Rob Bikin Udang hingga Ikan Bandeng Petambak di Kotabaru Kabur
Irfani Rahman January 08, 2025 08:33 AM

BANJARMASINPOST.CO.ID - Dampak banjir rob di Kabupaten Kotabaru,Kalimantan Selatan tampaknya  menyasar petambak ikan, udang, dan kepiting.

Jali Rahman, petambak di Desa Sungai Limau, Kecamatan Pulau Laut Timur, salah satu korbannya.

Sejak banjir rob menerpa pada Desember 2024, sudah puluhan hektare tambak warga yang terdampak. Masuknya air laut hingga memenuhi tambak membuat ikan, udang dan kepiting bisa kabur dan tidak  bisa dibendung.

Agar tidak rugi besar, tidak sedikit petambak memanen lebih awal. “Jadi banyak yang terpaksa dipanen, padahal bandengnya belum besar dan pasti merugi,” ujar pemilik tiga hektare tambak yang turut terdampak ini, Selasa (7/1).

Jali pun mengatakan kerugian yang dialami petambak bervariasi. Mulai  hanya balik modal beli bibit hingga tidak mendapatkan hasil sama sekali.

Sementara itu sejumlah kawasan pertanian di Kotabaru juga terdampak banjir rob.

Tingginya permukaan air yang masuk di kawasan pesisir turut merendam lahan pertanian di Kecamatan Kelumpang Selatan seperti di Desa Pantai dan Desa Pembalacanan.

Diungkapkan Khairul, petani Desa Pantai, usai musim panen pada Oktober 2024, petani perlahan mulai mengolah lahan dan bibit. “Saat semaian bibit belum tumbuh, air laut masuk, jadi banyak yang mati,” ujar Khairul, Selasa.

Ketua Kelompok Tani Irut Dalam ini mengatakan air laut masuk karena pintu air dan tanggul belum berfungsi optimal. Pintu air yang digadang bisa menahan air pasang belum berperan efektif dan tanggul yang dinilai masih kurang tinggi.

Mengenai matinya semaian padi varietas siam yang ditebar, Khairul terpaksa harus menyemai ulang.

Terkait tingginya intestitas hujan di awal Desember 2024, Khairul menilai pertanian padi tidak ada yang terpengaruh. “Karena air cepat saja turun dan saat itu baru usai musim panen,” sebutnya.

Dikonfirmasi, Kabid  Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kotabaru, Edy Rahmadi, mengaku tidak ada laporan terkait kendala pertanian akibat banjir rob maupun intensitas hujan tinggi.

Beberapa lalu sempat ada kabar di kawasan Pertanian Desa Salino, Kecamatan Pulau Laut Tengah, namun sudah berangsur normal. Karena air pasang masuk hanya berlangsung sesaat dan pintu airnya sudah diperbaiki.

“Untuk pintu air yang rusak atau tanggul kurang tinggi yang di Desa Pantai, Kecamatan Kelumpang Selatan, kami belum terima laporan dari petugas, tapi info yang disampaikan ini akan kami tindaklanjuti,” sebut Edy.

Dia juga mengatakan, dengan keperluan mencapai 32.000 ton per tahun, pemenuhan pangan berupa beras dari petani di Kotabaru  belum terpenuhi. Karena hanya bisa produksi sekitar 17.000 ton per tahun dari empat kecamatan sebagai sentral yang ada. “Jadi untuk pemenuhan, beras datang dari Tanah Bumbu dan dari Sulawesi. Sementara ini untuk meningkatkan produksi yakni dengan pola tanam dua kali atau tiga kali setahun,” Pungkas Edy. (tab)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.