Reyog Ponorogo Bisa Jadi Pesona Baru Wisata Pasca Ditetapkan sebagai WBTB
GH News January 11, 2025 06:06 PM

TIMESINDONESIA, JAKARTAPasca penetapan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) dari UNESCO, Reyog Ponorogo memiliki potensi yang positif dalam menarik kunjungan turis lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke kota tersebut.

Dalam acara syukuran penetapan pertunjukan kesenian tradisional itu sebagai salah satu WBTB UNESCO  yang digelar di Jakarta, Sabtu (11/1/2025), Sekretaris Kementerian Koordinator (Sesmenko) Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, momentum ini harus bisa dimanfaatkan dengan sangat baik yang dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian melalui elemen pariwisata.

“Dengan memanfaatkan seni budaya Reyog Ponorogo ini sebagai satu potensi tidak hanya dari sisi budaya, tapi juga bagaimana memanfaatkan ini menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi Ponorogo,” kata Susiwijono Moegiarso.

Untuk bisa menarik perhatian masyarakat Indonesia dan juga mancanegara, pihaknya tengah mempersiapkan berbagai infrastruktur yang dapat menunjang industri pariwisata itu dapat diminati masyarakat.

Persiapan yang sudah dilangsungkan sejak lama ini, meliputi pembangunan monumen Reyog Ponorogo dan juga Museum Peradaban yang nantinya banyak menarik turis lokal dan juga mancanegara.

Monumen Reyog Ponorogo ini diklaim bakal memiliki 26 lantai dengan ketinggian mencapai 126 meter dan digadang menjadi yang lebih tinggi dibandingkan dengan monumen Garuda Wisnu Kencana yang ada di Bali.

Hingga saat ini, pembangunan monumen yang terletak di atas lahan aset daerah setempat di Gunung Gamping, Desa Sampu, Kabupaten Ponorogo dan menelan anggaran sebesar Rp76,6 miliar itu sudah mencapai 95 persen.

Pada tahun ini, baik monumen dan juga museum ditargetkan harus rampung dan sudah mulai bisa dioperasikan pada tahun 2025. Sehingga, kebijakan pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi delapan persen dan salah satu yang dapat memberikan kontribusinya itu adalah pariwisata, bisa tercapai.

“Ini bagian dari kebijakan pemerintah bahwa Presiden memberi arahan pertumbuhan 8 persen, salah satunya dari sektor turisme, khususnya destinasi wisata yang berbasis seni budaya Reyog ini,” ujar dia.

Oleh karena itu, kerja sama atau kolaborasi dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk menyukseskan Ponorogo menjadi kota wisata baru di Indonesia bisa dicapai dengan mudah dan cepat.

“Selain pembiayaan, nanti kita akan didampingi dengan program-program dari Kementerian Pariwisata karena akan menjadikan ini sebagai satu destinasi wisata,” tutur Susiwijono.

Syukuran Penetapan Reyog Ponorogo sebagai WBTB 

Sebanyak 40 komunitas menampilkan atraksi Reyog Ponorogo dalam acara syukuran penetapan pertunjukan kesenian tradisional itu sebagai salah satu warisan budaya takbenda UNESCO.

Susiwijono Moegiarso mengatakan bahwa masuknya Reyog Ponorogo dalam daftar WBTB UNESCO tidak lepas dari perjuangan masyarakat Ponorogo di Jawa Timur.

"Syukur alhamdulillah, (berkat) perjuangan seluruh masyarakat dan komponen pegiat seni budaya, Reyog Ponorogo secara resmi ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda dari UNESCO. Ini kita betul-betul bersyukur," katanya.

Dia menyampaikan bahwa perjuangan masyarakat Ponorogo dalam mengupayakan pertunjukan Reyog dari daerah mereka menjadi bagian warisan budaya takbenda UNESCO tidak mudah.

"Sebenarnya sudah dari sejak tahun-tahun yang lalu (diperjuangkan) supaya Reyog Ponorogo diakui oleh UNESCO. Namun, berbagai upaya ternyata memang masih perlu proses cukup panjang, bahkan yang sedianya harusnya dua tahun yang lalu, tiba-tiba ke geser dan baru ditetapkan di Desember 2024 kemarin," katanya.

Reyog Ponorogo diputuskan masuk dalam daftar warisan budaya tak benda UNESCO dalam sidang ke-19 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paraguay pada 3 Desember 2024.

Susiwijono berharap masuknya Reyog Ponorogo dalam daftar warisan budaya takbenda dunia dapat diikuti dengan peningkatan upaya pelestarian kesenian tradisional tersebut.

Harapannya, kaum muda selanjutnya lebih terlibat dalam upaya pelestarian Reyog Ponorogo.

Sebagai bagian dari upaya pelestarian, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengemukakan rencana untuk membangun monumen Reyog Ponorogo.

Pemerintah daerah berencana menjadikan monumen tersebut sebagai sarana edukasi dan wisata. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.