Siapa Pembuat Peta Israel Raya yang Bikin Dunia Arab Marah?
GH News January 10, 2025 04:10 PM
TEL AVIV - Rezim Zionis Israel telah memicu kemarahan dunia Arab setelah menerbitkan peta kerajaan Yahudi kuno, yang dipandang negara-negara Arab sebagai bagian dari proyek peciptaan “Israel Raya”.

Peta tersebut, yang wilayahnya mencakup Yordania, Suriah, Lebanon, dan Palestina, diterbitkan di Instagram dan X oleh akun berbahasa Arab Kementerian Luar Negeri Israel (@IsraelArabic) pada 6 Januari 2025.

”Tahukah Anda bahwa Kerajaan Israel didirikan 3000 tahun yang lalu?" tulis akun tersebut sebagai caption dari unggahan peta tersebut.



Siapa Pembuat Peta Israel Raya?


Dari jejak digital, pembuat peta kerajaan Yahudi kuno yang dipandang negara-negara Arab sebagai bagian dari proyek "Israel Raya" itu adalah Kementerian Luar Negeri Israel.

Meski demikian, para pejabat Zionis Israel dalam beberapa kesempatan kerap menampilkan peta serupa. Contoh, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich pada Maret 2023 berdiri di samping peta yang menggambarkan "Israel Raya" termasuk sebagian wilayah Yordania.

Dalam unggahan yang menampilkan peta tersebut, akun berbahaya Arab Kementerian Luar Negeri Israel menyertakan beberapa penjelasan rinci.

"Sementara diaspora Yahudi menunggu kebangkitan kekuatan mereka dan pembangunan kembali negara mereka, Israel dinyatakan sebagai satu-satunya negara demokrasi di Timur Tengah pada tahun 1948," lanjut akun tersebut.

Lebih lanjut, akun kementerian itu mengeklaim peta yang diterbitkan berdasarkan wilayah kerajaan yang diperintah raja-raja Yahudi kuno.

“Raja pertama yang memerintah selama 40 tahun adalah Raja Saul (1050-1010) SM," tulis akun tersebut.

"Dia digantikan oleh Raja David yang memerintah selama sekitar 40 tahun (1010-970) SM," lanjut penjelasan akun itu.

"Dia digantikan oleh Raja Solomon yang juga memerintah selama 40 tahun dalam kurun waktu (970-931) SM. Pemerintahan ketiga raja tersebut berlangsung selama 120 tahun, periode penting dalam sejarah Israel. Tahun-tahun tersebut menjadi saksi perkembangan kehidupan Yahudi di semua bidang, termasuk budaya, agama, dan ekonomi,” imbuh akun Kementerian Luar Negeri Israel.

Apa Itu Israel Raya?


Israel Raya, yang dalam bahasa Ibrani adalah Eretz Yisrael Hashlema, adalah sebuah ungkapan dengan beberapa makna alkitabiah dan politik yang berbeda dari waktu ke waktu. Ungkapan ini sering digunakan, dalam gaya iredentis, untuk merujuk pada batas-batas Israel yang historis atau yang diinginkan.

Saat ini, definisi yang paling umum dari wilayah yang dicakup oleh istilah tersebut adalah wilayah Negara Israel bersama dengan wilayah Palestina. Definisi lain, yang disukai oleh Zionis Revisionis, mencakup wilayah bekas Emirat Transyordania, Semenanjung Sinai, dan Dataran Tinggi Golan.

Sedangkan wilayah Israel Raya, menurut pendiri Gerakan Zionisme Theodore Herzl, adalah Negara Yahudi yang membentang dari Sungai Mesir (Sungai Nil) hingga Sungai Efrat.

Gambar peta versi Herzl pernah digunakan dalam lencana seragam seorang tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang memicu kemarahan di negara-negara Arab pada 2024 lalu.

Gamber peta versi Herzl diklaim sebagai Tanah Perjanjian Israel atau Tanah yang Dijanjikan, yang mencakup wilayah dari Sungai Nil hingga Efrat, dan dari Madinah hingga Lebanon. Artinya, wilayahnya meluas dari Mesir, Lebanon, Suriah, Irak, Arab Saudi, seluruh Yordania, dan wilayah Palestina yang diduduki.

Respons Negara-negara Arab


1. Yordania

Kementerian Luar Negeri Yordania mengecam unggahan peta tersebut dengan kata-kata yang paling keras dan menggambarkannya sebagai ilusi yang dipromosikan oleh kubu sayap kanan Israel untuk mencegah berdirinya Negara Palestina.

Juru bicara kementerian tersebut, Sufian Qudah, mengaitkan unggahan peta itu dengan pernyataan terbaru pejabat Israel tentang aneksasi Tepi Barat dan permukiman Gaza—dengan menyebutnya sebagai bagian dari agenda ekstremis yang mendorong siklus kekerasan.

2. Qatar

Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan peta yang mengeklaim mewakili Israel yang bersejarah merupakan pelanggaran mencolok terhadap norma-norma internasional, dan memperingatkan bahwa aspirasi Israel yang nyata dapat semakin menghalangi peluang perdamaian di kawasan tersebut.

“Doha menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memenuhi tanggung jawab hukum dan moralnya dengan menekan pendudukan Israel agar mematuhi resolusi legitimasi internasional dan menghadapi ambisi ekspansionisnya di tanah Arab,” kata kementerian tersebut, yang dilansir Arab News.

3. Hamas

Hamas juga menolak penerbitan peta “Israel Raya”. "Ini mengonfirmasi sifat agresif pendudukan Israel dan ambisi ekspansionisnya,” kata kelompok perlawanan Palestina tersebut.

“Kebijakan bermusuhan dan pernyataan publik berulang-ulang Israel memerlukan sikap dan tindakan yang kuat oleh Liga Arab dan pemerintah Arab dan Muslim untuk menghadapi ambisi ini dan menghentikan kejahatan Zionis yang terus berlanjut terhadap rakyat Palestina,” imbuh Hamas.

4. Otoritas Palestina

Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, juga mengecam peta tersebut dan menggambarkannya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap semua resolusi dan hukum internasional yang sah, menurut kantor berita Wafa.

5. Liga Arab

Liga Arab ikut mengecam penerbitan peta tersebut, dengan Sekretaris Jenderal Ahmed Aboul Gheit memperingatkan bahwa provokasi tersebut berisiko mengobarkan ekstremisme.

6. Uni Emirat Arab

Pemerintah Uni Emirat Arab mengkritik peta tersebut, menyebutnya sebagai upaya yang disengaja untuk memperluas pendudukan dan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.

7. Arab Saudi

Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi ikut mengecam, menuduh Israel mempertahankan pendudukannya dan melanggar kedaulatan negara.

Kerajaan tersebut meminta kekuatan global untuk mengatasi tindakan Israel dan mendukung upaya untuk menyelesaikan krisis regional melalui dialog dan penghormatan terhadap perbatasan.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.