Tisane dikenal sebagai teh. Padahal memiliki karakteristik yang berbeda dengan teh biasa. Kenali perbedaan dan manfaat sehat keduanya.
Dilansir dari Tea Kruthi (12/12), banyak orang salah kaprah dengan teh dan tisane yang terlihat serupa. Padahal kedua minuman ini sangat berbeda, tisane diketahui tak mengandung teh sama sekali hanya bunga yang diseduh air panas.
Meski memiliki tampilan yang mirip, keduanya memiliki perbedaan. Asal tanaman dari kedua jenis teh ini sangat berbeda. Jika teh biasa berasal dari daun tanaman Camellia sinensis. Sedangkan tisane berasal dari berbagai jenis tanaman terutama bunga.
Kafein pada teh diketahui cukup tinggi, sekitar 15-70 mg per 1 cup (237 ml ). Jumlah kafein teh ini dibedakan berdasarkan jenisnya, seperti teh hitam mengandung kafein 47 mg, teh hijau 24 mg, hingga teh putih 6-60 mg, seperti dikutip dari Health Line.
Lantas, apakah tisane mengandung kafein? Tisane bebas dari kandungan kafein. Karena tidak berasal dari tanaman teh. Karena itu lebih cocok untuk dikonsumsi oleh mereka yang intoleransi terhadap kafein.
Jika teh biasa dibedakan berdasarkan proses pengolahannya, tisane dibedakan dari jenis tanamannya. Pertama, ada tisane daun dan jenis yang paling umum ada peppermint, chamomile, lemon verbena, dan lainnya.
Tisane juga dapat terbuat dari potongan buah. Di antaranya seperti buah atau daun raspberry. Tambahan potongan buah lemon atau kulitnya juga termasuk jenis tisane.
Tisane bunga yang paling populer. Bunga kembang sepatu (hibiscus), camomile, jasmin dan lavender merupakan bahan umum yang biasa digunakan untuk tisane berbahan dasar bunga.
Jenis tisane lain ada yang berasal dari gandum panggang. Biji-bijian lain, rempah, atau akar tanaman juga dapat dijadikan racikan tisane. Paling umum berupa kayu manis, cengkeh, hingga
Tisane dapat dinikmati jika perut sering terasa kembung. Beberapa jenis tisane rempah cocok untuk meningkatkan kesehatan pencernaan, contohnya adalah teh kapulaga.
Tak hanya itu, tapi juga berlaku untuk teh peppermint yang dapat melancarkan pencernaan. Agar perut tak lagi merasa kembung ataupun sembelit.
Tisane juga diketahui mengandung zat anti-inflamasi yang tinggi. Terutama terdapat pada tisane chamomile, tisane ini juga memiliki khasiat pengobatan, karena mengandung komponen penyembuh luka.
Tisane chamomile ini juga dapat berperan sebagai analgesik ringan dan obat penenang. Karena cocok untuk memperbaiki kualitas tidur atau sulit tidur.
Fungsi anti-inflamasi ini juga dapat berperan dalam mengobati sakit flu. Jenis tisane peppermint cocok untuk mengobati flu yang melanda.
Manfaat lain dari tisane bisa dilihat pada halaman selanjutnya...
Sistem kekebalan tubuh dapat terjaga jika mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat. Salah satunya dengan mengonsumsi tisane.
Berbagai jenis tisane didukung dengan zat antioksidan yang tinggi, contohnya pada tisane cengkeh. Diketahui kalau cengkeh mengandung mangan yang dapat berfungsi sebagai zat antioksidan, seperti dikutip dari WebMD.
Tisane juga dapat dinikmati para penderita diabetes. Minuman satu ini tak mengandung gula, sehingga aman. Jenis yang dapat dinikmati adalah tisane kayu manis.
Diketahui kalau kayu manis berpotensi dalam menurunkan kadar gula darah. Mengutip WebMD, sebuah studi menunjukkan peserta yang mengonsumsi 1-6 gram kayu manis selama 40 hari dapat menurunkan kadar gula darah sebanyak 24 persen.
Kolesterol yang tinggi dapat dikendalikan dengan rutin mengonsumsi tisane. Salah satu jenisnya adalah tisane hibiscus (kembang sepatu) yang kerap digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai penyakit.
Dalam beberapa penelitian juga ditunjukkan bahwa mengonsumsi tisane hibiscus dapat memberikan efek nyata terhadap hipertensi. Tisane ini juga berperan baik dalam masalah trigliserida, stres oksidatif, dan lainnya.