Rapat Bersama Dishub Jatim dengan Anggota DPD RI Lia Istifhama, Soroti Kecelakaan di Kota Batu
GH News January 10, 2025 09:06 PM

TIMESINDONESIA, SURABAYAKecelakaan maut yang terjadi di Kota Batu pada Rabu (8/1/2025) menyebabkan empat orang meninggal dunia dan puluhan lainnya dilarikan ke rumah sakit. Kejadian ini dipicu sebuah bus pariwisata yang mengalami rem blong

Kecelakaan tersebut turut meninggalkan duka mendalam bagi banyak pihak, termasuk bagi Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, Dr. Lia Istifhama, M.E.I  yang lebih dikenal dengan panggilan Ning Lia.

Senator asal Jawa Timur ini mengungkapkan rasa belasungkawa yang mendalam atas insiden tersebut dan menegaskan pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap operasional bus pariwisata.

Ia berharap agar seluruh instansi terkait, termasuk Kementerian Agama (Kemenag), Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Pendidikan (Dispendik), serta Dinas Pariwisata di seluruh Kabupaten/Kota, lebih proaktif dalam mengawasi kondisi armada bus yang mengangkut wisatawan maupun siswa.

Pernyataan ini disampaikan oleh Ning Lia saat melakukan kunjungan daerah pemilihan, yakni ke Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Timur, di Jalan Ahmad Yani, Surabaya, pada Jumat (10/1/2025). 

Dalam kesempatan tersebut, Ning Lia menyampaikan apresiasinya terhadap langkah-langkah preventif yang telah dilakukan oleh Dishub Jawa Timur di bawah Kepemimpinan Dr. Nyono yang pada pertengahan tahun 2024 lalu telah mengeluarkan surat imbauan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk mendorong melakukan ramp check atau pemeriksaan kendaraan.

Lia-Istifhama.jpg

Hal ini bertujuan untuk memastikan kondisi teknis kendaraan, khususnya rem, dalam keadaan baik sebelum beroperasi.

“Saya mengapresiasi inisiatif dari Dishub Jatim yang telah mengeluarkan surat imbauan untuk melakukan ramp check pada bus pariwisata. Ini adalah langkah proaktif yang sangat penting untuk mencegah kecelakaan. Saya berharap agar instansi terkait, seperti Kemenag, Dispendik, dan Dinas Pariwisata, bisa mendorong sekolah atau lembaga lainnya untuk memeriksa bus yang akan digunakan, demi keselamatan penumpang,” kata Ning Lia dengan tegas.

Sementara, Kepala Dishub Provinsi Jawa Timur, Nyono, mengungkapkan pengawasan terhadap bus pariwisata memang menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya, bus pariwisata yang tidak terjadwal (non-trayek) sering kali tidak berangkat dari terminal resmi, sehingga sulit untuk dipantau oleh petugas.

Oleh karena itu, Dishub Jatim mendorong pengelola bus pariwisata untuk melakukan pemeriksaan kendaraan di tingkat Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota setempat.

“Keberangkatan bus pariwisata yang tidak terpusat di terminal memang menyulitkan pengawasan. Oleh karena itu, kami mendorong pengelola bus pariwisata untuk melakukan ramp check di Dishub Kabupaten/Kota. Ini adalah langkah preventif yang sangat penting untuk mencegah kecelakaan,” kata Nyono.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dishub Jatim, angka kecelakaan lalu lintas di Jawa Timur pada periode Januari hingga Agustus 2024 tercatat mencapai 14.530 kasus. Dari jumlah tersebut, 1.097 orang dinyatakan meninggal dunia, sementara 762 orang mengalami luka parah dan 20.812 orang lainnya mengalami luka ringan. Total kerugian akibat kecelakaan ini diperkirakan mencapai Rp 19 miliar.

Jawa Timur menempati urutan kedua setelah Jawa Tengah dalam hal jumlah kecelakaan lalu lintas, yang angka kecelakaannya tercatat mencapai lebih dari 16.000 kasus. Sedangkan Polda Metro Jaya berada di urutan ketiga dengan sekitar 6.000 kasus.

Meskipun angka kecelakaan yang tinggi menunjukkan tantangan besar, Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk mengurangi angka kecelakaan melalui berbagai program, salah satunya adalah operasi keselamatan dan ketertiban (KESTIB).

Operasi ini melibatkan berbagai instansi, seperti Dishub, Kepolisian, Kejaksaan, Dinas Pendapatan, dan POM AD, serta dilakukan secara menyeluruh terhadap berbagai jenis kendaraan yang beroperasi di jalan.

Selain itu, Dishub Jatim juga rutin menggelar operasi ramp check kendaraan angkutan umum, khususnya bus pariwisata, di terminal-terminal Tipe B dan lokasi-lokasi pemberangkatan wisata. Hal ini diharapkan dapat memastikan kondisi kendaraan angkutan penumpang tetap terjaga agar keselamatan penumpang tetap menjadi prioritas.

Melihat kondisi ini, Ning Lia berharap agar ke depannya lebih banyak langkah preventif yang dapat diambil oleh semua pihak. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pengelola transportasi, dan masyarakat untuk memastikan bahwa keselamatan di jalan raya menjadi prioritas utama.

"Kita harus saling bekerja sama untuk mencegah tragedi serupa terulang. Masyarakat, pemerintah daerah, dan pengelola transportasi harus bekerja bersama-sama untuk memastikan bahwa bus pariwisata dan angkutan umum lainnya dalam kondisi yang layak jalan dan aman digunakan. Ini adalah tanggung jawab bersama," kata Lia Istifhama. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.