Tinjau Dapur Program Makan Bergizi Gratis, Qodari: Bersih, Bergizi, Rasa Tidak Kalah dari Restoran
GH News January 11, 2025 08:04 PM

Wakil Kepala Staf Kepresidenan M Qodari meninjau unit pengolah program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur pada Jumat (10/1/2025).

Unit SPPG Pulogebang ini menyiapkan 3.496 porsi untuk didistribusikan di 13 sekolah dan 7 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang ada di wilayah Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.

M Qodari dan rombongan tiba di lokasi jam 09.00 WIB dan disambut tim dari SPPG. Di dalam unit SPPG Pulogebang, M. Qodari melihat langsung ruang penyimpanan bahan baku, dapur, ruang pengemasan, ruang penyimpanan makanan sebelum didistribusi hingga ruang untuk mencuci alat makan (ompreng). 

Sejumlah pekerja juga terlihat mengemas makanan yang sudah dimasak dan dimasukkan ke boks khusus. 

Menurut Qodari, kehadirannya ke lokasi dapur SPPG sebagai tindak lanjut dari kunjungan program Makan Bergizi Gratis (MBG) beberapa waktu lalu di SDN Pulogebang 06 dan 07, Cakung, Jakarta Timur.

Dia terkesan dan mengapresiasi suasana dan kualitas dapur SPPG yang bersih, rapi dan dilengkapi peralatan modern.

Untuk menjaga kebersihan, sebelum masuk ke dalam ruangan, semua orang diwajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), yang meliputi penutup kepala dan masker. 

”Alhamdulillah kita lihat dapurnya bagus, bersih, alatalatnya modern, SOPnya kelihatan,” kata Qodari, dalam keterangan pers, dikutip Sabtu (11/1/2025).

Pada kesempatan itu, Qodari juga mencicipi salah satu menu program Makan Bergizi Gratis, yaitu ikan dori yang dinilainya memiliki rasa Istimewa. 

“Ikan dori ikannya bagus, ikannya segar, lembut, karena memang ikan dori itu cirinya adalah lembut, tapi dari segi rasa tidak kalah dengan restoran,” ujar Qodari.

"Hal ini menunjukkan bahwa makanan yang diproduksi di SPPG tidak hanya bergizi, namun juga lezat sehingga diharapkan dapat dikonsumsi habis oleh anakanak," imbuhnya.

Qodari juga mendapatkan laporan terhadap food waste, dimana masih ada sebagian kecil siswa yang tidak menghabiskan makanan. 

"Data tersebut akan menjadi acuan untuk mengevaluasi dan menyesuaikan menu MBG agar lebih disukai anakanak," ujar Qodari.

Qodari juga menyoroti inisiatif SPPG yang sedang merancang food waste atau sisa makanan dimanfaatkan sebagai limbah organik dalam budidaya maggot untuk kebutuhan pakan ikan. 

“Maggot itu adalah bahan larva yang akan jadi pakan dari ikan dan seterusnya. Jadi food waste nya pun juga akan dioptimalkan untuk kegiatan ekonomi,” ungkap M Qodari.

Ia mengakui, Program MBG masih di tahap awal dan meminta masyarakat untuk bersabar. Ia juga menekankan pentingnya meningkatkan skala program untuk mencapai target yang lebih besar di tahun 2025 hingga tahun 2029.

Selain mengecek kualitas makanan, Qodari juga mengusulkan sistem penilaian berupa rating untuk setiap dapur SPPG, rating tersebut bisa menggunakan skala 15 yang paling tinggi.

Dengan adanya evaluasi sistematis, inovasi pengelolaan limbah, dan penyesuaian terhadap selera lokal usai kunjungan ke dapur SPPG, diharapkan Program MBG dapat semakin mengalami penyempurnaan sebagai langkah nyata meningkatkan gizi anakanak nasional.

“Intinya nanti kan bisa ada penilaian, bisa ada skor dari masingmasing SPPG, kalau sudah 5 ya berarti itulah standar yang diharapkan,” tandasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.