Sebelum Haji dan Umrah, Jemaah Perlu materi Manasik Haji Soal Sejarah Kenabian
Mariana January 10, 2025 07:31 AM

BANJARMASINPOST.CO.ID - Umrah dan haji adalah salah satu rukun Islam yang ke lima. Umrah dan Haji dikerjakan seseorang berhukum wajib hanya yang pertama, sedang sesudahnya hanya sunat.

Ada kebiasaan di masyarakat muslim Banjar dan banyak tempat lainnya, sembari menunggu tiba giliran haji, bagi yang mampu terlebih dahulu berumrah.

Pengalaman umrah ini dinilai berharga dan sangat baik untuk persiapan haji yang akan datang, tentu tujuan hakiki mendapat haji mabrur. Haji mabrur, kata Rasul balasannya surga.

Sabda Rasul ini menyadarkan penting mengetahui ilmunya sebelum berangkat. Bukan malah tanpa ilmu, menganggap biasa biasa saja, yang berakibat sebaliknya tidak diterima alias batal dan wajib mengulang.

Pernah terjadi sebagai contoh, salah satu jemaah berihram, namun masih menggunakan celana dalam. Dampaknya, sudah banyak biaya yang dikeluarkan, buang-buang waktu, juga kesempatan yang sulit didapat kembali.

Selain bimbingan manasik haji umrah yang diselenggarakan bagian PHU Kankemenag bekerjasama dengan KUA-KUA, terdapat pula majelis majelis taklim yang khusus dan umum membuka kebutuhan para calon jemaah.

Majelis-majelis bimbingan manasik haji umrah sudah banyak di setiap kabupaten, termasuk di Tabalong.

Bahkan setiap KBIHU alhamdulillah memiliki program manasik haji umrah, karenanya patut disyukuri sebab insya Allah membantu calon jamaah haji untuk memahami manasik haji umrah dan pada akhirnya mencapai derajat surga.

Dari sekian materi manasik haji umrah yang perlu diberikan ke khalayak adalah memahami haji dan umrah dari sudut pandang tasawuf.

Di Arafah, materi yang dikupas adalah kesadaran hamba berada di Padang Mahsyar, maka tak beda antara satu dengan yang lain, kecuali takwa.

Padahal di sekian juta manusia itu ada yang kaya raya, artis, pejabat, orang kuat dan status lainnya.

Namun itu tidak dinilai, yang berlaku saat  wukuf di Arafah bagaimana pemahamannya bahwa dia berhenti hanya untuk Allah tidak lagi berdiam karena harta, tahta dan manusia.

Lebih lanjut, perlu juga jemaah diberikan materi manasik haji terkait sejarah kenabian, perjuangan Rasul Muhammad selama di Mekkah dan Madinah, membentuk karakter orang Muhajirin dan Anshar, peninggalan jejak kerasulan, baik Nabi Muhammad ataupun Ibrahim dan keluarganya.

Pemberian materi manasik haji dan umrah yang lengkap, secara fiqh, tauhid dan tasawuf akan membantu jemaah menjadi ahli kebaikan.

Jemaah haji yang berkarakter ahli surga adalah mereka yang hidup menyelamatkan orang lain, menyebar rahmat.

Haji adalah rukun Islam yang kelima, maka para haji adalah muslim yang berkarakter baik dan mulia. Akhlak baik dan mulia dan tentu pribadi hamba yang diridhai Allah.

Jika sudah Ridha, maka Allah akan memanggil dengan sebutan penuh kasih sayang, wahai jiwa  yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan ridha dan diridhai, masuk dalam golongan hambaku, masuki masuki pula surgaku. (dny)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.