Edukasi Bahaya Judol, Polda Jatim Gaet Kampus di Surabaya Gelar Lomba Ini
BASRA (Berita Anak Surabaya) January 10, 2025 06:20 PM
Maraknya judi online atau judol menjadi ancaman serius bagi masyarakat. Fenomena ini tidak hanya menyasar orang dewasa, tetapi juga anak-anak sekolah.
Fenomena tersebut mendorong kolaborasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya bersama Direktorat Reserse Siber (Ditressiber) Polda Jawa Timur menyelenggarakan Lomba Video Pendek bertema ‘Bahaya Judi Online’.
Lomba ini memberikan kesempatan bagi sineas muda untuk berkreasi. Peserta diharapkan menyampaikan pesan edukatif tentang dampak buruk judi online. Untag Surabaya berperan sebagai tuan rumah, dengan rangkaian acara mulai dari seleksi video pada 6-10 Januari 2025, hingga pengumuman pemenang pada 13 Januari 2025. Menariknya, lomba ini tidak memungut biaya pendaftaran.
Kombes Pol. R. Bagoes Wibisono H. K., S.I.K., M.Si., Direktur Reserse Siber Polda Jawa Timur mengungkapkan, lomba ini adalah salah satu upaya untuk mengedukasi masyarakat mengenai bahaya judi online yang kini menjadi masalah serius.
“Judi online ini sudah sangat marak di masyarakat, tidak hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak sekolah. Lewat lomba ini, kami ingin menggugah para sineas muda untuk berkarya, sekaligus mengajak masyarakat menjauhi judi online,” ujar Bagoes, Jumat (10/1).
Ia berharap lomba ini dapat menggugah sineas muda untuk berkarya dan mengajak masyarakat menjauhi judi online.
Dalam kolaborasi ini, Untag Surabaya dipilih sebagai mitra karena mahasiswa-mahasiswanya dikenal kreatif dan inovatif. Diharapkan, ide-ide mereka dapat menjadi solusi nyata untuk mengatasi masalah ini melalui pendekatan digital.
“Mahasiswa memiliki potensi besar. Ke depannya diharapkan mereka dapat membantu dalam penanganan judi online, baik dengan meredam maupun mengurangi jumlah orang yang terlibat di dalamnya,” tuturnya.
Puncak acara lomba akan berlangsung pada 18 Januari 2025 di Gedung Grha Wiyata Untag Surabaya.
Melalui lomba ini, diharapkan generasi muda dapat memanfaatkan teknologi digital secara bijak.
“Mahasiswa harus terbuka terhadap dunia digital, tetapi tetap memegang nilai-nilai tradisional,” imbuhnya.
Ia juga menekankan pentingnya kesadaran akan hal-hal yang melanggar hukum. Generasi muda diharapkan dapat membagikan pengetahuan ini kepada keluarga dan masyarakat.
“Ilmu yang mereka dapat akan lebih berguna jika disebarkan ke masyarakat luas,” pungkasnya.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.