Pagar Laut Misterius 30 Km di Pesisir Tangerang Ganggu Nelayan Cari Ikan, Ini Penampakan dari Udara
GH News January 11, 2025 02:04 AM

Kemunculan pagar misterius puluhan kilometer (Km)di pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, tengah menjadi perbincangan publik.

Pagar berbahan dasar bambu atau cerucuk dan paranet serta pemberat karung pasir tersebut membentang sekira 30,16 Km dari pesisir Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Banten hingga pesisir Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten.

Pantauan Tribunnews, pada Jumat (10/1/2025), pagar yang dipasang memanjang tersebut berada sekira 1 Km dari daratan Desa Kronjo.

Pagar itu terbuat dari ratusan lebih bambu berukuran besar yang dipasang sejajar.

Belum diketahui siapa yang memasang pagar di tengah laut tersebut.

Adapun jajaran bambu tersebut seperti dipasang sebagai patok wilayah dikarenakan pemasangannya membentuk sebuah area.

Apabila dilihat dari dekat, bagian atas terdiri dari beberapa barisbaris bambu itu ada yang dibuat membentuk jalan, sehingga bisa dipijak oleh seseorang yang ingin berjalan di atasnya.

Surwan, warga sekitar yang tinggal di kawasan wisata Mangrove Desa Konjo, mengatakan pagar laut di wilayahnya itu dipasang sejak dua hingga tiga bulan lalu.

Tak ada yang tahu secara pasti kapan pagar di pesisit laut Tangerang itu dibuat. 

Surwan hanya menyebut, pagar yang disebut oleh warga sekitar dengan sebutan "cerucuk" itu digarap pada malam hari.

Gambar dari udara pagar laut misterius sepanjang 30,16 Kilometer di pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (9/1/2025). (Kompas Tv)

Ia juga menyampaikan, warga sekitar tidak dilibatkan dalam hal pembangunan deretan pagar di tengah laut itu.

"Dipasangnya malam. Jadi, nelayan yang melaut dari sehari sebelumnya itu, pas pulang ada yang menabrak pagar itu, karena belum tahu di situ ada pagar," kata Surwan, kepada Tribunnews, Jumat.

Surwan, yang dikenal sebagai ulama setempat itu mengatakan, keberadaan pagar di tengah laut itu mengganggu aktivitas para nelayan yang melaut.

Katanya, setelah adanya pagar tersebut, pergerakan nelayannelayan Kronjo terganggu karena tidak bisa melajukan kapalnya secara bebas seperti sebelum pagarpagar itu dipasang.

Pasalnya, pagarpagar tersebut dipasang melintang dan hanya menyisakan sebuah jalur lurus seperti gang untuk kapalkapal bisa lewat.

"Masalahnya, pagarpagar itu mengharuskan kapalkapal nelayan maju lebih jauh untuk bisa sampai ke jalur yang bisa dilintasi. Itu kan makan solar lebih banyak," jelasnya.

Bahkan, katanya, sebagian nelayan yang merasa kesal harus melaut lebih jauh mau tidak mau menabrak pagarpagar itu menggunakan kapal yang mereka tumpangi.

Protes pembangunan pagar di tengah aut itu juga disampaikan warga lainnya yang berprofesi sebagai nelayan, yakni Heru.

Pagar laut misterius yang berada di pesisir Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (10/1/2025). Pagar tersebut adalah bagian dari pagar laut sepanjang 30,16 Kilometer di perairan Tangerang. (Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami)

Heru mengatakan, nelayan yang menggunakan kapal kecil pasti mencari ikan di sekitar tempat pagar itu dipasang.

Hal itu lantaran hanya kapalkapal besar yang mampu mencari ikan hingga ke tengah laut yang lebih jauh.

Apalagi area dibangunnya pagarpagar tersebut terkenal sebagai salah satu spot terbaik untuk mencari ikan. Jenisjenis ikan yang ada di sekitar perairan itu, di antaranya ikan kakap, ikan barakuda, dan ikan kerapu.

Alhasil, situasi yang ada mengganggu aktivitas mencari ikan yang dilakukan para nelayan. 

"Beberapa alat pancing saya, khusus untuk ikan, ada yang enggak bisa terpakai karena pasti nyangkut di bambubambu itu karena terbawa ombak," ungkap Heru, saat ditemui.

Karena hal tersebut, kata Heru, yang masih memungkinkan dilakukannya adalah mencari kerang hijau lantaran menggunakan alat pancing yang berbeda.

Nelayan bernama Heru menyampaikan tentang pagar laut misterius di pesisir Tangerang, saat ditemui di Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (10/1/2025). (Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami)

Sementara itu, Heru, menjelaskan awal dia menyadari adanya pembangunan pagar di tengah laut Kabupaten Tangerang itu.

Menurutnya, sekitar 2 hingga 3 bulan yang lalu sekira lima truk berukuran besar membawa bambubambu untuk diletakkan di pesisir Pulau Cangkir, Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten.

Selain itu, katanya, ada juga beberapa pekerja yang bertugas menurunkan bambubambu tersebut dari truktruk, membawanya ke tengah laut menggunakan perahu, hingga memasangnya membentuk pagar.

"Saya sempat tanya ke pekerjapekerja itu, 'ini untuk apa?'. Kata mereka untuk buat pagar di tengah laut," jelasnya.

Mendengar hal tersebut, Heru, mengaku aneh membayangkan pagar akan dipasang di tengah laut. Hal itu dikarenakan, menurutnya, kawasan tersebut milik rakyat.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.