Kemenkes: Bila Ditemukan 1 Kasus HMPV, Harus Ada Penyelidikan Masif
kumparanNEWS January 10, 2025 01:40 PM
Wabah virus Human Metapneumovirus (HMPV) bergejolak di China. Kemunculan virus ini pun ramai menjadi perbincangan masyarakat di Tanah Air.
Stafsus Menteri Kesehatan, dr. Ngabila Salama, mengungkapkan bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bakal melakukan penyelidikan yang masif jika nantinya menemukan 1 kasus HMPV di Indonesia.
"Jika nantinya 1 kasus ditemukan, perlu dilakukan tracing atau penyelidikan epidemiologi masif," ujar Ngabila Salama kepada wartawan, Minggu (5/1).
Ngabila menyebut bahwa saat ini Kemenkes terus melakukan langkah antisipasi kemunculan virus HMPV tersebut.
"Mengaktifkan sistem surveilans berbasis masyarakat (kader, RT, RW) dan fasilitas kesehatan, baik puskesmas dan RS untuk kewaspadaan terhadap HMPV," terangnya.
Sebelumnya, juru bicara Kemenkes RI, drg. Widyawati, juga telah memastikan bahwa penyebaran virus HMPV tersebut belum sampai ke Indonesia.
"Saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia. Meski begitu, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat," kata drg. Widyawati dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/1) kemarin.
"Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan,” lanjutnya.
Ia menjelaskan, pemerintah terus memantau perkembangannya di dunia dan menerapkan upaya antisipatif terhadap virus yang menyerang saluran pernapasan itu.
Langkah antisipasi juga mulai dilakukan pemerintah dengan meningkatkan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara, termasuk pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).
"Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan langkah-langkah preventif yang efektif. Upaya ini dilakukan agar virus ini tidak masuk ke Indonesia,” ucap dia.
Lebih lanjut, Kemenkes juga meminta masyarakat untuk mengenakan masker saat berada di ruang publik, rajin mencuci tangan, hingga menerapkan pola hidup sehat sebagai upaya pencegahan.
"Kemenkes mengajak masyarakat untuk tetap memantau informasi resmi terkait perkembangan virus ini," tuturnya.
"Pemerintah juga menekankan pentingnya kerja sama masyarakat dalam menerapkan langkah pencegahan dan segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala infeksi saluran pernapasan," imbuh dia.
Kepala Seksi Surveillance, Epidemologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta dr Ngabila Salama, MKM. Foto: Instagram/@ngabilasalama
Virus ini menyebabkan infeksi saluran pernapasan dengan gejala yang mirip seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Meski tak berbahaya bagi orang dewasa, pada kasus berat, virus ini dapat menyebabkan bronkitis atau pneumonia.
Belum ada vaksin yang ditemukan untuk virus ini, namun pemerintah mengimbau melakukan perawatan suportif seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat cukup efektif dalam membantu meringankan gejala.
Adapun kelompok rentan terhadap virus ini adalah anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.
Kemunculan virus ini sempat ramai menjadi perbincangan usai ditemukannya kasus di China dengan tercatat ada 40 kasus yang terindikasi terkait HMPV dalam kurun 2–8 Desember 2024.
Angka itu disebutkan mengalami peningkatan di periode 16–22 Desember 2024 yang kebanyakan pasiennya adalah anak-anak berusia 14 tahun.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.