TRIBUNJABAR.ID - Peristiwa seorang suami bacok istrinya menggegerkan warga di Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.
Setelah aksi kejinya kepada sang istri, pelaku langsung kabur membawa anaknya.
Sebelum kabur, pelaku sempat dicegah Pak RT namun malah nyaris ikut jadi korban.
Diketahui pelaku bernama Sandra Negara (36), tega menganiaya istrinya berinisial N.
N nyaris meregang nyawa usai terkena sabetan senjata tajam jenis golok pada sejumlah bagian tubuh meliputi area kepala khususnya wajah, hingga tangan.
Meski sempat kabur, kini pelaku telah diamankan oleh pihak kepolisian setelah warga mengetahui kejadian tersebut.
Ketua RT setempat, Juhari mengatakan pelaku meninggalkan istrinya begitu saja di dalam rumah dengan kondisi bersimbah darah antara hidup dan mati.
"Langsung berangkat bawa anaknya dua ke rumah orang tuanya di daerah Darmais," ujarnya kepada wartawan, Kamis (9/1/2025).
Saat itu, Juhari sempat menyusul pelaku ke rumah orang tuanya tersebut yang berada di wilayah Kota Bogor.
Namun kedatangan Juhari disambut dengan perlakuan yang tidak baik oleh pelaku sehingga membuatnya tidak ingin gegabah.
"Dihajar saya (didorong), kumpulin sekalian katanya, pak RT masuk, saya masuk dia ke dapur, wah mau ngambil golok nih, saya pergi, kalau kita diem bisa kita yang dibacok," ungkapnya.
Setelah mendapat laporan tersebut, pihak kepolisian pun turun tangan untuk mengamankan pelaku guna dilakukan pemeriksaan.
Jejak Kelam Pelaku di TKP KDRT Bogor, Pernah Digerebek Warga Indikasi Prostitusi
Fakta mengejutkan terungkap di balik aksi penganiayaan yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya di wilayah Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.
Selain ulahnya menganiaya istrinya berinisial N menggunakan golok hingga kritis, pelaku yang diketahui bernama Sandra Negara itu juga memiliki riwayat negatif.
Ketua RT setempat, Jahuri mengungkapkan bahwa pelaku memilki kebiasaan yang tidak baik di lingkungan setempat.
Pasalnya, warga merasa resah akan adanya pasangan muda-mudi bukan suami istri yang terindikasi melakukan seks bebas di tempat tersebut.
Warga curiga tempat tersebut terindikasi dijadikan sebagai tempat prostistusi itupun melakukan penggerebekan.
"Waktu di sini pernah kita gerebek, biasa dah, muncikari, ada masalah perempuan, warga engga seneng," ujarnya kepada wartawan, Kamis (9/1/2025).
Atas adanya kejadian tersebut, Juhari selaku pengurus lingkungan pun mengambil tindakan dengan mendatangi pelaku pada September 2024 lalu.
Dan benar saja, ketika dilakukan pengecekan oleh warga ditemukan adanya aktivitas negatif di tempat tersebut.
Namun persoalan itu diselesaikan secara musyarawah dengan membuat surat pernyataan agar perbuatan serupa tidak terulang kembali.
"Saya suruh buat perjanjian, gataunya sekarang kejadian begini (penganiayaan)," katanya.
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani