Bapanas Ungkap Harga Cabai Melonjak Akibat Banjir dan Curah Hujan Tinggi
kumparanBISNIS January 11, 2025 11:40 PM
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkap penyebab harga bahan pokok (bapok) utamanya cabai rawit merah tinggi adalah terjadinya banjir dan curah hujan yang sangat tinggi.
Deputi Deputi I Bidang Ketersediaan Dan Stabilisasi Pangan, I Gusti Ketut Astawa, menyebut beberapa sentra di Sulawesi, Jawa Timur, Jawa Barat diterjang banjir dan longsor sehingga terjadi gagal panen.
“Hal ini disebabkan oleh beberapa daerah sentra, di Wajo, kemudian di daerah Sulawesi lah, kemudian daerah Jawa Timur, kemudian di beberapa sentra di Jawa Tengah itu mengalami banjir. Sukabumi juga banjir, longsor dan lain sebagainya. Itu menyebabkan kegagalan panen, artinya rusak dan lain sebagainya,” jelas Ketut kepada kumparan, Rabu (8/1).
Selain banjir dan longsor, Ia juga mengungkap curah hujan yang tinggi menyebabkan proses pemetikan cabai menjadi libur. Hal inilah yang menjadikan pasokan cabai berkurang.
“Kedua juga ada curah hujan yang tinggi. Curah hujan yang tinggi dirasakan di seluruh wilayah, sehingga dengan curah hujan yang tinggi ini, maka petik cabainya itu biasanya tidak berani, libur,” ujarnya.
Dia menilai naiknya harga cabai ini sebagai kompensasi karena beberapa bulan lalu harganya di petani sempat di bawah Rp 15.000 per kg. Namun dengan adanya banjir, longsor dan curah hujan tinggi sampai keberadaan hama, produktivitas cabai menjadi berkurang yang menyebabkan naiknya harga.
“Ada banjir, ada tanah longsor, kemudian angin kencang, dan ada juga hama-hama yang mengganggu pohon cabai, sehingga baik dari sisi produksi, jumlahnya maupun produktivitasnya mengalami penurunan,” tutur Ketut.
Mengatasi hal tersebut, Ketut akan mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) dengan petani cabai untuk memetakan mana daerah yang memiliki surplus cabai dan mana daerah yang stoknya pas-pasan.
Setelah dipetakan Bapanas akan memfasilitasi distribusi cabai dari daerah yang surplus ke Jakarta agar harga cabai kembali normal.
“Langkah selanjutnya adalah memberikan fasilitasi distribusi cabai dari daerah surplus ke Jakarta. Kita upayakan dengan demikian harga cabai di Jakarta akan berangsur-angsur mengalami penurunan walaupun secara prinsip semua sentra wilayah pada saat ini mengalami kenaikan sebenarnya,” ungkap Ketut lebih lanjut.
Meski begitu, Ketut menegaskan kondisi stok bapok secara nasional masih relatif aman walau ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan.
“Secara prinsip kondisi stok secara nasional itu relatif baik. Namun memang ada beberapa komunitas, terutama cabai rawit merah itu relatif tinggi, sampai Rp 130 ribu per kilogram,” katanya.