Bapanas Ungkap Daerah Sentra Cabai Diterjang Banjir, Banyak Gagal Panen
GH News January 08, 2025 03:05 PM

Badan Pangan Nasional mengakui terjadi kenaikan sangat signifikan pada harga cabai rawit merah. Kondisi ini tidak lepas dari dampak dari curah hujan yang tinggi.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa mengungkap tingginya harga cabai rawit merah disebabkan karena pasokan yang menipis. Hal itu disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan menyebabkan banjir, sehingga gagal panen.

Adapun daerah yang diketahui mengalami banjir yakni di Sulawesi Selatan, di Kabupaten Wajo, Kabupaten Sidenreng Rappang. Kemudian, banjir juga terjadi Jawa Tengah seperti Temanggung dan Jawa Barat di Sukabumi.

"Beberapa di daerah Jawa juga ada banjir di sentra-sentra produksi cabai. Ini menyebabkan juga potensi kehilangan produksi lumayan besar di daerah tersebut, bisa sampai 60%-70%," kata dia kepada detikcom, Rabu (8/1/2025).

Akibat curah hujan yang tinggi dan banjir, kondisi cabai pun cepat membusuk. Selain banjir, angin kencang juga mempengaruhi kondisi tanaman cabai. Hal inilah yang menyebabkan pasokan tidak terpenuhi ke beberapa daerah.

"Banyak juga beberapa sentra yang tergenang, sekaligus juga busuk. Di videon yang saya dapat beberapa waktu yang lalu itu (kondisi cabai), kisut, busuk, itu posisinya," ungkapnya.

Saat ini pasokan ke beberapa daerah juga sangat tipis sehingga harga pun melambung, seperti di Jakarta. Untuk diketahui harga cabai di beberapa daerah Jakarta sudah mencapai Rp 130.000/kg.

Melihat hal tersebut, Ketut mengatakan akan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mencari daerah mana yang masih memiliki pasokan cukup atau lebih. Selain itu akan dipetakan juga daerah mana yang masih bisa tanam dan panen.

"Kita coba menanyakan dulu kepada champion, di mana daerah-daerah yang surplus produksinya pada bulan-bulan ini, sehingga nanti kita akan distribusikan ke Jakarta, sehingga harapan kita relatif menurun sedikit secara perlahan, sehingga petani tidak terlalu dirugikan," terangnya.

Namun, Ketut belum bisa memastikan apakah harga cabai rawit saat Ramadan masih dalam kondisi tinggi atau tidak. Targetnya dapat turun mendekati harga acuan pembelian (HAP). Di sisi lain, pihaknya ragu jika kondisi cuaca ekstrem masih terus berlangsung.

"Harusnya di bulan Februari sudah mulai produksi agak banyak. Kalau tiba-tiba hujan lebat, banjir dan lain sebagainya tidak terelakkan, nah ini mungkin yang di luar kuasa kita. Kalau katakanlah hujan sudah mulai agak normal, tidak ada bencana yang banyak, nah Februari itu akan mulai sedikit-sedikit akan mulai penurunan harga," pungkasnya.

Sebagai informasi, Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga cabai rawit merah secara rata-rata nasional Rp 86.300 per kilogram (kg). Namun jika dilihat di beberapa pasar, ada yang tembus Rp 130.000/kg.

Harga cabai rawit merah per Selasa (7/1), di Pasar Jatinegara telah mencapai Rp 130.000/kg, Pasar Kramatjati Rp 133.150/kg dan Pasar Minggu Rp 105.000/kg.

Sementara berdasarkan data Panel Harga Pangan milik Badan Pangan Nasional, harga cabai rawit merah rata-rata nasional Rp 73.000/kg dan cabai merah keriting Rp 49.870/kg.

Jika dilihat per daerah, untuk harga cabai rawit merah di Jakarta telah tembus Rp 130.000/kg, Jawa Barat Rp 91.460/kg, Jawa Tengah Rp 85.730/kg, Jawa Timur Rp 85.580/kg, dan Banten Rp 81.240/kg.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.