akan menanggapi peran ASS dalam kasus uang palsu. Di mana perannya yang bersangkutan adalah yang pertama pemberi ide, kemudian ikut memodali, pembeli mesin, kemudian memberi perintah. Dan itu aja intinya," katanya dalam konferensi pers di Mapolda Sulawesi Selatan, Senin (30/12/2024).

Pada kesempatan yang sama, Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Yudhiawan Wibisono, juga mengungkapkan rumah Annar yang berada di Jalan Sunu 3, Kota Makassar, menjadi lokasi awal untuk memproduksi uang palsu sebelum dipindahkan ke kampus UIN Alauddin.

Yudhiawan menambahkan, Annar dan komplotannya sudah mengedarkan uang palsu di Makassar selama dua tahun.

"Kita sampaikan kepada seluruh masyarakat, uang itu sudah dicetak sejak 2022 sekarang sudah mau 2025," katanya.

(Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Timur/Muslimin Emba/Sayyid Zulfadli Saleh Wahab)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.